Riwayat Sarinah, Mal Kebanggaan Soekarno Sebelum Terbakar

Sebelum menjamur seperti sekarang ini, dahulu pusat perbelanjaan di Indonesia hanya ada satu, Sarinah.

oleh Azwar Anas diperbarui 15 Okt 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 13:30 WIB
Riwayat Sarinah, Mal Kebanggaan Soekarno Sebelum Terbakar
Sebelum menjamur seperti sekarang ini, dahulu pusat perbelanjaan di Indonesia hanya ada satu, Sarinah.

Citizen6, Jakarta Sebelum menjamur seperti sekarang ini, dahulu pusat perbelanjaan di Indonesia hanya ada satu, Sarinah. Pusat perbelanjaan yang namanya terdengar seperti nama orang dari kalangan rakyat kecil. Memang iya.

Sarinah adalah pusat perbelanjaan yang dibangun Presiden Soekarno sejak 1963 dan diresmikan pada 15 Agustus 1966. Telat satu tahun dari keinginan Soekarno untuk meresmikannya pada Hari Ibu, 22 Desember 1965, lantaran kondisi perpolitikan yang sedang karut marut pada waktu itu.

Sebelum menjamur seperti sekarang ini, dahulu pusat perbelanjaan di Indonesia hanya ada satu, Sarinah.

Nama Sarinah, diambil dari nama pembantu sekaligus pengasuh Soekarno saat kecil. Kecintaan Soekarno dan rasa hormat yang tinggi terhadap Sarinah diwujudkan dengan menamai pusat perbelanjaan sesuai dengan nama pengasuhnya itu.

Membangun Sarinah, sebanarnya cukup kontroversial. Presiden Soekarno sempat dituduh menerima megaproyek asing dari berbagai pihak. Soekarno dengan gaya orasi berapi-api menyangkal begini, “Janganlah ada satu manusia yang mengira bahwa Sarinah adalah proyek Lux. Sama sekali tidak".

Dalam pidato peresmiannya Sarinah, Soekarno menuturkan keinginannya untuk memfasilitasi kebutuhan berbelanja sehari-hari bagi rakyat kecil. Sarinah, dimaksudkna Soekarno sebagai pusat perbelanjaan yang menyediakan barang-barang dengan harga yang murah namun bermutu bagus. 

Sebelum menjamur seperti sekarang ini, dahulu pusat perbelanjaan di Indonesia hanya ada satu, Sarinah.

Filosofi Soekarno pun sederhana, ia bercermin dari pengasuhnya itu. “Sarinah telah mengajari saya, mendidik saya untuk mengerti bahwa segala sesuati di negeri ini tergantung rakyat kecil,” tegasnya menjelaskan latar belakang membangun Sarinah.

Zaman terus berkembang, berubah menurut generasi masing-masing. Sekarang ini, Sarinah tak ada beda dengan pusat-pusat perbelanjaan yang lain. Sarinah kini berkonsep square yang menjadi pusat ritel dan kawasan mewah di Jalan Thamrin. Tidak tahu, apakah masih sesuai dan sejalan dengan apa yang dicita-citakan Soekarno. Yang pasti, Kamis, 15/10/2015 Sarinah dilahap si Jago merah. Kebakaran terjadi di pusat karaoke lantai 14. (war)

*Foto: dari berbagai sumber

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya