Kisah Perjuangan Bayi dengan Otak di Luar Tengkorak

Bayi malang ini mengidap penyakit langka yang membuat otaknya tumbuh di luar tengkorak. Simak perjuangannya di sini

oleh Sulung Lahitani diperbarui 15 Jun 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 14:30 WIB
Kisah Perjuangan Bayi dengan Otak di Luar Tengkorak
Bayi malang ini mengidap penyakit langka yang membuat otaknya tumbuh di luar tengkorak. Simak perjuangannya di sini

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak berusia empat tahun lahir dengan bagian otak yang tumbuh dan berkembang di luar tengkoraknya. Kedua orang tua si bayi, Sharlotte dan Jim diberitahu untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk. Hasil scan saat si bayi berusia 20 minggu mengungkapkan bayi bernama Isabella itu memiliki cacat lahir langka bernama encephalocele.

Encphalocele merupakan cacat lahir yang menyebabkan bagian dari otak berkembang melalui sebuah lubang di bagian belakang tengkorak. Isabelle akhirnya lahir melalui operasi caesar. Sedangkan operasi penyelamatan tengkoraknya dilakukan ketika ia baru berusia tiga hari.

"Aborsi tidak pernah menjadi pilihan bagi kami. Bahkan jika aku hanya bisa menghabiskan waktu beberapa menit dengan gadis kecilku, itu sudah cukup," tutur Sharlotte.

Pasangan ini bahkan telah menelepon rumah duka sebelum operasi penyelamatan dilakukan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk. Mereka pun membawa bayi mungil mereka ke rumah sakit spesialis yang jaraknya sejauh delapan jam perjalanan dari rumah mereka.

- 

Encephalocele merupakan penonjolan seperti kantung otak dan selaput yang menutupi itu melalui sebuah lubang di tengkorak. Kondisi ini terjadi ketika tabung saraf yang membentuk otak dan sumsum tulang belakang, tidak menutup sepenuhnya selama tahap awal kehamilan. Hal ini memengaruhi 1 dari 10.000 bayi yang lahir di Amerika Serikat tiap tahun.

Operasi pun dilakukan. Selama tiga hari, para dokter berusaha melakukan sesuatu bagi Isabella. Dan menakjubkan, mereka berhasil menghilangkan kantung di kepala bocah itu serta memasukkan sebagian kecil dari otaknya kembali ke dalam tengkorak.

"Meski kami tidak tahu apakah Isabella akan memiliki kesulitan belajar di masa depan, kami merasa beruntung gadis kecil kami masih hidup," ungkap Sharlotte seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (15/06/2016).

- 

Kisah Isabelle berjalan bahagia. Setelah 13 hari dirawat, Isabelle diperbolehkan kembali ke rumahnya. Walau awalnya pasangan itu cemas dengan masa depan anak mereka, namun Isabelle ternyata menunjukkan kemajuan luar biasa.

Pada usia sembilan bulan, ia mampu duduk sendiri. Di usia 18 bulan, Isabelle telah mampu berjalan sendiri. Begitupun kemampuan berbicara Isabelle. Walau agak terlambat, akhirnya Isabelle bisa berbicara satu kalimat penuh pada usia tiga tahun. Meski operasi masih dilakukan untuk memperbaiki masalah penglihatan, orang tua Isabelle merasa bahagia.

"Kami merasa diberkati memiliki gadis kecil kami yang cantik. Dia adalah pejuang sejati. Dia melewati lebih dari yang kebanyakan orang lalui seumur hidup mereka."

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya