Adrian Maulana: Selagi Muda Jangan Takut Berinvestasi

Adrian Maulana membagi tips untuk berinvestasi untuk mahasiswa.

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 03 Des 2016, 13:14 WIB
Diterbitkan 03 Des 2016, 13:14 WIB
Adrian Maulana
Adrian Maulana bersyukur bisa memiliki waktu tidur yang teratur Semenjak dirinya menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan aset manajemen

Liputan6.com, Jakarta Nama Adrian Maulana mulai dikenal di dunia entertainment setelah ajang pemilihan Abang None Jakarta tahun 1992. Sejak itu, pria lulusan Teknik Mesin Universitas Trisakti ini mulai sering tampil dibeberapa judul sinetron dan layar lebar.

Sukses berkarir di dunia hiburan, Adrian Maulana mulai menekuni bisnis. Kini, ia tak hanya dikenal sebagai pesohor dunia entertainment. Namun juga sebagai konsultan perencanaan keuangan.

Ditemui Liputan6.com di SCTV Tower, lantai 19, Jakarta Selatan dalam acara Financial Education Class, Adrian Maulana mengisahkan bagaimana awal mula ketertarikannya terhadap dunia investasi.

Sejak kapan Anda menggeluti investasi, khususnya reksa dana?

Awalnya pada tahun 2006 saya mulai mengikuti investasi, dan setelah dilihat sekitar dua tahun, perkembangannya sangat baik dan akhirnya saya memutuskan untuk mulai mendalami dunia investasi.

Sejak tahun 2008 saya mulai otodidak membaca buku-buku dan mengikuti seminar-seminar terkait investasi pasar modal. Kemudian saya memberanikan diri untuk mengikuti ujian-ujian di pasar modal Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 2011 saya punya lisensi wakil manajer investasi.

Alhamdulillah, sampai dengan saat ini saya dikatakan satu-satunya publik figur di Indonesia yang memiliki gelar atau lisensi seperti itu.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan bidang tersebut?

Mungkin orang menganggap pekerjaan sebagai artis adalah pekerjaan yang enak, namun tidak dapat dipungkiri ada pula hal yang tidak mengenakkan. Hidup di industri hiburan khususnya, jangan membuat kita terlena.

Kita harus bisa mendorong diri kita untuk menjadi orang yang kaya, karena dalam hidup ini setidaknya kita harus kaya dalam dua hal.
Yang pertama kita punya kebutuhan, kebutuhan baik saat ini maupun kebutuhan saat mendatang.

Contohnya seperti saya, saya punya dua orang anak perempuan, dan kebutuhan yang harus saya penuhi tidak hanya makan, tempat tinggal, pakaian, tapi juga liburan, dan sebagainya. Namun ke depannya juga saat mereka ingin menikah, saya pun juga harus memiliki perencanannya. Selain kebutuhan, kita tentunya ada keinginan seperti beli handphone baru, mobil baru, atau apapun.

Adrian Maulana saat berbicara dalam acara Financial Education Class di SCTV Tower. Foto: Feny Sasmitha/Campus CJ

Kemudian ada hal yang membuat saya berpikir dan membandingkan, di antara karyawan, wiraswastawan, pengusaha dan investor siapa yang lebih kaya? Setelah saya membaca buku Robert Kiyosaki yang berjudul The Cashflow Quadrant. Yang saya dapatkan dari buku tersebut adalah jika ingin sukses, saya harus berada di kuadran sebelah kanan, yakni menjadi pengusaha ataupun investor.

Inflasi atau yang sering disebut peningkatan harga-harga dari beragam sektor seperti properti, pendidikan dan kesehatan, tentunya tidak bisa kita hindari. Hal itulah yang membuat saya memikirkan perencanaan keuangan jangka panjang dan kemudian saya tertarik untuk terjun di dunia investasi.

Dan sejak saya mengenal dunia investasi, mengubah cara pandai saya terhadap uang, mengubah gaya hidup saya, sehingga saya mulai menghargai uang. Simak kelanjutan wawancara dengan Adrian Maulana dengan mengeklik tautan berkut ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Kerja Kantoran, Dian Sastro Pernah Diremehkan. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

Penulis

Lydia Viera Arumdhita - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya