Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini warga Purworejo digegerkan dengan kemunculan kerajaan baru yang menyebutnya dengan Kerajaan Agung Sejagad. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang pria bernama Totok Santosa Hadiningrat. Totok didampingi istrinya yang bernama Dyah Gitarja.
Baca Juga
Advertisement
Kerajaan ini mengklaim memiliki sekitar 450 orang pengikut. Oleh para pengikutnya tersebut, Totok dipanggil dengan sebutan Sinuhun sementara istrinya dipanggil Kanjeng Ratu.
Pada Minggu (12/1/2020) , Totok melakukan deklarasi di sebuah bangunan 'keraton' di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Dalam pidatonya tersebut, sang raja bercerita mengenai runtuhnya kerajaan Majapahit.
Dari foto-foto yang beredar luas di media sosial, terlihat banyak pengawal berpakaian seperti perwira militer mendampingi Sinuhun dan Kanjeng Ratu di setiap kesempatan. Seperti kerajaan pada umumnya, bangunan keraton kerajaan tersebut memiliki singgasana yang bernuansa emas, merah, dan putih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tarik iuran pada masing-masing anggota
Pada tahun 2016-2017, Totok dikatakan membentuk organisasi bernama Jogja Development Committee (Jogja DEC) yang menjanjikan kepada anggotanya akan mendapatkan uang 100-200 dolar Amerika per bulan. Belakangan ini banyak anggota Jogja DEC keluar lantaran hanya mendapat janji kosong.
Lalu di Kerajaan Keraton Agung Sejagad ini, Totok mewajibkan anggotanya membayar uang seragam Rp 3 juta. Tak hanya itu, setiap kerajaan melakukan kegiatan, tiap anggota juga ditarik iuran dengan iming-iming akan mendapat gantinya ketika dana dari bank dunia cair. Disinyalir, pengikut kerajaan Totok berasal dari sebagian anggota Jogja DEC yang masih setia.
Advertisement
Klaim miliki daerah kekuasaan seluruh negara di dunia
Tak tanggung-tanggung, Totok mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh negara di dunia. Dirinya juga mengatakan bahwa Keraton Agung Sejadad memiliki perlengkapan yang dibuat di Eropa.
"Keraton Agung Sejagat memiliki alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen dunia yaitu United Nation (UN). Keraton Agung Sejagat memiliki International Court of Justice dan Defense Council. Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan milik Amerika," jelasnya.
Resahkan Warga
Tentu saja kehadiran kerajaan ini meresahkan warga setempat. Namun penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat, menegaskan bahwa kerajaan ini bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.
Dia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.
Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit, dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.
Joyodiningrat menyampaikan dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II, dan kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Advertisement