Liputan6.com, Jakarta - Berbicara tentang warna, setiap orang memiliki warna kesukaannya masing-masing. Dari berbagai jenis warna yang ada di dunia ini, ternyata warna favorit setiap orang itu tidak selalu konstan dan kerap kali berubah-ubah. Namun, yang manakah di antara warna-warna ini yang secara statistik merupakan warna paling populer dan disukai di seluruh dunia?
Mengutip Live Science (29/12/2022), survei di 2015 yang dilakukan oleh YouGov menemukan bahwa biru merupakan warna paling populer di seluruh dunia.
Baca Juga
Setelah itu, The Independent melaporkan pada tahun 2017, muncul survei lain yang dilakukan terhadap 30.000 orang di 100 negara. Survei 2017 tersebut mengungkapkan, warna teal gelap menjadi warna yang paling populer. Melihat kedua contoh studi tersebut tampak jawaban survei bervariasi sesuai dengan tahun, metode survei, dan populasi yang dijadikan sampel.
Advertisement
Jadi, preferensi warna sangat dipengaruhi oleh budaya suatu daerah. Hal ini dibuktikan oleh studi di 2019 dalam jurnal Perception, yang membandingkan warna favorit orang-orang dalam budaya Polandia, Papua, dan Hadza (kelompok hunter-gatherer yang tinggal di Tanzania). Hasilnya, warna-warna yang mereka sukai sangat berbeda berdasarkan budaya-budayanya.
Bahkan dalam budaya yang sama, pengalaman hidup dan sosialisasi mampu membentuk preferensi warna. Misalnya, dalam budaya Barat modern, warna biru secara tradisional diasosiakan dengan anak laki-laki, sedangkan warna merah muda dianggap sebagai "warna anak perempuan".
Hal ini tidak mengherankan, sebab berdasarkan studi di 2013 dalam jurnal Archives of Sexual Behavior yang meneliti 749 orang tua Amerika menemukan, pria cenderung lebih menyukai biru. Sementara itu, wanita cenderung menyukai warna merah, ungu, dan merah muda.
Isu ini pun kemudian menimbulkan kesenjangan gender terhadap keluarga yang hanya memiliki anak laki-laki, seperti misalnya pria yang hanya memiliki anak laki-laki lebih menyukai biru daripada pria yang memiliki anak perempuan.
Â
Kategorisasi Warna Cenderung Universal
Di samping masalah warna apa yang paling populer yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, persepsi dan kategorisasi warna tampak lebih universal. Para peneliti dengan World Color Suvrey pada tahun 1970-an melakukan survei yang sangat luas tentang istilah warna dalam 110 bahasa yang tidak tertulis di seluruh dunia.
Tujuannya adalah untuk menguji hipotesis yang diartikulasikan oleh ahli bahasa Amerika, Benjamin Lee Whorf di MIT Technology Review di 1940. Ia mengungkapkan bahwa kita membedah alam di sepanjang garis yang ditetapkan oleh bahasa ibu kita.
Bahasa bukan hanya perangkat pelaporan untuk pengalaman, tetapi juga kerangka kerja yang menentukan hal tersebut. Jadi, dengan kata lain, bahasa membentuk persepsi realitas.
Â
Advertisement
Cara Setiap Budaya Bahasa Menamakan Sebuah Warna
Studi di 1970 tersebut kemudian menemukan, orang cenderung menamakan sebuah warna dengan cara yang sama. Misalnya, jika kita menunjukkan kepada orang-orang warna yang berbeda dalam bahasa Inggris yang tergolong dekat dengan "blue", kemungkinan besar dalam bahasa Tagalog, Turki atau Tajik, warna yang sama akan ditermejahkan secara kasar dari istilah "blue".
Di seluruh budaya, penutur cenderung menempatkan batas antara warna-warna dasar, seperti merah, kuning, biru, dan hijau di tempat yang kurang lebih sama. Jadi, titik tersebut adalah ketika biru meluntur menjadi hijau atau kuning menjadi jingga, memiliki batas yang sama di setiap budaya.
Â
Biru Menjadi Warna yang Paling Jarang Ditemukan di Alam
Warna biru mewakili warna langit dan laut. Sering kali warna ini juga dikaitkan dengan ruang terbuka, kebebasan, intuisi, imajinasi, inspirasi, dan sensitivitas. Biru juga mewakili makna kedalaman, kepercayaan, kesetiaan, ketulusan, kebijakan, dan kecerdasan.
Namun, meskipun biru merupakan warna yang mendominasi langit dan laut, ternyata warna ini termasuk jarang ditemukan di alam sekitar. Sebab, setiap objek yang menampilkan warna menyerap sebagian cahaya putih yang jatuh ke atasnya, lalu memantulkan cahaya untuk menampilkan warna.
Melansir situs Live Science (29/12/2022), seperti saat kita melihat bunga biru, hal tersebut karena mereka menyerap bagian merah dari spektrum. Jadi, bunga tampak biru karena warna itu adalah bagian dari spektrum yang ditolak oleh bunga.
Advertisement