Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seseorang yang bisa menyenangkan orang-orang di sekitar memang hal yang baik. Anda mungkin menganggap orang-orang yang selalu berkata "ya" terhadap segala hal, seperti menawarkan bantuan, sebagai orang yang ramah, baik hati, dan peduli. Meskipun itu bisa benar, hati-hatilah jika kondisi ini membuat Anda menjadi seorang people pleaser.
Apalagi jika sebenarnya Anda ingin mengatakan "tidak," namun yang keluar justru "iya," sehingga teman-teman Anda tidak tahu apa yang sebenarnya Anda rasakan.
Seorang people pleaser adalah individu yang cenderung menempatkan keinginan dan kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan dan keinginan diri mereka sendiri. Sayangnya, ketidakmampuan untuk mengatakan "tidak" bisa berdampak buruk, termasuk pada kesehatan mental Anda, seperti perasaan tidak cukup baik, kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, rendah diri, stres, dan kecemasan. Selain itu, Anda juga bisa lebih rentan dimanfaatkan orang lain, memiliki ketakutan akan penolakan atau kegagalan, bahkan kehilangan identitas diri.
Advertisement
Apakah Anda sering berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki sifat people pleaser, atau bahkan mungkin Anda sendiri yang mengalaminya? Jika iya, sangat penting untuk menyadari dampak negatif yang bisa timbul. Salah satunya adalah kerusakan kepercayaan orang-orang di sekitar Anda.
Dilansir dari YourTango, pada Rabu (29/1/2025), meskipun seseorang terlihat baik, ketidakkonsistenan antara niat dan tindakan mereka bisa mengarah pada rusaknya kepercayaan, bahkan merusak hubungan.
Oleh karena itu, terkadang Anda perlu berhati-hati dalam mempercayai ucapan atau pertemanan dari seorang people pleaser, dengan berbagai alasan. Namun, ini bukan berarti Anda harus membenci mereka, ya.
1. Setuju terhadap sesuatu padahal sebenarnya tidak
Salah satu kekurangan dari people pleaser adalah mereka tidak bisa mengatakan "tidak" saat berhadapan dengan pertemanan.
Nah, sayangnya hal ini tidak pernah diketahui secara pasti karena mereka pandai menutupi pikiran, perasaan, dan pendapat mereka yang sebenarnya. Namun, seringnya mereka sering memotong komunikasi dan percakapan dua arah.
Tidak hanya itu, Anda mungkin juga menemukan bahwa people pleaser suka tidak menindaklanjuti atau mengingkari persetujuan Anda. Hal inilah yang menyebabkan mereka sukar dipercaya.
2. Suka memberi bantuan, tetapi tidak punya cukup waktu
Namanya sebuah hubungan pertemanan jadi sangat wajar jika Anda meminta bantuan orang lain. Termasuk meminta salah satu bantuan teman yang seorang people pleaser. Namun sayangnya, karena suka mengiyakan bantuan orang lain, tanpa sadar mereka sendiri ternyata memiliki waktu yang tidak banyak.
Alhasil, janjinya bisa tiba-tiba dibatalkan atau bantuan yang diberikannya kurang maksimal. Tentu Anda akan sulit memercayainya kembali, kan?
Advertisement
3. Berusaha menyenangkan dan menjadi sekutu semua orang
Seorang people pleaser sangat membutuhkan validasi dari orang lain. Inilah yang membuat mereka selalu ingin terlihat baik dan terlibat dalam apapun, sehingga mereka juga ingin dapat menjadi sekutu bagi semua orang.Â
Namun sayangnya, akibat dari pandangan dan perilaku ini sebenarnya bisa membuat mereka tidak mungkin bertindak sebagai sekutu sejati dan tepercaya oleh siapa pun.
4. Menolak untuk mengakui kesulitan mereka sendiri
Walaupun sering membantu orang-orang, tapi kondisi ini bisa berbanding terbalik saat mereka sedang kesulitan atau terlibat masalah tertentu. Seperti misalnya, mereka amat kesulitan untuk meminta tolong atau mengakui keinginannya dalam membutuhkan bantuan orang lain.
Jadi, Anda sendiri tidak mengetahui kesulitan mereka. Akibatnya, mereka bisa jadi akan merasa atau bahkan menuduh Anda tidak memedulikan atau menghargai mereka.
5. Sering merasa bertanggungjawab atas perasaan Anda
Salah satu ciri dari people pleaser adalah mereka sering meminta maaf dan merasa bertanggungjawab terhadap atas suasana hati atau perasaan Anda. Khususnya perasaan negatif yang Anda rasakan, walaupun itu sebenarnya bukan salah mereka. Untuk apa pun yang salah, ini hanya membuat wacana dan diskusi yang bermakna menjadi semakin tidak jelas akhirnya.
6. Mengacaukan kepekaan dan empati
Para people pleaser percaya bahwa mereka memiliki kapasitas simpati bahkan empati yang cukup tinggi. Namun sayangnya, kepekaan ini justru berkaitan dengan kebutuhan yang kuat akan pengakuan, penghargaan, dan perhatian.
Akibatnya, Anda sulit mengetahui apakah mereka betul-betul merasakan simpati dan jujur, atau malah sebaliknya. Kondisi ini bisa mengacaukan komunikasi kalian berdua.
7. Mereka memiliki "topeng" yang tersembunyi
People pleaser selalu berjuang dengan niat untuk memberikan kesan dan feedback yang jujur. Sementara secara kompulsif, mereka justru memerlihatkan kebutuhan mereka agar terlihat menyenangkan, padahal justru sebaliknya. Akibatnya, sifat mereka yang asli tidak terlihat.Â
Alih-alih mendapatkan kejelasan dan kejujuran, Anda mungkin merasakan keragu-raguan atau ketidakjujuran pada people pleaser. Ini pasti akan mengikis kepercayaan dan memutuskan komunikasi dan koneksi.
Advertisement