6 Tanda Anda Mengalami Emosional Abuse dan Cara Mengatasinya

Tidak banyak yang tahu, bahwa kritikan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental yang dikenal dengan emotional abuse.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 03 Sep 2023, 17:22 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 17:22 WIB
6 Tanda Anda Mengalami Emosional Abuse dan Cara Mengatasinya
6 Tanda Anda Mengalami Emosional Abuse dan Cara Mengatasinya - Credit: pexels.com/Ekaterina

Liputan6.com, Jakarta - Adanya keterbukaan dalam pertemanan merupakan hal yang sangat penting. Mendapatkan kritik dan saran dari teman merupakan hal yang wajar bila tujuannya memang untuk memperbaiki dan meningkatkan hubungan pertemanan.

Namun, bagaimana bila kritikan tersebut malah menjadi kerisauan sehingga kesehatan mental dan emosional seseorang menjadi berantakan dan perkataannya justru menyakitkan?

Apabila kamu pernah merasakan hal seperti itu, kamu harus waspada, bisa saja seseorang sedang melakukan emotional abuse kepadamu. Namun, ternyata masih banyak yang belum menyadari bahwa gangguan kesehatan mental juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Emotional abuse melibatkan pengendalian orang lain dengan mengunakan emosi untuk mengkritik, mempermalukan, menyalahkan, bahkan memanipulasi seseorang. Tujuan mendasar dari emotional abuse adalah untuk mengontrol orang lain dengan menghalangi langkah seseorang.

Ini merupakan salah satu bentuk pelecehan yang sulit untuk dikenali karena sifatnya tidak kentara, tetapi berbahaya.

Perlu diingat bahwa emotional abuse dengan bentuk apa pun dapat merusak harga diri seseorang sehingga ia dapat meragukan persepsi dan kenyataan yang terjadi. Pada akhirnya, kamu mungkin akan merasa terjebak.

Untuk mengetahui kalau kamu sedang terjebak menjadi korban emotional abuse, perlu diingat bahwa kekerasan atau pelecehan ini seringkali tidak kentara sehingga sulit untuk dideteksi. Namun, hal yang paling bisa dirasakan yakni ketika seseorang melakukan emotional abuse adalah dampak perkataannya terhadap emosimu, misalnya apakah perkataannya membuatmu tidak nyaman?


Tanda-Tanda Emotional Abuse

Emosi
Ilustrasi Ekspresi Marah Credit: freepik.com

Terdapat beberapa tanda bahaya dari emotional abuse. Kamu perlu mengetahui, meskipun temanmu hanya menghabiskan waktu lebih sedikit dibandingkan yang lain, hubungan kamu dengan temanmu pasti akan tetap ada kekerasan secara emosional.

Seperti yang dilansir dari Verywell Mind, Selasa (29/08/23), terdapat beberapa tanda emotional abuse.

1. Adanya Harapan yang Tidak Realistis dari Temanmu

Salah satu tanda emotional abuse adalah apabila orang lain memberikan ekspektasi yang tidak realistis kepadamu, misalnya menuntutmu menghabiskan waktu bersamamu, merasa tidak puas, mengkritik berlebihan, dan sebagainya.

2. Meremahkan Kamu

Apabila temanmu mulai meremahkanmu, menolak pertolonganmu, menuduhmu secara berlebihan, dan menolak pendapat atau idemu, itu berarti ia sedang melakukan emotional abuse kepadamu.

3. Menciptakan Kekacauan

Orang yang melakukan kekerasan emosional cenderung akan menciptakan kekacauan, seperti memulai argumen untuk berdebat, membuat pentanyaan yang kontradiktif, dan berperilaku yang tidak menentu atau tidak dapat diprediksi.

4. Melakukan Pemerasan Emosional

Apabila seseorang mencoba menggunakan emosi kamu untuk melawan, ini bisa jadi pertanda bahwa ia sedang melakukan emotional abuse, contohnya memanipulasi, menakuti, menghukummu sehingga kamu merasa bersalah.

5. Bertindak Dominan

Orang yang melakukan kekerasan emosional seringkali bertindak superior dan dominan. Hal yang perlu diperhatikan ketika mempertimbangkan apakah orang sekitarmu menunjukkan tanda-tanda pelecehan emosional, meliputi menyalahkanmu, meragukan usahamu, membuat lelucon yang merugikanmu, dan bertindak seolah-olah selalu benar atau anak zaman sekarang menyebutnya dengan sebutan “si paling tahu.”

6. Mengontrol Hidupmu

Orang yang melakukan kekerasan emosional akan berusaha mengendalikanmu, seperti memantaumu secara daring menggunakan GPS, menghalangimu bergaul dengan orang lain, bahkan mengontrol keuanganmu.


Dampak Emotional Abuse

Fokus pada Masalah atau Fokus pada Emosi
Ilustrasi Stres Credit: pexels.com/Andrea

Penelitian menunjukkan bahwa dampak emotional abuse sama parahnya dengan konsekuensinya kekerasan fisik. Alih-alih berupa tanda fisik, luka dari dampak ini tidak terlihat oleh orang lain, alias tersembunyi dalam keraguan dan kebencian pada diri sendiri yang mungkin kamu rasakan.

Ketika emotional abuse semakin parah dan berkelanjutan, kamu bisa kehilangan kesadaran diri sepenuhnya. Seiiring berjalannya waktu, tuduhan, hinaan, dan kritikan dapat mengikis rasa percaya dirimu sehingga kamu tidak dapat melihat dirimu secara realistis.

Hal ini akan mengakibatkan kamu mulai setuju dengan pelaku kekerasan dan menjadi kritis secara internal. Apabila ini terjadi, kamu akan terjebak dalam hubungan yang penuh kekerasan dan percaya bahwa kamu tidak akan pernah cukup baik untuk orang lain. Pada akhirnya, kamu mungkin menarik diri dari pertemanan atau mengasingkan diri.

Emotional abuse juga akan berdampak pada persahabatanmu karena orang mengalami emotional abuse seringkali mengkhawatirkan cara orang lain memandangnya. Terlebih lagi, emotional abuse dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti depresi dan kecemasan.

Emotional abuse juga berdampak padamu secara fisik, seperti memungkin kamu terserang penyakit maag, jantung berdebar-debar, dan insomnia.


Tips Mengatasi Emotional Abuse

Mulai Membenahi Kehidupan Nyata
Ilustrasi Emosi Bahagia Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Langkah pertama dalam menghadapi emotional abuse adalah dengan mengenali pelecehan tersebut. Apabila kamu dapat mengidentifikasi aspek emotional abuse apa pun dalam hubungan pertemananmu, kamu juga penting untuk mengetahui hal itu terlbih dahulu.

Berikut lima strategi yang bisa kamu praktikkan untuk mendapatkan kontrol atas dirimu sendiri.

1. Jadikan Dirimu Prioritas

Dalam hal kesehatan mental, jadikan dirimu sebagai prioritas. Berhentilah khawatir untuk menyenangkan orang yang menyakitimu. Lakukanlah sesuatu yang akan membantumu berpikir positif dan menegaskan siapa dirimu.

Selain itu, pastikan untuk istirahat yang cukup dan makan makanan yang sehat. Meskipun kelihatannya sederhana, perawatan diri seperti itu merupakan langkah yang membantumu mengatasi tekanan pelecehan emosional sehari-hari.

2. Tetapkan Batasan

Katakan dengan tegas, orang yang kasar agar mereka tidak lagi membentak, menghina, dan menyudutkanmu. Beri tahulah mereka apa yang akan terjadi bila mereka terus melakukan hal tersebut.

Kuncinya adalah menindaklanjuti hal tersebut dengan batasan. Hal ini memperkuat orang lain bahwa emotional abuse tidak dapat ditoleransi.

3. Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri

Apabila kamu pernah berada dalam hubungan yang penuh kekerasan emosional, kamu mungkin mempercayai bahwa ada sesuatu yang salah denganmu. Berhentilah menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang tidak dapat kamu kendalikan.

4. Sadarilah Kamu Tidak Dapat Memperbaiki Semuanya

Terlepas dari upaya terbaik yang kamu lakukan, kamu tidak akan pernah bisa mengubah orang yang melakukan kekerasan emosional dengan melakukan sesuatu yang berbeda. satu-satunya hal yang dapat kamu kendalikan adalah responsmu terhadap emotional abuse itu.

5. Bangun Relasi yang Mendukung

Meskipun sulit untuk memberi tahu seseorang bahwa kamu sedang mengalami emotional abuse, ternyata dengan mengungkapkan perasaanmu dapat membantu dirimu. Bicaralah dengan teman yang kamu percaya. Luangkan waktu untuk orang-orang yang mendukungmu.

Relasi yang sehat akan membantumu mengurangi rasa kesepian. Mereka juga dapat menyampaikan kebenaran ke dalam hidupmu dan membantu kamu menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif yang beragam.

Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh
Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya