Liputan6.com, Jakarta Habib Hasan bin Ja’far Assegaf meninggal dunia. Pemimpin Majelis Nurul Musthofa itu wafat pada usia 47 tahun. Kabar kepergian beliau disampaikan lewat akun resmi Rabithah Alawiyah di Instagram: @rabithah_alawiyah.
Profil Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
Berikut profil beliau seperti dihimpun dari Alhidayahmumtazah:
Habib Hasan bin Ja'far Assegaf lahir pada tahun 1963 di Kramat Empang Bogor. Guru mengaji beliau di waktu kecil untuk mengenal huruf adalah Syaikh Usman Baraja dan di dalam bahasa arab oleh Syaikh Abdul Qadir Ba’salamah, dalam ilmu nahwu dan shorof oleh Syaikh Ahmad Bafadhol.
Advertisement
Seperti biasanya di siang hari aktifitas beliau seperti aktifitas anak-anak pada umumnya yaitu belajar di SD, SMP, SMA dan lanjutkan di IAIN Sunan Amppel Malang.
Beranjak dewasa beliau bersama kakeknya Al-Habib Husein bin Abdullah bin Mukhsin Al Atthas di rumah Habib Keramat Empang Bogor sering menyambut tamu-tamu yang mulia dan mendapatkan doa-doa dari mereka.
Dikarenakan doa-doa para alim ulama tersebut akhirnya beliau dapat meneruskan belajar ke Pesantren Darul Hadits Al-Faqhiyah, Malang.
Ilmu dan pengalaman yang dicarinya selama beberapa tahun menjadikan pengenalan yang lebih terhadap diri dan jati dirinya, dikarenakan keberkahan sang guru dan alim ulama.
Selepas menuntut ilmu yang beliau cari dari kota Malang dan lain-lainnya, beliau memutuskan untuk belajar bersama alim ulama yang berada di Jakarta dengan para kiyai-kiyai dan para habaib.
Selama 1 tahun beliau tidak keluar rumah kecuali untuk berziarah ke maqam kakeknya Al-Habib Abdullah bin Mukhsin Al-Atthas dan menghabiskan waktunya di kamar untuk bersyukur dan bertafakur kepada Allah SWT guna mengamalkan ilmu yang telah diajarkan oleh guru-guru beliau yang pada akhirnya beliau mendapatkan Bisyarah (petunjuk) untuk mengajarkan ilmu Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Teguh terhadap jalan yang ia ambil
Fitnah, cacian, makian, serta hasud selalu menjadi kawan beliau dari ancaman orang-orang yang belum mendapat kan petunjuk dari Allah SWT dengan hati yang teguh prinsip dan yakin akan kebesaran Allah SWT dan Rasul-rasulnya tidak membuat gentar perjuangan beliau untuk berdakwah, sehingga Allah menghendaki beberapa murid yang mengikuti beliau untuk menggali ilmu kepadanya, dan Allah pun tidak mendiamkan hamba-hambanya yang berdekatan dengan beliau tanpa ujian.
Cobaan terus berlanjut sampai akhirnya beliau di tinggal oleh Ayahandanya yaitu Al-Habib Ja’far bin Umar Assegaf. Tahun demi tahun berlalu ujian pun bertambah tetapi karunia Allah SWT selalu di atas kepalanya yang kepada akhirnya Allah SWT menghibur dengan memperbanyak para hamba-hambanya untuk mengikutinya dan dinamai perkumpulannya dengan nama “Majelis Nurul Musthofa”.
Advertisement
Memiliki 7 orang anak
Beliau kemudian menikahi salah satu cucu putri keturunan Rasulullah SAW yaitu Syarifah Muznah binti Ahmada Al-Haddad(Al-Hawi) dan mempunyai satu orang putri (Ruqayah Hasan Assegaf) dan 6 orang putra yaitu Atthos Abdullah Hasan Assegaf, Ali Uraidy Hasan Assegaf, Abdul Qadir Hasan Assegaf, Segaf Hasan Assegaf, Ja’far Hasyimi Hasan Assegaf, Ahmad Anis Hasyimi Hasan Assegaf.
Kemudian Allah SWT menghibur beliau dengan mengaruniai satu bidang tanah yang untuk ditempati oleh beliau dan keluarganya serta murid-muridnya sehingga Allah SWT mengizinkan pula kepada beliau untuk berziarah ke luar negeri seperti Yaman, Abu Dabi, Arab Saudi,dll.
Dengan karunia Allah SWT inilah Majelis Nurul Musthofa yang beliau bina dengan cara mensyiarkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW serta mengenalkan pribadi Rasulullah SAW sebagai suri tauladan manusia sehingga dapat merebut hati manusia sebanyak 50.000 orang untuk bersholawat Rasulullah SAW setiap minggunya.