Paviliun Indonesia, Jembatan Budaya dan Ekonomi di Osaka Expo 2025

Desain memukau Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025 sukses menjadi sorotan.

oleh Liputan6.com Diperbarui 15 Apr 2025, 21:02 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 21:02 WIB
Ilustrasi wayang kulit, Jawa
Ilustrasi wayang kulit, Jawa. (Photo by Lighten Up on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Desain memukau Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025 sukses menjadi sorotan. Dirancang oleh desainer ternama Ragowo Hediprasetyo, yang akrab disapa Didit Prabowo, paviliun ini tidak hanya mengusung estetika yang menawan, tetapi juga menjadi ruang diplomasi budaya, inovasi hijau, dan kemitraan global selama enam bulan penyelenggaraan.

Mengusung tema besar "Thriving in Harmony—Nature, Culture, Future," Paviliun Indonesia menonjol dengan konsep unik bertajuk "Designing Future Society for Our Lives." Resmi dibuka pada Senin (14/4), paviliun ini menggabungkan kekayaan alam, warisan budaya, dan visi teknologi masa depan.

Salah satu elemen paling mencuri perhatian adalah bentuknya yang menyerupai kapal pinisi, simbol kuat warisan maritim yang merefleksikan perjalanan bangsa menuju masa depan berkelanjutan. "Filosofi ini adalah pengikat yang memandu Indonesia untuk terus melangkah ke depan," jelas Didit saat pembukaan.

 

Menampilkan kekayaan budaya Nusantara

Paviliun ini juga menjadi panggung untuk menampilkan kekayaan budaya Nusantara. Berbagai karya seni dari seniman ternama seperti Nyoman Nuarta, Nasirun, dan Arkiv Vilmansa menonjolkan fauna endemik Indonesia, mulai dari komodo, orangutan, hingga harimau Sumatra.

Ruang pameran juga dihiasi layar kapal berbahan kain tenun khas Batubara, Sumatra Utara—sebuah interpretasi modern dari tradisi yang digagas oleh Didit sendiri. Pengunjung juga dapat menikmati replika hutan hujan tropis yang memanjakan indera, menghadirkan atmosfer khas alam Indonesia.

 

Suguhan video dokumenter hingga film pendek

Pengalaman budaya semakin lengkap dengan suguhan video dokumenter, pameran keris, hingga film pendek karya Garin Nugroho bertajuk Wayang Kulit, Layar Kehidupan. Pertunjukan seni seperti tari Ketuk Tilu, jaipong yang dibawakan oleh Happy Salma dan Ariel Tatum, hingga aksi pencak silat oleh Eko Uwais memperkaya keindahan budaya yang ditampilkan.

Tak hanya menjadi etalase budaya, paviliun ini juga berfungsi sebagai ruang interaksi ekonomi. Forum diskusi, promosi investasi, hingga jejaring bisnis menjadi bagian integral dari misi Indonesia di ajang ini, mempertegas peran paviliun sebagai jembatan menuju peluang global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya