Gengsikah Berkata, Bangga Menjadi Indonesia?

"Bangga menjadi Indonesia". Kalimat yang sederhana namun jarang terucapkan oleh rakyat Indonesia sendiri, terutama remajanya.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Nov 2013, 11:20 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2013, 11:20 WIB
131101ind.jpg
Citizen6, Riau: "Bangga menjadi Indonesia". Kalimat yang sederhana namun jarang terucapkan oleh rakyat Indonesia sendiri, terutama remajanya. Atau bahkan mereka mungkin lupa akan kalimat itu, karena mereka terlalu sibuk mengagungkan negara lain dan menguraikan kelemahan dan kecacatan negerinya sendiri hingga lupa sejarah dan cerita memukau tentang negeri tempatnya berpijak selama ini.

Ada 1001 cerita tentang kelemahan Indonesia, namun ada 1002 alasan mengapa kita patut berbangga menjadi bagian dari Indonesia. Berikut 6 di antaranya.

Pertama, Indonesia adalah negara yang merebut kemerdekaannya dengan perjuangan bangsanya sendiri, bukan atas hadiah dari penjajah. Lupakah kita dengan sejarah? Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang adalah bayaran mahal atas darah bahkan nyawa para pahlawan yang berjuang hanya dengan bambu runcing melawan para penjajah yang beralatkan baja. Senjata mereka mungkin sangat sederhana, namun mereka memiiki senjata tak terlihat yang luar biasa yaitu semangat nasionalisme, persatuan, keyakinan, optimisme untuk merdeka. Tidakkah kita bangga atas prestasi tak ternilai negeri kita?

Kedua,  Indonesia merupakan negeri yang indah dan subur. Membentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau besar dan kecil dengan kekeyaan alam yang luar biasa, baik hayati maupun non hayati dan keindahan yang begitu memukau seperti Bali, Wakatobi, Raja Ampat, dan masih banyak lagi.

Ketiga, Indonesia tidak hanya kaya akan hasil alam namun juga kaya akan budaya dengan ribuan suku, ras, tradisi, dan beberapa agama. Meski demikian Indonesia tetap hidup rukun, seperti semboyannya Bhinneka Tunggal Ika.

Keempat, Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang ramah dan santun. Contoh kecilnya, di negara-negara eropa mereka memanggil kakak atau abangnya dengan sebutan nama saja, sementara kita memanggil dengan sapaan kakak atau abang sebagai wujud penghormatan kepada yang lebih tua. Untuk hal berpakaian, sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengutamakan kesopanan dengan berpakaian yang menutup aurat. Mungkin karena keramahan dan kesopan inilah yang membuat banyak touris yang kerasan di Indonesia.

Kelima, Indonesia merupakan negeri yang cukup aman dimana kaum minoritas tidak merasa tertekan tingga di negeri ini. Bandingkan dengan negara-negara lain yang sering bergejolak, seperti Mesir, dimana kaum minoritas tertindas. Di Indonesia kaum minoritas bisa dengan tenang melaksanakan ibadahnya selama itu tidak sesat. Bandingkan dengan negara-negara dimana untuk beribadah seperti sholat saja harus sembunyi-sembunyi bahkan daerah yang mengesampingkan mereka yang berjilbab.

Keenam, meski Indonesia sering diremehkan di mata asing, kita tetap berusaha membuktikan kalau kita bisa walaupun dengan jatuh bangun. Dapat kita lihat bagaimana pemain Timnas berusaha sekuat mungkin untuk menang meski kadang mereka sadar mereka tidak sebanding dengan lawannya yang jauh lebih unggul. Untuk hasinya dapat kita lihat sepak bola Indonesia mulai berangsur-angsur bangkit meski dihadapi sekelumit masalah.

Di zaman orde baru kita juga pernah membuktikan kepada dunia kita bisa menciptakan pesawat terbang yang seluruhnya dikerjakan oleh bangsa Indonesia sendiri, di bawah arahan B J Habibie. Cemoohan negara lain awalnya sempat diterima B J Habibie, namun akhirnya mereka mengakui kempuannya. Lalu ada karya busana Dian Pelangi yang go internasional bahkan ratu Inggris menyukainya, Syamsi Ali yang bertugas sebagai staf Penhumas Perwakilan tetap RI untuk kantor PBB adalah Imam di Islamic Center of New York yang menjadi murabbi bagi warga dunia yang mengalami kegersangan spritual di New York. Selanjutnya ada Chris John, juara tinju dunia merupakan sedikit contoh prestasi anak bangsa di kancah Internasioanal dari sekian banyak lainya.
 
Jadi, masihkah kita gengsi untuk mengatakan "bangga menjadi bangsa Indonesia" dari begitu banyak  prestasi dan kebanggaan yang kita miliki? Cintailah Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita ini. (Suci Febriana/mar)

Suci Febriana adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya