Liputan6.com, Jakarta Dari sekitar USD 40 juta kripto atau sekitar Rp 575,6 miliar yang telah dikumpulkan oleh pemerintah Ukraina di tengah invasi Rusia, setidaknya sekitar USD 20 juta telah dicairkan, menurut Michael Chobanian, pendiri pertukaran kripto Kuna yang berbasis di Kiev.
Chobanian saat ini telah menjadi tokoh sentral dalam upaya penggalangan dana dalam bentuk kripto. Menurutnya, bantuan kripto yang diterima sangat membantu pihak Ukraina saat ini.
Baca Juga
Kripto mungkin saat ini sangat membantu meredakan sedikit ketakutan dalam perang. Namun, bagi pihak berwenang di seluruh dunia khawatir, jaringan moneter non-negara seperti Bitcoin dan Ethereum dapat memungkinkan Rusia untuk menghindari sanksi ekonomi.
Advertisement
Sementara itu yang lain berpikir, jaringan yang terdesentralisasi dapat membantu mengumpulkan dana dengan cepat untuk negara yang terkepung.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada semua orang kripto yang telah membantu kami,” kata Chobanian, seperti dikutip dari CoinDesk, Jumat (4/3/2022).
Transaksi di sebagian besar jaringan cryptocurrency dapat dilihat secara publik karena menggunakan teknologi blockchain yang mendasari kekuatan transparansi. Meskipun begitu, blockchain tidak bisa mendeteksi untuk apa kripto digunakan oleh seseorang.
Ukraina, menjadi negara termiskin kedua di Eropa berdasarkan pendapatan nasional bruto per kapita dan memiliki sejarah panjang korupsi. Beberapa orang khawatir, sumbangan kripto, meskipun dapat dilacak tidak bermanfaat bagi penerima yang dituju atau dalam kata lain disalah gunakan.
“Kami melakukannya dengan sangat efisien. Mayoritas pengeluaran sebenarnya dilakukan di kripto,” ujar Chobanian.
Mengalir Terus
Lebih lanjut, dia mengatakan memberikan pembaruan rutin mengenai dari mana sumbangan berasal dan pergi ke setiap tiga jam di Twitter.
Chobanian telah membantu menyiapkan dua dana amal untuk membantu upaya perang Ukraina dan penduduk yang terkena dampak perang, katanya. Dana kripto Ukraina, yang dibentuk dua hari lalu, pertama digunakan untuk membeli makanan, gas, pasokan medis, dan senjata api untuk warga sipil dan untuk membantu mengevakuasi orang.
Dompet kedua, akan dikoordinasikan oleh Kementerian Transformasi Digital untuk mendanai tentara. Platform pertukaran Chobanian membantu pemerintah dalam mengubah kripto menjadi uang kertas, karena pemerintah tidak tahu bagaimana mengelola kripto dengan benar.
Advertisement