Jumlah Simpanan Bitcoin untuk ETF hampir Capai 1 Juta Koin

Jumlah simpanan Bitcoin untuk ETF Bitcoin hampir mencapai 1 juta koin. Sembilan bulan lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui 11 ETF bitcoin spot.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Okt 2024, 17:41 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2024, 17:41 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah simpanan Bitcoin untuk ETF Bitcoin hampir mencapai 1 juta koin. Sembilan bulan lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui 11 ETF bitcoin spot. Dengan Bitcoin Mini Trust milik Grayscale yang kini ikut serta, jumlahnya telah meningkat menjadi 12. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Sabtu (26/10/2024) sebelum persetujuan ini, Bitcoin Trust andalan Grayscale, yang dikenal sebagai GBTC, menyimpan sekitar 620.000 BTC. Kemudian, Ishares Bitcoin Trust (IBIT) milik Blackrock, IBIT memegang sekitar 385.590,90 BTC. 

Meskipun GBTC milik Grayscale tetap menjadi pemegang BTC terbesar kedua dalam jajaran ETF ini, dana tersebut telah menghadapi arus keluar yang signifikan sejak go public

Saat ini, kepemilikan GBTC lebih rendah daripada perusahaan yang diperdagangkan secara publik Microstrategy, yang memegang 252.220 BTC. GBTC sekarang mengamankan 220.821,30 BTC. Berikutnya adalah FBTC milik Fidelity, yang telah mengumpulkan 184.612,53 BTC.

Ketiga ETF ini adalah satu-satunya yang memiliki kepemilikan BTC melebihi 100.000. Lebih jauh lagi, dana ARKB milik Ark Invest dan 21shares memegang 50.749 BTC. sementara dana BITB milik Bitwise memiliki simpanan 41.799,16 BTC.

Setelah mereka adalah dana mini milik Grayscale, dengan 33.665,64 BTC. Dana yang tersisa masing-masing berisi kurang dari 15.000 BTC. Dana HODL Vaneck berada di urutan berikutnya, berisi 12.500,69 BTC. Setelah itu, ada dana Valkyrie BRRR dari Coinshares, yang berisi 9.081,95 BTC.

BTCO milik Invesco berisi 7.941 BTC,, sementara EZBC milik Franklin Templeton telah mengumpulkan 7.421,64 BTC. BTCW milik Wisdomtree berisi 3.747,21 BTC dan dana DEFI milik Hashdex berisi 148 BTC..

Secara keseluruhan, ke-12 dana ini secara kolektif memiliki 958.079,02 BTC, hanya kurang 41.920,974 BTC dari target 1 juta kripto BTC. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Kembali Melonjak Jelang Pemilu AS, Kok Bisa?

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Harga Bitcoin kembali melonjak sejak Kamis yang berlanjut hingga Jumat, 25 Oktober 2024 pagi. Data dari coinmarketcap menunjukkan harga Bitcoin kembali menyentuh USD 68.120 atau setara Rp 1,06 miliar (asumsi kurs Rp 15.636 per dolar AS). 

Kepala investasi di Merkle Tree Capital, Ryan McMillin mengatakan kepada Decrypt kenaikan ini tidak terkait menjelang pemilu AS, tetapi lebih merupakan perburuan likuiditas alami setelah kenaikan besar minggu lalu. Meskipun begitu, investor masih tetap menunggu terobosan setelah pemilu AS.

“Kami berharap kami akan menguji ulang resistensi USD 70.000 lagi segera, tetapi kami mungkin harus menunggu hingga pemilu AS untuk terobosan nyata,” kata McMillin, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (25/10/2024). 

Terkait dinamika pemilu AS, hingga akhir Oktober, mantan presiden AS Donald Trump menunjukkan sedikit keunggulan atas lawannya Kamala Harris, tetapi masih harus dilihat apakah kandidat Republik tersebut akan mempertahankan keunggulan ini pada pemilihan November.

Dominasi Trump juga terlihat di Polymarket, situs pasar prediksi populer yang tidak terbuka untuk pemilih AS. Petaruh kripto di situs tersebut baru-baru ini bertaruh hampir USD 800 juta Trump akan memenangkan kontes presiden 2024.

Persentase menunjukkan ia memiliki peluang sukses sebesar 62,5 persen. Hanya 37,5 persen petaruh kripto di situs tersebut yang optimis bahwa saingannya, Harris, akan muncul sebagai pemenang.

Dana kampanye kripto telah memainkan pengaruh besar dalam pemilihan 2024, mencatat rekor sumbangan kampanye sebesar USD 119 juta atau setara Rp 1,8 triliun tahun ini saja, menurut kelompok pengawas Public Citizen yang berbasis di Washington, D.C. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya