Hal-Hal yang Sebaiknya Dihindari Saat Bertemu Penyandang Disabilitas (1)

Sebagian besar orang akan memiliki sedikit kesulitan atau rasa canggung ketika hendak berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. Hal ini disebabkan orang-orang tersebut tidak mengetahui apa saja tidak boleh dilakukan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Jan 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 19:00 WIB
alex
Penyandang disabilitas, Alex Dominguez diarak penonton menggunakan kursi rodanya (photo/Twitter/@archenemymetal)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang akan memiliki sedikit kesulitan atau rasa canggung ketika hendak berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. Hal ini disebabkan orang-orang tersebut tidak mengetahui apa saja yang tidak boleh dilakukan.

Mereka cenderung takut salah atau takut menyinggung perasaan penyandang disabilitas tersebut. Untuk mengatasi hal ini, seorang jurnalis lepas yang juga penyandang disabilitas, Raya AlJadir, membagikan hal-hal yang harus dihindari ketika bertemu dengan difabel.

Dilansir dari disabilityhorizons.com, inilah beberapa hal yang harus dihindari ketika bertemu dengan orang difabel.

Menatap lama

Hindari memberi tatapan mendalam pada penyandang disabilitas. Melihat seseorang yang berbeda bisa saja membuat kita penasaran. Namun, hal tersebut akan membuat orang yang dilihat tidak nyaman.

"Kami bukanlah sebuah tontonan atau semacam hiburan untuk membuat Anda tertarik untuk memandang," tulis Raya.

Memandang tidak dapat memberikan informasi. Jika memiliki pertanyaan, kita dapat langsung menanyakan dengan sopan. Hal ini jauh lebih baik dibanding berdiri di satu titik, menatap, dan membuat orang tidak nyaman.

Mengalihkan pandangan ketika berbicara

Ketika berada di kejauhan seseorang cenderung memandangi, namun ketika berhadapan dan berbicara langsung seseorang malah mengalihkan pandangan. Melihat ke arah orang yang sedang berbicara adalah tanda menghormati orang tersebut.

Jangan sampai hanya karena lawan bicara adalah seorang penyandang disabilitas, seseorang menampilkan rasa hormat yang kurang. Jika penyandang tersebut menggunakan kursi roda, maka baiknya berjongkok agar ketinggian atau levelnya sama dengan mereka.

Dengan demikian, pandangan dapat sejajar, suara dapat terdengar dengan baik, dan mengobrol pun lancar.

Hindari Kontak Berlebihan

Menepuk kepala

Seorang penyandang disabilitas tidak mengharapkan ikatan atau pelukan emosional. Bukan juga tepukan di kepala. Seseorang harus sadar, bahwa melakukan kontak yang berlebihan itu tidak baik.

Raya menambahkan, rekannya pernah bertemu dengan seseorang yang menepuk kepala. Hal ini dirasa penting sebagai tanda perpisahan bagi penepuk itu. Padahal, seseorang dengan disabilitas sama sekali tidak membutuhkannya. Mereka bukanlah anak kecil.

Tidak bicara secara langsung

Orang-orang tidak boleh mengabaikan penyandang disabilitas dengan lebih memilih berbicara pada temannya terlebih dahulu. Beberapa orang dengan disabilitas merasa tidak nyaman dengan orang asing yang bertanya pada teman, keluarga, atau pengurus yang terlihat non-disabilitas mengenai penyandang disabilitas yang ditemaninya.

Padahal, orang-orang asing itu bisa langsung bertanya pada orang bersangkutan. Teman Raya sempat mengalami hal serupa. Teman yang menggunakan kursi roda bertanya pada seorang pria, namun pria itu malah menjawabnya melalui perawat pengguna kursi roda tersebut.

Jangan bertanya penyebab disabilitas

Rasa penasaran memang selalu ada dalam diri manusia. Namun, bertanya tentang penyebab disabilitas seseorang yang tidak dikenal bukanlah hal baik.

Pengetahuan mengenai disabilitas memang penting, namun harus melihat juga waktu, tempat, serta orang yang ditanya. Penyandang disabilitas juga dapat membedakan mana yang mengumpulkan informasi untuk kepentingan pengetahuan dan mana yang bertanya hanya untuk memuaskan rasa penasaran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya