Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian orang mungkin masih berpikir bahwa Amerika belum sepenuhnya menerima masuknya busana muslim. Di Amerika pun banyak yang menilai muslim secara negatif. Namun desainer Itang Yunasz justru melihat hal sebaliknya ketika bertandang ke Amerika.
Ia melihat bahwa merek fashion sekelas Dolce Gabanna, Chanel, dan Maxmara sudah memasukkan busana modest dalam rancangannya. Selain itu, Itang pun melihat sebuah peragaan busana modest di Fifth Avenue. Hal ini menandakan bahwa modest wear cukup diterima di Amerika, terutama di bidang fashion.
Baca Juga
"Buat saya ini (busana modest) adalah nilai plus yang tidak bisa dinilai dengan apa pun. Karena ini menyangkut suaru kehomatan wanita muslim Indoneaia. Apalagi datang dari Amerika sebenernya negeri yang saya anggap jauh menerima Islam. Buat saya undangan seperti ini (Contemporary Muslim Fashions) adalah sebuah kemujan yang sangat pesat," ujar Itang Yunasz dalam konferensi pers Contemporary Muslim Fashions.
Advertisement
Â
Jadi jembatan perdamaian dunia
Kedatangan Itang Yunasz di pameran yang diselenggarakan di San Fransisco ini diharapkan mampu menjadi jembatan perdamaian dunia. Terlebih bagi isi agama dan budaya yang begitu sensitif dan menjadi faktor terjadinya peperangan dunia.
Banyak wanita di Amerika yang justru mengenakan busana modest wear. Kebanyakan menggunakan jaket longgar agar tidak memperlihatkan siluet tubuh secara jelas. Karena wanita muslim di Amerika merupakan pendatang dari sejumlah negara Islam, seperti Pakistan, Timur Tengah, dan Lebanon. Sehingga mereka sudah tahu persis bagaimana cara menggunakan pakaian yang sesuai.
Â
Advertisement
Rancangan kontemporer bernuansa nusantara
Untuk itu, Itang Yunasz menghadirkan busana yang lebih kontemporer untuk pasaran Amerika. Misalnya dengan menghadirkan potongan jaket panjang yang dibuat dengan tangan. Memberikan sentuhan tentang Indonesia yang terkenal cukup memiliki banyak budaya.
Di pameran Contemporary Muslim Fashions ini, Itang memilih motif sumba sebagai inspirasi koleksinya. Dengan tema "Tribalux Sumba", Itang menghadirkan busana dengan embroidery dan printing. Sehingga menampilkan cerita mendalam di balik rancangan yang ia buat.