Liputan6.com, Jakarta Dalam berkomunikasi sehari-hari maupun menulis, kita sering menggunakan kata-kata tanpa memperhatikan apakah kata tersebut baku atau tidak baku. Padahal, penggunaan kata baku dan tidak baku yang tepat sangat penting untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif, terutama dalam situasi formal. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kata baku dan tidak baku, mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi, hingga contoh-contoh lengkapnya.
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kata baku dan tidak baku:
Kata Baku
Kata baku adalah kata-kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam bahasa Indonesia. Kata baku mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau yang kini dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), serta tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata baku biasanya digunakan dalam situasi formal seperti penulisan dokumen resmi, karya ilmiah, pidato, atau komunikasi dalam lingkungan akademis dan profesional. Penggunaan kata baku menunjukkan tingkat kesopanan, kecermatan, dan profesionalisme dalam berbahasa.
Kata Tidak Baku
Di sisi lain, kata tidak baku adalah kata-kata yang penulisan atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kata tidak baku sering muncul karena pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau perkembangan bahasa dalam masyarakat yang belum diakui secara resmi.
Kata tidak baku umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari, komunikasi informal, atau dalam konteks tertentu seperti sastra atau humor. Meskipun tidak sesuai dengan aturan baku, kata-kata ini tetap memiliki fungsi dalam komunikasi dan dapat dipahami oleh penutur bahasa Indonesia.
Advertisement
Ciri-ciri Kata Baku
Untuk dapat mengidentifikasi kata baku dengan lebih mudah, berikut adalah beberapa ciri-ciri utamanya:
- Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku (PUEBI)
- Tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
- Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah
- Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
- Lazim digunakan dalam situasi formal dan resmi
- Memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu
- Penggunaan imbuhan dilakukan secara eksplisit
- Tidak mengandung unsur kedaerahan atau percakapan sehari-hari
Ciri-ciri Kata Tidak Baku
Sebaliknya, kata tidak baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku
- Sering dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing
- Umumnya digunakan dalam percakapan informal sehari-hari
- Dapat berubah-ubah sesuai perkembangan bahasa dalam masyarakat
- Sering mengandung unsur kedaerahan atau slang
- Terkadang memiliki makna yang ambigu atau berbeda dari kata bakunya
- Penggunaan imbuhan sering dilakukan secara implisit atau tidak lengkap
Advertisement
Fungsi dan Pentingnya Penggunaan Kata Baku
Penggunaan kata baku memiliki beberapa fungsi penting dalam bahasa Indonesia, di antaranya:
1. Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa
Kata baku berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa daerah. Dengan menggunakan kata baku, komunikasi antar daerah menjadi lebih mudah dan efektif, sehingga memperkuat rasa persatuan nasional.
2. Meningkatkan Kewibawaan dan Profesionalisme
Dalam situasi formal seperti pidato kenegaraan, presentasi bisnis, atau penulisan karya ilmiah, penggunaan kata baku menunjukkan tingkat profesionalisme dan kewibawaan pembicara atau penulis. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan audiens.
3. Memperjelas Komunikasi
Kata baku memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu, sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman dalam komunikasi. Hal ini sangat penting terutama dalam konteks hukum, pendidikan, atau bisnis di mana kejelasan informasi sangat diperlukan.
4. Memudahkan Pembelajaran Bahasa
Bagi pelajar bahasa Indonesia, baik penutur asli maupun asing, kata baku menjadi standar yang dapat dipelajari dan digunakan sebagai acuan. Ini memudahkan proses pembelajaran dan pengajaran bahasa Indonesia.
5. Menjaga Keaslian Bahasa Indonesia
Penggunaan kata baku membantu melestarikan keaslian bahasa Indonesia di tengah pengaruh bahasa asing dan perkembangan teknologi. Ini penting untuk mempertahankan identitas bahasa nasional.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut adalah daftar lengkap contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia:
Kata Baku | Kata Tidak Baku |
---|---|
Abjad | Abjat |
Advokat | Adpokat |
Aktivitas | Aktifitas |
Analisis | Analisa |
Andal | Handal |
Antre | Antri |
Apotek | Apotik |
Asas | Azas |
Atlet | Atlit |
Baterai | Baterei |
Berpikir | Berfikir |
Cabai | Cabe |
Cedera | Cidera |
Cendekiawan | Cendikiawan |
Cokelat | Coklat |
Daftar | Daptar |
Detail | Detil |
Diagnosis | Diagnosa |
Efektif | Efektip |
Ekstrem | Ekstrim |
Februari | Pebruari |
Foto | Photo |
Frekuensi | Frekwensi |
Gizi | Gisi |
Hakikat | Hakekat |
Hipotesis | Hipotesa |
Ijazah | Ijasah |
Izin | Ijin |
Jadwal | Jadual |
Karier | Karir |
Kategori | Katagori |
Kualitas | Kwalitas |
Kuantitas | Kwantitas |
Lubang | Lobang |
Maaf | Maap |
Manajer | Manager |
Nasihat | Nasehat |
Objek | Obyek |
Praktik | Praktek |
Provinsi | Propinsi |
Risiko | Resiko |
Saksama | Seksama |
Sekadar | Sekedar |
Sistem | Sistim |
Standar | Standar |
Subjek | Subyek |
Teknik | Tehnik |
Utang | Hutang |
Zaman | Jaman |
Advertisement
Penggunaan Kata Baku dalam Konteks Formal
Penggunaan kata baku sangat penting dalam konteks formal. Berikut beberapa situasi di mana penggunaan kata baku sangat dianjurkan:
1. Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi, atau artikel ilmiah, penggunaan kata baku adalah suatu keharusan. Hal ini menunjukkan keseriusan dan kecermatan penulis dalam menyampaikan gagasannya.
2. Dokumen Resmi
Surat-menyurat resmi, laporan, proposal, dan dokumen hukum harus menggunakan kata baku untuk menghindari ambiguitas dan memastikan kejelasan informasi.
3. Pidato dan Presentasi
Dalam pidato kenegaraan, presentasi bisnis, atau seminar akademik, penggunaan kata baku membantu pembicara terdengar lebih profesional dan kredibel.
4. Media Massa
Berita, artikel, dan laporan jurnalistik sebaiknya menggunakan kata baku untuk menjaga objektivitas dan keakuratan informasi.
5. Pendidikan
Dalam proses belajar-mengajar, terutama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, penggunaan kata baku sangat penting untuk membantu siswa memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar.
Kata Tidak Baku dalam Komunikasi Sehari-hari
Meskipun penggunaan kata baku sangat penting dalam konteks formal, kata tidak baku tetap memiliki peran dalam komunikasi sehari-hari. Berikut beberapa situasi di mana penggunaan kata tidak baku dapat diterima:
1. Percakapan Informal
Dalam percakapan dengan teman atau keluarga, penggunaan kata tidak baku dapat membuat komunikasi terasa lebih santai dan akrab.
2. Media Sosial
Platform media sosial sering menjadi tempat di mana bahasa informal, termasuk kata tidak baku, digunakan secara luas untuk menciptakan kesan yang lebih personal dan relatable.
3. Karya Sastra
Penulis sering menggunakan kata tidak baku dalam dialog karakter atau narasi untuk menciptakan kesan realistis atau menggambarkan latar belakang sosial tertentu.
4. Humor dan Hiburan
Dalam konteks humor atau hiburan, kata tidak baku sering digunakan untuk menciptakan efek lucu atau menghibur.
5. Bahasa Gaul atau Slang
Penggunaan kata tidak baku dalam bentuk bahasa gaul atau slang sering menjadi identitas kelompok sosial tertentu, terutama di kalangan anak muda.
Advertisement
Tantangan dalam Penggunaan Kata Baku
Meskipun pentingnya penggunaan kata baku sudah jelas, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapannya:
1. Pengaruh Bahasa Asing
Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris, sering membuat orang bingung dalam menentukan bentuk bakunya dalam bahasa Indonesia.
2. Perkembangan Teknologi
Munculnya istilah-istilah baru dalam dunia teknologi dan internet terkadang belum memiliki padanan kata baku yang tepat dalam bahasa Indonesia.
3. Kebiasaan Berbahasa
Banyak orang sudah terbiasa menggunakan kata tidak baku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sulit untuk beralih ke penggunaan kata baku dalam situasi formal.
4. Kurangnya Pemahaman
Tidak semua orang memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, atau mengetahui pentingnya penggunaan kata baku dalam konteks tertentu.
5. Perubahan Bahasa
Bahasa terus berkembang, dan beberapa kata yang dulunya dianggap tidak baku mungkin akhirnya diterima sebagai kata baku seiring waktu.
Strategi Meningkatkan Penggunaan Kata Baku
Untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan kata baku dengan tepat, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Baca Banyak Sumber Formal
Membaca buku-buku ilmiah, artikel berita dari sumber terpercaya, atau dokumen resmi dapat membantu meningkatkan pemahaman dan penggunaan kata baku.
2. Gunakan Kamus KBBI
Selalu cek KBBI (baik versi cetak maupun daring) ketika ragu tentang bentuk baku suatu kata.
3. Praktik Menulis Formal
Cobalah menulis esai, artikel, atau laporan dengan menggunakan kata baku secara konsisten untuk melatih kemampuan berbahasa formal.
4. Ikuti Perkembangan Bahasa
Perhatikan pembaruan dalam pedoman ejaan atau penambahan kata baru dalam KBBI untuk tetap up-to-date dengan perkembangan bahasa Indonesia.
5. Gunakan Alat Bantu Digital
Manfaatkan aplikasi atau perangkat lunak pemeriksa ejaan yang dapat membantu mengidentifikasi dan memperbaiki penggunaan kata tidak baku.
Advertisement
Peran Pendidikan dalam Mempromosikan Penggunaan Kata Baku
Pendidikan memiliki peran krusial dalam mempromosikan penggunaan kata baku di masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Penekanan dalam Kurikulum
Memasukkan pembelajaran tentang kata baku dan tidak baku secara eksplisit dalam kurikulum bahasa Indonesia di semua jenjang pendidikan.
2. Pelatihan Guru
Memberikan pelatihan kepada guru-guru bahasa Indonesia tentang pentingnya penggunaan kata baku dan strategi mengajarkannya kepada siswa.
3. Lomba dan Kompetisi
Menyelenggarakan lomba menulis atau berpidato yang menekankan penggunaan kata baku untuk memotivasi siswa mempelajari dan menggunakannya.
4. Integrasi dengan Mata Pelajaran Lain
Mendorong penggunaan kata baku tidak hanya dalam pelajaran bahasa Indonesia, tetapi juga dalam mata pelajaran lain untuk memperkuat pemahaman dan penerapannya.
5. Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif
Memanfaatkan teknologi dan media interaktif untuk membuat pembelajaran kata baku lebih menarik dan efektif bagi siswa.
Perkembangan Kata Baku dalam Era Digital
Era digital membawa tantangan sekaligus peluang baru dalam penggunaan dan perkembangan kata baku bahasa Indonesia:
1. Munculnya Istilah Baru
Perkembangan teknologi dan media sosial memunculkan banyak istilah baru yang perlu dipertimbangkan untuk dibakukan.
2. Aksesibilitas Informasi
Kemudahan akses ke KBBI daring dan sumber-sumber bahasa lainnya membantu masyarakat untuk lebih mudah memeriksa bentuk baku suatu kata.
3. Pengaruh Bahasa Asing
Meningkatnya paparan terhadap bahasa asing, terutama bahasa Inggris, melalui internet dapat mempengaruhi penggunaan kata baku bahasa Indonesia.
4. Platform Pembelajaran Online
Munculnya berbagai platform pembelajaran online membuka peluang untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang penggunaan kata baku secara lebih luas.
5. Otomatisasi Pengecekan Bahasa
Pengembangan teknologi AI dan machine learning memungkinkan pembuatan alat pengecekan bahasa yang lebih canggih untuk membantu penggunaan kata baku.
Advertisement
Kesimpulan
Penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Kata baku sangat penting dalam konteks formal, akademis, dan profesional untuk menjaga kejelasan komunikasi dan menunjukkan kecermatan berbahasa. Di sisi lain, kata tidak baku memiliki tempat dalam komunikasi informal dan dapat mencerminkan kekayaan dan dinamika bahasa Indonesia.
Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, serta mengetahui kapan dan di mana menggunakannya dengan tepat, adalah keterampilan penting bagi setiap penutur bahasa Indonesia. Dengan terus belajar dan memperhatikan penggunaan kata baku, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia.
Tantangan dalam era digital memang ada, namun dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya yang tersedia, kita dapat terus meningkatkan pemahaman dan penggunaan kata baku. Pada akhirnya, keseimbangan antara menjaga kaidah bahasa baku dan mengakomodasi perkembangan bahasa akan menjadi kunci dalam mempertahankan vitalitas dan relevansi bahasa Indonesia di masa depan.