Litotomi Adalah Posisi Persalinan: Manfaat, Risiko, dan Alternatif

Litotomi adalah posisi persalinan dengan ibu berbaring telentang dan kaki terangkat. Pelajari manfaat, risiko, dan alternatif posisi litotomi dalam persalinan.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Nov 2024, 10:11 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 10:11 WIB
litotomi adalah
litotomi adalah ©Ilustrasi dibuat oleh
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Posisi litotomi adalah posisi persalinan di mana ibu berbaring telentang dengan punggung rata di atas tempat tidur atau meja pemeriksaan. Kaki ibu ditekuk pada lutut dan pinggul, lalu diangkat dan ditopang menggunakan penyangga kaki khusus. Posisi ini membuka area panggul dan memberikan akses yang lebih baik bagi tenaga medis untuk membantu proses persalinan.

Ciri khas posisi litotomi meliputi:

  • Ibu berbaring telentang dengan punggung rata
  • Kaki ditekuk pada lutut dan pinggul
  • Kaki diangkat dan ditopang penyangga
  • Pinggul sedikit terangkat dari permukaan tempat tidur
  • Area panggul terbuka lebar

Posisi ini dinamakan litotomi karena awalnya digunakan dalam prosedur pengangkatan batu kandung kemih. Namun kini lebih umum digunakan dalam persalinan dan berbagai prosedur ginekologi lainnya.

Sejarah dan Perkembangan Posisi Litotomi

Penggunaan posisi litotomi dalam persalinan memiliki sejarah panjang dalam praktik kebidanan. Berikut perkembangan penggunaan posisi ini dari masa ke masa:

Abad ke-17: Posisi litotomi mulai diperkenalkan oleh dokter-dokter Eropa sebagai posisi persalinan. Saat itu dianggap memudahkan tenaga medis membantu proses kelahiran.

Abad ke-18: Dokter Skotlandia bernama David Ure mempopulerkan penggunaan posisi litotomi. Ia mengembangkan teknik dan peralatan khusus untuk menopang tubuh ibu dalam posisi ini.

Abad ke-19: Posisi litotomi semakin luas digunakan di rumah sakit-rumah sakit Eropa dan Amerika. Dianggap sebagai posisi persalinan "modern" dan lebih higienis.

Awal abad ke-20: Posisi litotomi menjadi standar dalam persalinan di rumah sakit. Penggunaan obat bius dan alat bantu persalinan semakin memudahkan prosedur dengan posisi ini.

Pertengahan abad ke-20: Mulai muncul kritik terhadap posisi litotomi. Beberapa penelitian menunjukkan dampak negatifnya bagi ibu dan bayi.

Akhir abad ke-20: Gerakan persalinan alami mendorong penggunaan posisi alternatif seperti jongkok, merangkak, dll. Namun litotomi masih umum digunakan.

Awal abad ke-21: Semakin banyak rumah sakit memberikan pilihan posisi persalinan pada ibu. Litotomi tetap digunakan terutama untuk kasus-kasus tertentu.

Saat ini, penggunaan posisi litotomi masih cukup luas namun tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan. Tenaga medis dan ibu bersalin dapat mempertimbangkan berbagai posisi sesuai kondisi dan preferensi masing-masing.

Manfaat Posisi Litotomi dalam Persalinan

Meskipun saat ini banyak kritik terhadap penggunaannya, posisi litotomi memiliki beberapa manfaat potensial dalam proses persalinan:

1. Akses visual yang lebih baik bagi tenaga medis

  • Memudahkan pemantauan kemajuan persalinan
  • Membantu deteksi dini komplikasi
  • Memungkinkan tindakan medis lebih cepat jika diperlukan

2. Memudahkan penggunaan alat bantu persalinan

  • Penempatan vakum atau forsep lebih mudah
  • Membantu proses episiotomi jika diperlukan
  • Memudahkan penjahitan jika terjadi robekan

3. Membantu proses persalinan pada kondisi tertentu

  • Bayi sungsang atau posisi tidak normal
  • Ibu dengan kondisi medis tertentu
  • Persalinan prematur

4. Memudahkan pemberian anestesi epidural

  • Posisi stabil untuk pemasangan jarum epidural
  • Membantu penyebaran obat bius yang merata

5. Mengurangi tekanan pada pembuluh darah besar

  • Mencegah sindrom hipotensi telentang
  • Membantu aliran darah ke janin

6. Memudahkan pemantauan denyut jantung janin

  • Penempatan alat monitor lebih stabil
  • Pembacaan hasil lebih akurat

7. Membantu relaksasi otot-otot panggul

  • Mengurangi ketegangan pada otot dasar panggul
  • Membantu proses pembukaan jalan lahir

Meski memiliki beberapa manfaat, penggunaan posisi litotomi harus tetap mempertimbangkan kondisi dan preferensi ibu bersalin. Tenaga medis perlu menjelaskan pro dan kontra posisi ini agar ibu dapat membuat keputusan yang tepat.

Risiko dan Komplikasi Posisi Litotomi

Meskipun memiliki beberapa manfaat, posisi litotomi juga memiliki risiko dan potensi komplikasi yang perlu diperhatikan:

1. Penurunan tekanan darah

  • Dapat menyebabkan pusing dan mual pada ibu
  • Berpotensi mengganggu aliran darah ke janin
  • Meningkatkan risiko sindrom hipotensi telentang

2. Peningkatan rasa nyeri saat kontraksi

  • Posisi melawan gravitasi membuat kontraksi lebih menyakitkan
  • Dapat memperlambat proses persalinan
  • Meningkatkan kebutuhan obat pereda nyeri

3. Risiko cedera otot dan saraf

  • Tekanan berlebih pada otot panggul dan paha
  • Potensi cedera saraf pudendal
  • Risiko kompresi saraf peroneal

4. Peningkatan risiko robekan perineum

  • Tekanan berlebih pada jaringan perineum
  • Meningkatkan kebutuhan episiotomi
  • Risiko robekan tingkat 3 dan 4 lebih tinggi

5. Gangguan aliran darah ke kaki

  • Risiko pembengkakan dan varises
  • Potensi terbentuknya trombus (bekuan darah)
  • Meningkatkan risiko trombosis vena dalam

6. Kesulitan mengejan efektif

  • Posisi melawan gravitasi menyulitkan dorongan
  • Dapat memperpanjang kala II persalinan
  • Meningkatkan risiko kelelahan ibu

7. Gangguan pernapasan

  • Tekanan rahim pada diafragma
  • Kesulitan mengambil napas dalam
  • Risiko hipoksia (kekurangan oksigen) pada ibu dan janin

8. Peningkatan risiko intervensi medis

  • Lebih besar kemungkinan penggunaan vakum atau forsep
  • Meningkatkan risiko operasi caesar darurat
  • Lebih sering memerlukan episiotomi

Mengingat berbagai risiko ini, penggunaan posisi litotomi harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tenaga medis perlu memantau kondisi ibu dan janin secara ketat serta siap mengambil tindakan jika terjadi komplikasi.

Alternatif Posisi Persalinan Selain Litotomi

Selain posisi litotomi, terdapat beberapa alternatif posisi persalinan yang dapat dipertimbangkan:

1. Posisi jongkok

  • Memanfaatkan gaya gravitasi
  • Memperlebar diameter panggul
  • Mengurangi tekanan pada perineum

2. Posisi merangkak

  • Mengurangi tekanan pada punggung
  • Membantu rotasi bayi
  • Meningkatkan aliran darah ke rahim

3. Posisi miring

  • Mengurangi risiko kompresi pembuluh darah besar
  • Membantu relaksasi otot panggul
  • Memudahkan pemantauan denyut jantung janin

4. Posisi setengah duduk

  • Kombinasi manfaat posisi duduk dan berbaring
  • Memudahkan interaksi dengan tenaga medis
  • Mengurangi tekanan pada tulang ekor

5. Posisi berdiri

  • Memanfaatkan gaya gravitasi maksimal
  • Mempercepat penurunan kepala bayi
  • Mengurangi rasa nyeri punggung

6. Posisi berlutut

  • Mengurangi tekanan pada pembuluh darah besar
  • Membantu rotasi bayi
  • Mengurangi risiko robekan perineum

7. Posisi duduk di kursi persalinan

  • Memanfaatkan gravitasi
  • Memudahkan relaksasi antara kontraksi
  • Memungkinkan dukungan dari pendamping persalinan

8. Posisi di dalam air

  • Mengurangi rasa nyeri
  • Membantu relaksasi otot
  • Memberikan sensasi melayang yang nyaman

Setiap posisi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan posisi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ibu, perkembangan persalinan, dan rekomendasi tenaga medis. Ibu juga dapat mencoba beberapa posisi berbeda selama proses persalinan untuk menemukan yang paling nyaman.

Kapan Posisi Litotomi Direkomendasikan?

Meskipun memiliki beberapa risiko, posisi litotomi masih direkomendasikan dalam situasi-situasi tertentu:

1. Persalinan dengan bantuan alat

  • Penggunaan vakum atau forsep
  • Memudahkan penempatan dan penggunaan alat
  • Memberikan akses visual yang lebih baik bagi tenaga medis

2. Kondisi medis ibu tertentu

  • Hipertensi berat
  • Penyakit jantung tertentu
  • Obesitas ekstrem

3. Posisi janin tidak normal

  • Bayi sungsang
  • Posisi oksiput posterior persisten
  • Distosia bahu

4. Persalinan prematur

  • Memudahkan pemantauan kondisi bayi
  • Memungkinkan tindakan cepat jika diperlukan

5. Kehamilan kembar

  • Memudahkan penanganan kelahiran bayi kedua
  • Memungkinkan intervensi cepat jika terjadi komplikasi

6. Perdarahan berlebih

  • Memudahkan pemantauan dan penanganan perdarahan
  • Memberikan akses untuk tindakan hemostatik

7. Riwayat operasi caesar sebelumnya

  • Memudahkan pemantauan bekas luka operasi
  • Memungkinkan tindakan cepat jika terjadi ruptur uterus

8. Kebutuhan pemantauan janin intensif

  • Memudahkan pemasangan dan pembacaan monitor janin
  • Memungkinkan pengambilan sampel darah janin jika diperlukan

Meski direkomendasikan dalam situasi-situasi di atas, penggunaan posisi litotomi tetap harus mempertimbangkan kondisi dan preferensi ibu. Tenaga medis perlu menjelaskan alasan penggunaan posisi ini serta potensi risiko dan manfaatnya.

Persiapan dan Prosedur Posisi Litotomi

Jika posisi litotomi diperlukan dalam persalinan, berikut adalah langkah-langkah persiapan dan prosedurnya:

1. Persiapan mental dan fisik ibu

  • Jelaskan alasan penggunaan posisi litotomi
  • Diskusikan potensi risiko dan manfaat
  • Berikan kesempatan ibu untuk mengajukan pertanyaan

2. Persiapan ruangan dan peralatan

  • Pastikan ruangan bersih dan hangat
  • Siapkan tempat tidur atau meja persalinan khusus
  • Persiapkan penyangga kaki (stirrup) yang dapat diatur

3. Memposisikan ibu

  • Bantu ibu berbaring telentang di tempat tidur
  • Pastikan punggung rata dan kepala sedikit terangkat
  • Tempatkan bantal di bawah kepala untuk kenyamanan

4. Mengatur posisi kaki

  • Tekuk lutut dan angkat kaki perlahan
  • Tempatkan kaki pada penyangga (stirrup)
  • Atur ketinggian dan sudut penyangga sesuai kebutuhan

5. Memastikan kenyamanan ibu

  • Tanyakan apakah ada ketidaknyamanan
  • Sesuaikan posisi jika diperlukan
  • Berikan dukungan tambahan (bantal, dll) jika diminta

6. Menjaga privasi

  • Gunakan tirai atau penutup sesuai kebutuhan
  • Batasi jumlah orang di ruangan
  • Pastikan ibu merasa nyaman dan tidak terekspos

7. Pemantauan kondisi ibu dan janin

  • Pasang monitor denyut jantung janin
  • Pantau tekanan darah ibu secara berkala
  • Perhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan atau komplikasi

8. Memberikan dukungan emosional

  • Izinkan pendamping persalinan tetap di samping ibu
  • Berikan informasi tentang perkembangan persalinan
  • Tawarkan teknik relaksasi dan pernapasan

9. Persiapan untuk tindakan medis

  • Siapkan peralatan steril jika diperlukan intervensi
  • Pastikan tim medis siap untuk tindakan darurat
  • Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada ibu

Prosedur ini dapat disesuaikan tergantung pada kebijakan rumah sakit dan kondisi spesifik ibu. Yang terpenting adalah menjaga kenyamanan dan keamanan ibu serta janin selama proses persalinan.

Perawatan Pasca Persalinan dengan Posisi Litotomi

Setelah melahirkan dengan posisi litotomi, perawatan pasca persalinan yang tepat sangat penting untuk pemulihan ibu:

1. Pemantauan tanda vital

  • Cek tekanan darah, nadi, dan suhu secara berkala
  • Pantau perdarahan pasca persalinan
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi atau komplikasi

2. Manajemen nyeri

  • Berikan analgesik sesuai resep dokter
  • Terapkan kompres dingin pada area perineum
  • Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ketidaknyamanan

3. Perawatan luka perineum

  • Bersihkan area perineum dengan lembut setelah BAK/BAB
  • Ganti pembalut secara teratur
  • Pantau tanda-tanda infeksi pada luka jahitan (jika ada)

4. Mobilisasi dini

  • Dorong ibu untuk bergerak secara bertahap
  • Bantu ibu duduk dan berjalan sesegera mungkin
  • Lakukan latihan ringan untuk mencegah trombosis

5. Perawatan payudara

  • Bantu ibu memulai menyusui sesegera mungkin
  • Ajarkan posisi menyusui yang nyaman
  • Pantau tanda-tanda pembengkakan atau mastitis

6. Nutrisi dan hidrasi

  • Dorong ibu untuk makan makanan bergizi
  • Pastikan asupan cairan cukup
  • Berikan suplemen sesuai anjuran dokter

7. Istirahat yang cukup

  • Atur jadwal istirahat ibu di antara perawatan bayi
  • Batasi jumlah pengunjung untuk mengurangi kelelahan
  • Ciptakan lingkungan yang tenang untuk tidur

8. Pemantauan fungsi kandung kemih

  • Pastikan ibu dapat BAK dalam 6-8 jam pasca persalinan
  • Pantau volume dan frekuensi BAK
  • Waspadai tanda-tanda retensi urin

9. Dukungan psikologis

  • Berikan kesempatan ibu untuk membicarakan pengalaman persalinannya
  • Pantau tanda-tanda depresi pasca melahirkan
  • Libatkan keluarga dalam perawatan ibu dan bayi

10. Edukasi perawatan diri

  • Ajarkan cara merawat luka perineum
  • Berikan informasi tentang tanda bahaya pasca persalinan
  • Jelaskan jadwal kontrol dan imunisasi bayi

Perawatan pasca persalinan yang tepat dapat mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi. Penting bagi tenaga kesehatan untuk memantau kondisi ibu secara ketat dan memberikan dukungan yang diperlukan selama masa nifas.

Mitos dan Fakta Seputar Posisi Litotomi

Terdapat beberapa mitos dan fakta seputar penggunaan posisi litotomi dalam persalinan yang perlu diklarifikasi:

Mitos 1: Posisi litotomi adalah satu-satunya posisi yang aman untuk melahirkan.

Fakta: Ada banyak posisi persalinan yang aman dan efektif. Pemilihan posisi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan preferensi ibu.

Mitos 2: Posisi litotomi selalu mempercepat proses persalinan.

Fakta: Pada beberapa kasus, posisi litotomi justru dapat memperlambat persalinan karena melawan gravitasi dan mengurangi efektivitas kontraksi.

Mitos 3: Posisi litotomi mengurangi rasa sakit saat melahirkan.

Fakta: Banyak ibu melaporkan rasa sakit yang lebih intens dalam posisi litotomi dibandingkan posisi vertikal seperti jongkok atau berdiri.

Mitos 4: Posisi litotomi mencegah robekan perineum.

Fakta: Penelitian menunjukkan bahwa posisi litotomi justru dapat meningkatkan risiko robekan perineum dan kebutuhan episiotomi.

Mitos 5: Tenaga medis selalu lebih suka menggunakan posisi litotomi.

Fakta: Banyak tenaga medis kini mendukung penggunaan berbagai posisi persalinan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan ibu.

Mitos 6: Posisi litotomi adalah satu-satunya cara untuk melakukan pemantauan janin.

Fakta: Pemantauan janin dapat dilakukan dalam berbagai posisi, termasuk posisi berdiri atau miring.

Mitos 7: Ibu tidak bisa mengejan efektif dalam posisi selain litotomi.

Fakta: Banyak ibu melaporkan dapat mengejan lebih efektif dalam posisi vertikal atau merangkak yang memanfaatkan gravitasi.

Mitos 8: Posisi litotomi selalu diperlukan untuk persalinan dengan bantuan alat.

Fakta: Meskipun sering digunakan, beberapa prosedur bantuan persalinan dapat dilakukan dalam posisi alternatif seperti miring atau merangkak.

Mitos 9: Semua rumah sakit mengharuskan penggunaan posisi litotomi.

Fakta: Banyak rumah sakit kini menawarkan pilihan posisi persalinan dan mendukung keinginan ibu selama aman secara medis.

Mitos 10: Posisi litotomi adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi persalinan.

Fakta: Tidak ada satu posisi yang dapat mencegah semua komplikasi. Pemantauan yang cermat dan penanganan yang tepat lebih penting daripada posisi tertentu.

Penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang berbagai pilihan posisi persalinan. Diskusi dengan tenaga kesehatan dapat membantu ibu membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi dan preferensinya.

Pertanyaan Umum Seputar Posisi Litotomi

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang posisi litotomi dalam persalinan:

1. Apakah posisi litotomi wajib digunakan saat melahirkan?

Tidak, posisi litotomi bukan satu-satunya pilihan. Ibu dapat memilih posisi yang paling nyaman selama aman secara medis.

2. Berapa lama biasanya ibu berada dalam posisi litotomi?

Durasi bervariasi tergantung perkembangan persalinan, biasanya antara 30 menit hingga beberapa jam.

3. Apakah posisi litotomi menyakitkan?

Beberapa ibu melaporkan rasa tidak nyaman atau nyeri tambahan dalam posisi ini, terutama jika dipertahankan terlalu lama.

4. Bisakah saya menolak posisi litotomi?

Ya, Anda berhak menolak kecuali ada indikasi medis yang mengharuskan penggunaannya.

5. Apakah posisi litotomi meningkatkan risiko operasi caesar?

Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan risiko, namun hal ini masih diperdebatkan.

6. Bagaimana cara mengurangi ketidaknyamanan dalam posisi litotomi?

Penggunaan bantal tambahan, perubahan posisi berkala, dan teknik relaksasi dapat membantu.

7. Apakah posisi litotomi mempengaruhi aliran darah ke janin?

Posisi ini dapat mempengaruhi aliran darah, namun efeknya biasanya minimal jika tidak dipertahankan terlalu lama.

8. Bisakah saya menyusui segera setelah melahirkan dalam posisi litotomi?

Ya, menyusui dapat dimulai segera setelah melahirkan, terlepas dari posisi persalinan yang digunakan.

9. Apakah posisi litotomi meningkatkan risiko inkontinensia pasca melahirkan?

Beberapa studi menunjukkan peningkatan risiko, namun faktor lain seperti lama persalinan juga berperan.

10. Bagaimana jika saya merasa pusing dalam posisi litotomi?

Segera beritahu tenaga medis. Mereka dapat mengubah posisi Anda atau mengambil tindakan yang diperlukan.

Penting untuk mendiskusikan pertanyaan dan kekhawatiran Anda dengan tenaga kesehatan sebelum persalinan. Mereka dapat memberikan informasi yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi Anda.

Kesimpulan

Posisi litotomi telah lama menjadi bagian dari praktik persalinan modern, namun penggunaannya kini semakin dikritisi. Meski memiliki beberapa manfaat seperti akses visual yang lebih baik bagi tenaga medis dan kemudahan dalam intervensi medis, posisi ini juga membawa risiko seperti peningkatan rasa nyeri, perlambatan proses persalinan, dan potensi cedera pada ibu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya