Liputan6.com, Jakarta Lansoprazole merupakan obat yang termasuk dalam golongan penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI). Obat ini bekerja dengan cara menekan produksi asam lambung secara efektif. Lansoprazole biasa digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan yang berkaitan dengan kelebihan asam lambung, seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD), tukak lambung, tukak usus dua belas jari, serta sindrom Zollinger-Ellison.
Cara kerja lansoprazole adalah dengan menghambat enzim H+/K+ ATPase yang terdapat pada sel parietal mukosa lambung. Enzim ini berperan dalam tahap akhir sekresi asam lambung. Dengan dihambatnya enzim tersebut, maka produksi asam lambung akan berkurang secara signifikan. Hal ini membantu meredakan gejala-gejala yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung seperti nyeri ulu hati, rasa terbakar di dada, mual, dan muntah.
Advertisement
Lansoprazole tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, yaitu kapsul, tablet, dan serbuk untuk suntikan. Dosis yang umum digunakan adalah 15 mg dan 30 mg. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.
Advertisement
Manfaat dan Kegunaan Lansoprazole
Lansoprazole memiliki berbagai manfaat dan kegunaan dalam mengatasi gangguan yang berkaitan dengan asam lambung, di antaranya:
- Mengobati penyakit refluks gastroesofageal (GERD) - Lansoprazole efektif meredakan gejala GERD seperti rasa terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi asam. Obat ini juga membantu menyembuhkan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.
- Mengatasi tukak lambung dan tukak usus dua belas jari - Lansoprazole membantu proses penyembuhan tukak dengan mengurangi produksi asam lambung, sehingga memberikan kesempatan bagi jaringan yang terluka untuk pulih.
- Mengobati esofagitis erosif - Kondisi ini terjadi akibat iritasi kronis pada lapisan esofagus oleh asam lambung. Lansoprazole membantu meredakan peradangan dan mempercepat penyembuhan.
- Mengatasi sindrom Zollinger-Ellison - Pada kondisi langka ini terjadi produksi asam lambung yang sangat berlebihan. Lansoprazole efektif menekan sekresi asam yang berlebih tersebut.
- Mencegah dan mengobati tukak lambung akibat penggunaan obat NSAID - Lansoprazole dapat digunakan sebagai profilaksis pada pasien yang menggunakan NSAID jangka panjang untuk mencegah terbentuknya tukak.
- Membantu eradikasi bakteri Helicobacter pylori - Lansoprazole sering dikombinasikan dengan antibiotik dalam terapi triple untuk memberantas infeksi H. pylori yang merupakan penyebab utama tukak lambung.
Dengan berbagai manfaat tersebut, lansoprazole menjadi pilihan utama dalam penanganan gangguan terkait asam lambung. Obat ini tidak hanya meredakan gejala, tapi juga membantu proses penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Advertisement
Dosis dan Cara Penggunaan Lansoprazole
Dosis dan cara penggunaan lansoprazole harus sesuai dengan anjuran dokter. Secara umum, berikut adalah panduan dosis lansoprazole untuk berbagai kondisi:
- GERD (Gastroesophageal Reflux Disease):
- Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
- Anak-anak (1-11 tahun): 15 mg untuk berat badan ≤30 kg, 30 mg untuk berat badan >30 kg, 1 kali sehari selama 8-12 minggu
- Remaja (12-17 tahun): 15 mg, 1 kali sehari selama 8 minggu
- Tukak lambung:
- Dewasa: 30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
- Tukak usus dua belas jari:
- Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 2-4 minggu
- Sindrom Zollinger-Ellison:
- Dewasa: Dosis awal 60 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 180 mg per hari jika diperlukan
- Eradikasi H. pylori (kombinasi dengan antibiotik):
- Dewasa: 30 mg, 2 kali sehari selama 10-14 hari
Cara penggunaan lansoprazole yang tepat:
- Minum lansoprazole 30 menit sebelum makan, terutama sebelum sarapan
- Telan kapsul atau tablet secara utuh dengan segelas air, jangan dikunyah atau dihancurkan
- Jika kesulitan menelan, kapsul dapat dibuka dan isinya ditaburkan pada sedikit makanan lunak seperti yogurt atau jus apel, lalu langsung diminum tanpa dikunyah
- Untuk sediaan orodispersibel, biarkan tablet larut di lidah lalu telan
- Jangan menggandakan dosis jika lupa minum obat
- Jika juga menggunakan antasida, minum lansoprazole minimal 1 jam sebelum atau sesudah antasida
Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan membaca informasi pada kemasan obat dengan seksama. Jangan menghentikan penggunaan lansoprazole secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan dokter.
Efek Samping Lansoprazole
Meskipun lansoprazole umumnya ditoleransi dengan baik, beberapa efek samping mungkin dapat terjadi. Efek samping yang umum biasanya ringan dan sementara, namun ada juga efek samping yang lebih serius meski jarang terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping yang perlu diketahui:
Efek samping umum (terjadi pada 1-10% pengguna):
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Diare atau sembelit
- Nyeri perut
- Kembung
- Mulut kering
- Pusing
- Ruam kulit ringan
- Kelelahan
Efek samping yang jarang namun serius (terjadi pada kurang dari 1% pengguna):
- Reaksi alergi berat (anafilaksis) - gejala meliputi kesulitan bernapas, pembengkakan wajah atau tenggorokan, ruam kulit yang parah
- Infeksi Clostridium difficile - ditandai dengan diare berat dan berkepanjangan
- Hipomagnesemia (kadar magnesium rendah dalam darah) - dapat menyebabkan kram otot, detak jantung tidak teratur, kejang
- Peningkatan risiko patah tulang, terutama pada penggunaan jangka panjang
- Lupus eritematosus kutaneus subakut - kondisi autoimun yang menyebabkan ruam kulit
- Nefritis interstisial akut - peradangan pada ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal
- Trombositopenia - penurunan jumlah trombosit yang dapat meningkatkan risiko perdarahan
- Hepatitis - peradangan hati yang ditandai dengan gejala seperti kuning pada kulit dan mata
Penting untuk memperhatikan bahwa efek samping dapat bervariasi pada setiap individu. Jika mengalami efek samping yang mengganggu atau berkepanjangan, segera hubungi dokter. Khusus untuk efek samping yang serius seperti reaksi alergi berat, segera cari bantuan medis darurat.
Penggunaan lansoprazole jangka panjang (lebih dari 1 tahun) perlu pengawasan dokter karena dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti:
- Defisiensi vitamin B12
- Peningkatan risiko infeksi saluran pencernaan
- Osteoporosis dan peningkatan risiko patah tulang
- Polip pada lambung
Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan lansoprazole jangka panjang. Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan berkala untuk memantau kondisi kesehatan Anda selama menggunakan obat ini.
Advertisement
Interaksi Lansoprazole dengan Obat Lain
Lansoprazole dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, baik meningkatkan maupun mengurangi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah beberapa interaksi penting yang perlu diperhatikan:
- Antikoagulan (pengencer darah):
- Warfarin: Lansoprazole dapat meningkatkan efek warfarin, meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan INR (International Normalized Ratio) yang lebih ketat mungkin diperlukan.
- Clopidogrel: Lansoprazole dapat mengurangi efektivitas clopidogrel, meningkatkan risiko pembekuan darah.
- Obat HIV:
- Atazanavir, Nelfinavir: Lansoprazole dapat mengurangi penyerapan obat-obat ini, mengurangi efektivitasnya dalam melawan HIV.
- Rilpivirine: Penggunaan bersamaan tidak dianjurkan karena dapat mengurangi efektivitas rilpivirine secara signifikan.
- Obat antijamur:
- Ketoconazole, Itraconazole: Lansoprazole dapat mengurangi penyerapan obat-obat ini, mengurangi efektivitasnya.
- Digoxin: Lansoprazole dapat meningkatkan kadar digoxin dalam darah, meningkatkan risiko toksisitas.
- Methotrexate: Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan kadar methotrexate, meningkatkan risiko efek samping.
- Tacrolimus: Lansoprazole dapat meningkatkan kadar tacrolimus dalam darah.
- Phenytoin: Lansoprazole dapat meningkatkan kadar phenytoin dalam darah.
- Theophylline: Lansoprazole dapat mengurangi kadar theophylline dalam darah.
- Sucralfate: Jika digunakan bersamaan, berikan lansoprazole setidaknya 30 menit sebelum sucralfate untuk menghindari penurunan penyerapan lansoprazole.
- Fluvoxamine: Dapat meningkatkan kadar lansoprazole dalam darah, meningkatkan risiko efek samping.
- Rifampicin: Dapat mengurangi efektivitas lansoprazole.
- St. John's Wort: Dapat mengurangi efektivitas lansoprazole.
Penting untuk memberitahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen herbal, dan vitamin. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau Anda lebih ketat untuk efek samping jika Anda menggunakan lansoprazole bersama dengan obat-obat tertentu.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan penggantian salah satu obat atau penyesuaian waktu pemberian untuk meminimalkan interaksi. Jangan pernah memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apapun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Peringatan dan Perhatian dalam Penggunaan Lansoprazole
Meskipun lansoprazole umumnya aman dan efektif, ada beberapa peringatan dan hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya:
- Alergi: Jangan gunakan lansoprazole jika Anda alergi terhadap obat ini atau obat golongan penghambat pompa proton lainnya.
- Kehamilan dan menyusui:
- Kehamilan: Lansoprazole termasuk dalam kategori B menurut FDA, yang berarti studi pada hewan tidak menunjukkan risiko pada janin, namun belum ada studi yang memadai pada wanita hamil. Gunakan hanya jika manfaat melebihi risiko potensial.
- Menyusui: Lansoprazole dapat masuk ke dalam ASI. Diskusikan dengan dokter mengenai risiko dan manfaat penggunaan saat menyusui.
- Gangguan hati: Pasien dengan gangguan fungsi hati mungkin memerlukan penyesuaian dosis.
- Osteoporosis: Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada pasien lanjut usia atau yang memiliki faktor risiko osteoporosis lainnya.
- Defisiensi vitamin B12: Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12. Pemantauan kadar vitamin B12 mungkin diperlukan.
- Hipomagnesemia: Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kadar magnesium yang rendah dalam darah. Gejala dapat termasuk kram otot, detak jantung tidak teratur, dan kejang.
- Infeksi: Lansoprazole dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pencernaan, termasuk infeksi Clostridium difficile.
- Lupus: Dalam kasus yang sangat jarang, lansoprazole dapat memicu atau memperburuk lupus eritematosus sistemik.
- Pemeriksaan laboratorium: Lansoprazole dapat mempengaruhi hasil beberapa tes laboratorium. Informasikan dokter bahwa Anda menggunakan lansoprazole sebelum menjalani tes apapun.
- Penggunaan pada anak: Keamanan dan efektivitas lansoprazole pada anak di bawah 1 tahun belum ditetapkan.
- Penggunaan pada lansia: Pasien lanjut usia mungkin lebih rentan terhadap efek samping. Pemantauan yang lebih ketat mungkin diperlukan.
- Interaksi obat: Lansoprazole dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain. Selalu informasikan dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi.
Penting untuk mendiskusikan riwayat kesehatan Anda secara lengkap dengan dokter sebelum memulai pengobatan dengan lansoprazole. Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa atau memburuk selama pengobatan, segera hubungi dokter.
Ingat bahwa lansoprazole adalah obat resep dan harus digunakan sesuai petunjuk dokter. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan dokter, karena hal ini dapat menyebabkan gejala kambuh atau efek rebound dimana produksi asam lambung meningkat secara berlebihan.
Advertisement
Cara Penyimpanan Lansoprazole yang Tepat
Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas dan efektivitas lansoprazole. Berikut adalah panduan untuk menyimpan lansoprazole dengan benar:
- Suhu penyimpanan:
- Simpan lansoprazole pada suhu ruangan, idealnya antara 15-30°C (59-86°F).
- Hindari penyimpanan di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Jangan simpan di kamar mandi atau dekat dengan wastafel karena kelembaban dapat merusak obat.
- Lindungi dari cahaya:
- Simpan lansoprazole dalam wadah aslinya yang tertutup rapat.
- Jika wadah asli adalah botol berwarna gelap, jangan memindahkan obat ke wadah lain yang transparan.
- Hindari kelembaban:
- Simpan di tempat yang kering.
- Jangan menyimpan di lemari pendingin kecuali diinstruksikan secara khusus oleh apoteker atau dokter.
- Jika menggunakan wadah dengan pengering (desiccant), jangan membuangnya.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak:
- Simpan lansoprazole di tempat yang tinggi dan terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak.
- Perhatikan tanggal kedaluwarsa:
- Jangan menggunakan lansoprazole yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
- Periksa tanggal kedaluwarsa secara berkala dan buang obat yang sudah tidak layak pakai.
- Penyimpanan sediaan khusus:
- Untuk sediaan orodispersibel (tablet yang larut di mulut), simpan dalam kemasan blister asli untuk melindungi dari kelembaban.
- Jika menggunakan sediaan bubuk untuk suspensi oral, simpan bubuk kering di tempat yang sejuk dan kering. Setelah dilarutkan, simpan suspensi dalam lemari pendingin dan gunakan sesuai petunjuk pada label.
- Pembuangan yang tepat:
- Jangan membuang lansoprazole ke dalam toilet atau saluran air.
- Tanyakan kepada apoteker tentang cara yang tepat untuk membuang obat yang sudah tidak digunakan atau kedaluwarsa.
Penting untuk selalu memeriksa instruksi penyimpanan pada label obat atau leaflet yang disertakan, karena mungkin ada petunjuk khusus untuk merek atau formulasi tertentu. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang cara penyimpanan yang tepat, jangan ragu untuk bertanya kepada apoteker atau dokter Anda.
Dengan menyimpan lansoprazole dengan benar, Anda dapat memastikan bahwa obat tetap efektif dan aman untuk digunakan sepanjang masa pakainya.
Pertanyaan Umum Seputar Lansoprazole
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang lansoprazole beserta jawabannya:
-
Apakah lansoprazole sama dengan omeprazole?
Lansoprazole dan omeprazole keduanya termasuk dalam golongan obat penghambat pompa proton (PPI). Meskipun cara kerjanya mirip, ada perbedaan dalam hal dosis, frekuensi pemberian, dan beberapa karakteristik farmakokinetik. Efektivitas keduanya umumnya sebanding, namun respons individual dapat bervariasi.
-
Berapa lama lansoprazole mulai bekerja?
Lansoprazole biasanya mulai mengurangi produksi asam lambung dalam waktu 1 jam setelah konsumsi. Namun, untuk mendapatkan efek penuh dalam mengatasi gejala, mungkin diperlukan waktu 2-3 hari penggunaan rutin.
-
Apakah lansoprazole aman digunakan jangka panjang?
Penggunaan jangka panjang lansoprazole umumnya aman, namun perlu pengawasan dokter. Risiko efek samping seperti defisiensi vitamin B12, osteoporosis, dan infeksi dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang. Evaluasi berkala oleh dokter diperlukan untuk memastikan manfaat tetap melebihi risiko.
-
Bisakah saya minum alkohol saat menggunakan lansoprazole?
Meskipun tidak ada interaksi langsung antara lansoprazole dan alkohol, konsumsi alkohol dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi lambung, yang dapat mengurangi efektivitas pengobatan. Sebaiknya hindari atau batasi konsumsi alkohol selama pengobatan.
-
Apakah lansoprazole dapat digunakan untuk sakit maag biasa?
Lansoprazole umumnya diresepkan untuk kondisi yang lebih serius seperti GERD atau tukak lambung. Untuk sakit maag ringan dan sesekali, antasida atau antagonis reseptor H2 seperti ranitidine mungkin lebih sesuai. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
-
Bagaimana jika saya lupa minum dosis lansoprazole?
Jika Anda lupa minum satu dosis, minumlah segera setelah ingat. Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupa dan lanjutkan dengan jadwal normal. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti yang terlupa.
-
Apakah ada makanan yang harus dihindari saat menggunakan lansoprazole?
Tidak ada pantangan makanan khusus saat menggunakan lansoprazole. Namun, menghindari makanan yang dapat memicu gejala asam lambung seperti makanan pedas, berlemak, atau minuman berkafein dan alkohol dapat membantu meningkatkan efektivitas pengobatan.
-
Bisakah lansoprazole digunakan bersama dengan antasida?
Ya, lansoprazole dapat digunakan bersama dengan antasida. Namun, sebaiknya berikan jarak setidaknya 1 jam antara penggunaan lansoprazole dan antasida untuk menghindari penurunan efektivitas lansoprazole.
-
Apakah lansoprazole dapat menyebabkan kenaikan berat badan?
Kenaikan berat badan bukan merupakan efek samping yang umum dari lansoprazole. Namun, beberapa pasien melaporkan perubahan berat badan. Jika Anda mengalami perubahan berat badan yang signifikan, konsultasikan dengan dokter Anda.
-
Bagaimana cara menghentikan penggunaan lansoprazole?
Jangan menghentikan penggunaan lansoprazole secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan dokter. Penghentian mendadak dapat menyebabkan gejala kambuh atau efek rebound dimana produksi asam lambung meningkat secara berlebihan. Dokter mungkin akan merekomendasikan penurunan dosis secara bertahap.
Ingatlah bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk informasi yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Advertisement
Kesimpulan
Lansoprazole merupakan obat yang efektif untuk mengatasi berbagai gangguan terkait asam lambung. Sebagai penghambat pompa proton, lansoprazole bekerja dengan menekan produksi asam lambung secara signifikan, membantu meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan pada kondisi seperti GERD, tukak lambung, dan esofagitis erosif.
Meskipun umumnya aman dan ditoleransi dengan baik, penggunaan lansoprazole perlu memperhatikan beberapa hal penting:
- Selalu ikuti petunjuk dokter dalam penggunaan obat ini, termasuk dosis dan durasi pengobatan.
- Perhatikan kemungkinan efek samping dan segera laporkan ke dokter jika terjadi efek yang mengganggu atau tidak biasa.
- Berhati-hati terhadap interaksi obat, terutama jika Anda mengonsumsi obat-obatan lain.
- Penggunaan jangka panjang memerlukan pengawasan dokter untuk memantau potensi risiko seperti defisiensi vitamin B12 atau peningkatan risiko patah tulang.
- Simpan obat dengan benar untuk menjaga kualitas dan efektivitasnya.
Penting untuk diingat bahwa lansoprazole bukan solusi jangka panjang untuk gaya hidup yang tidak sehat. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan pemicu, menurunkan berat badan jika berlebih, berhenti merokok, dan mengelola stres juga penting dalam manajemen gangguan asam lambung.
Akhirnya, selalu komunikasikan dengan dokter Anda tentang perkembangan kondisi Anda selama pengobatan. Dengan penggunaan yang tepat dan pemantauan yang baik, lansoprazole dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola gangguan asam lambung dan meningkatkan kualitas hidup Anda.