Pengertian Keputihan Tanda Hamil
Liputan6.com, Jakarta Keputihan tanda hamil atau yang dikenal dengan istilah leukorrhea adalah peningkatan produksi cairan vagina yang terjadi pada awal kehamilan. Keputihan ini merupakan salah satu tanda awal kehamilan yang disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh wanita hamil.
Keputihan tanda hamil biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berwarna putih susu atau bening
- Tekstur encer dan sedikit lengket
- Tidak berbau atau hanya sedikit berbau
- Jumlahnya lebih banyak dari keputihan biasa
- Muncul sekitar 1-2 minggu setelah pembuahan
Keputihan ini terjadi karena peningkatan produksi estrogen yang menyebabkan aliran darah ke area panggul meningkat. Akibatnya, produksi cairan vagina juga meningkat untuk membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi.
Advertisement
Meski termasuk normal, keputihan yang berlebihan atau disertai gejala lain seperti gatal, berbau tidak sedap, atau berwarna kehijauan perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya infeksi. Jika mengalami hal tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Biasa
Keputihan tanda hamil memiliki beberapa perbedaan dengan keputihan biasa yang terjadi saat menjelang menstruasi atau ovulasi. Berikut ini beberapa perbedaan utamanya:
1. Volume Cairan
Keputihan tanda hamil biasanya memiliki volume yang lebih banyak dibandingkan keputihan biasa. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi estrogen yang merangsang aliran darah ke area panggul dan vagina. Akibatnya, produksi cairan vagina meningkat secara signifikan.
2. Warna Cairan
Keputihan tanda hamil umumnya berwarna putih susu atau bening, sedangkan keputihan biasa cenderung berwarna putih kekuningan. Warna putih susu ini disebabkan oleh peningkatan sel-sel yang terkelupas dari dinding vagina akibat perubahan hormon.
3. Tekstur Cairan
Tekstur keputihan tanda hamil biasanya lebih encer dan sedikit lengket dibandingkan keputihan biasa yang cenderung lebih kental. Tekstur encer ini membantu membersihkan vagina dari bakteri dan sel-sel mati.
4. Durasi
Keputihan tanda hamil dapat berlangsung lebih lama, bahkan hingga akhir kehamilan. Sementara keputihan biasa hanya terjadi beberapa hari menjelang menstruasi atau saat ovulasi.
5. Bau
Keputihan tanda hamil biasanya tidak berbau atau hanya sedikit berbau. Sedangkan keputihan biasa terkadang memiliki bau yang lebih kuat, terutama menjelang menstruasi.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa setiap wanita bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Keputihan saja tidak bisa dijadikan patokan pasti untuk menentukan kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti tes kehamilan atau USG untuk memastikannya.
Advertisement
Penyebab Keputihan Saat Hamil
Keputihan yang terjadi saat hamil disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Peningkatan Hormon Estrogen
Penyebab utama keputihan saat hamil adalah meningkatnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Estrogen berperan dalam meningkatkan aliran darah ke area panggul dan vagina, yang pada akhirnya merangsang produksi cairan vagina lebih banyak. Peningkatan estrogen ini juga menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tebal dan elastis sebagai persiapan untuk proses persalinan.
2. Perubahan pH Vagina
Selama kehamilan, pH vagina cenderung menjadi lebih asam. Kondisi ini sebenarnya menguntungkan karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Namun, perubahan pH ini juga dapat menyebabkan peningkatan produksi cairan vagina sebagai mekanisme perlindungan alami.
3. Peningkatan Vaskularisasi
Kehamilan menyebabkan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk area genital. Hal ini dapat merangsang produksi cairan vagina lebih banyak dari biasanya.
4. Perubahan Flora Normal Vagina
Selama kehamilan, terjadi perubahan keseimbangan bakteri baik (flora normal) di vagina. Perubahan ini dapat mempengaruhi produksi dan karakteristik cairan vagina.
5. Peningkatan Metabolisme
Kehamilan meningkatkan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Hal ini juga berdampak pada peningkatan produksi cairan tubuh, termasuk cairan vagina.
Meskipun keputihan saat hamil umumnya normal, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan yang tidak biasa. Jika keputihan disertai gatal, berbau tidak sedap, atau berwarna tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter karena bisa menandakan adanya infeksi.
Tanda-tanda Kehamilan Lainnya
Selain keputihan, ada beberapa tanda dan gejala lain yang sering muncul pada awal kehamilan. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Terlambat Menstruasi
Terlambatnya menstruasi merupakan salah satu tanda paling umum dari kehamilan. Jika siklus menstruasi Anda teratur dan tiba-tiba terlambat lebih dari seminggu, ada kemungkinan Anda hamil. Namun, perlu diingat bahwa keterlambatan menstruasi juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti stress, perubahan berat badan, atau gangguan hormon.
2. Mual dan Muntah
Mual dan muntah, yang sering disebut morning sickness, adalah gejala yang umum dialami pada awal kehamilan. Meskipun disebut morning sickness, gejala ini bisa muncul kapan saja sepanjang hari. Beberapa wanita mulai mengalaminya sekitar 2-8 minggu setelah pembuahan.
3. Payudara Membesar dan Nyeri
Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan payudara membesar, terasa penuh, dan sensitif. Areola (area gelap di sekitar puting) juga bisa menjadi lebih gelap dan lebih besar.
4. Sering Buang Air Kecil
Peningkatan volume darah selama kehamilan menyebabkan ginjal memproses lebih banyak cairan, yang mengakibatkan produksi urin meningkat. Selain itu, rahim yang membesar juga menekan kandung kemih, sehingga Anda merasa ingin buang air kecil lebih sering.
5. Kelelahan
Rasa lelah yang berlebihan sering dialami pada awal kehamilan. Ini disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron yang dapat membuat Anda merasa mengantuk dan lelah.
6. Perubahan Selera Makan
Beberapa wanita mengalami perubahan selera makan, seperti mengidam makanan tertentu atau justru tidak suka dengan makanan yang biasanya disukai. Perubahan ini juga bisa disertai dengan sensitivitas terhadap bau-bauan tertentu.
7. Perubahan Suasana Hati
Fluktuasi hormon selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat. Anda mungkin merasa lebih emosional atau mudah tersinggung dari biasanya.
Penting untuk diingat bahwa setiap wanita bisa mengalami gejala kehamilan yang berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin mengalami banyak gejala, sementara yang lain hanya sedikit atau bahkan tidak ada gejala sama sekali. Jika Anda mencurigai kehamilan, cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes kehamilan atau berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil
Meskipun keputihan saat hamil umumnya normal, terkadang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Berikut beberapa cara untuk mengatasi dan mencegah keputihan berlebih saat hamil:
1. Jaga Kebersihan Area Kewanitaan
Pastikan untuk membersihkan area kewanitaan dengan lembut menggunakan air bersih setiap kali selesai buang air. Bersihkan dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina. Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras atau pewangi.
2. Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat
Pilih pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat. Hindari penggunaan celana ketat atau pakaian dalam berbahan sintetis yang dapat menahan kelembaban dan meningkatkan risiko infeksi. Ganti pakaian dalam secara teratur, terutama jika terasa lembab.
3. Hindari Douching
Douching atau pembilasan vagina dengan cairan khusus tidak dianjurkan, terutama saat hamil. Praktik ini dapat mengganggu keseimbangan pH dan bakteri baik di vagina, meningkatkan risiko infeksi.
4. Konsumsi Makanan Sehat
Konsumsi makanan yang kaya probiotik seperti yogurt dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina. Pastikan juga asupan vitamin C yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
5. Gunakan Pantyliner jika Diperlukan
Jika keputihan cukup banyak, Anda bisa menggunakan pantyliner tanpa parfum untuk menjaga area kewanitaan tetap kering. Namun, pastikan untuk menggantinya secara teratur.
6. Hindari Penggunaan Tampon
Selama kehamilan, hindari penggunaan tampon karena dapat meningkatkan risiko infeksi. Gunakan pembalut jika diperlukan.
7. Jaga Kebersihan Saat Berhubungan Intim
Jika berhubungan intim selama kehamilan, pastikan untuk membersihkan area kewanitaan sebelum dan sesudah. Ini dapat membantu mencegah masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
8. Konsultasi dengan Dokter
Jika keputihan terasa sangat mengganggu atau disertai gejala lain seperti gatal, nyeri, atau bau tidak sedap, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan penanganan yang tepat dan memastikan tidak ada infeksi atau masalah lain yang perlu dikhawatirkan.
Ingat, setiap wanita hamil bisa mengalami keputihan dengan intensitas yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan selama kehamilan untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun keputihan saat hamil umumnya normal, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
1. Perubahan Warna
Jika keputihan berubah warna menjadi kuning, hijau, abu-abu, atau kecoklatan, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi. Keputihan normal biasanya berwarna putih susu atau bening.
2. Bau Tidak Sedap
Keputihan yang disertai bau tidak sedap, seperti bau amis atau busuk, bisa menandakan adanya infeksi bakteri atau jamur. Keputihan normal seharusnya tidak berbau atau hanya sedikit berbau.
3. Rasa Gatal atau Terbakar
Jika Anda merasakan gatal yang intens atau sensasi terbakar di area vagina, ini bisa menjadi tanda infeksi jamur atau bakteri. Keputihan normal tidak seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan seperti ini.
4. Konsistensi Berubah
Jika keputihan menjadi sangat kental seperti keju cottage atau sangat encer dan berbuih, ini bisa menjadi tanda adanya masalah. Keputihan normal biasanya memiliki konsistensi yang cenderung encer dan sedikit lengket.
5. Disertai Nyeri atau Pendarahan
Jika keputihan disertai dengan nyeri perut bagian bawah atau pendarahan, segera hubungi dokter. Ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti keguguran atau kehamilan ektopik.
6. Volume Sangat Banyak
Meskipun keputihan saat hamil biasanya lebih banyak, jika volumenya sangat banyak hingga membasahi pakaian dalam dengan cepat, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
7. Disertai Demam atau Nyeri Saat Buang Air Kecil
Jika keputihan disertai dengan gejala lain seperti demam, nyeri saat buang air kecil, atau nyeri panggul, ini bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih atau masalah lain yang memerlukan penanganan medis.
8. Kekhawatiran Pribadi
Jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin tentang keputihan yang Anda alami, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Lebih baik memastikan daripada mengabaikan gejala yang mungkin memerlukan penanganan.
Ingat, setiap kehamilan adalah unik dan setiap wanita bisa mengalami gejala yang berbeda. Jika Anda merasa ada yang tidak normal atau mengkhawatirkan, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kesehatan Anda dan janin Anda terjaga dengan baik.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Keputihan Saat Hamil
Banyak mitos beredar seputar keputihan saat hamil yang bisa membingungkan ibu hamil. Mari kita bahas beberapa mitos dan fakta tentang keputihan saat hamil:
Mitos 1: Keputihan saat hamil selalu menandakan adanya infeksi
Fakta: Tidak selalu. Keputihan saat hamil seringkali normal dan disebabkan oleh perubahan hormon. Namun, jika disertai gejala seperti gatal, bau tidak sedap, atau perubahan warna, baru bisa dicurigai adanya infeksi.
Mitos 2: Keputihan saat hamil harus selalu diobati
Fakta: Keputihan normal saat hamil tidak memerlukan pengobatan khusus. Yang penting adalah menjaga kebersihan area kewanitaan. Pengobatan hanya diperlukan jika ada tanda-tanda infeksi.
Mitos 3: Keputihan saat hamil bisa membahayakan janin
Fakta: Keputihan normal tidak membahayakan janin. Justru, keputihan membantu melindungi vagina dari infeksi yang bisa membahayakan kehamilan.
Mitos 4: Menggunakan pantyliner saat hamil bisa menyebabkan infeksi
Fakta: Penggunaan pantyliner yang tepat (diganti secara teratur dan tidak mengandung parfum) tidak menyebabkan infeksi. Justru bisa membantu menjaga area kewanitaan tetap kering.
Mitos 5: Keputihan saat hamil pasti berhenti setelah melahirkan
Fakta: Keputihan bisa berlanjut bahkan setelah melahirkan, terutama saat hormon masih menyesuaikan diri. Ini normal selama tidak disertai gejala yang mengkhawatirkan.
Penting untuk selalu mendapatkan informasi yang akurat dari sumber terpercaya dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran tentang keputihan saat hamil.
Kesimpulan
Keputihan tanda hamil merupakan salah satu gejala awal kehamilan yang umum dialami oleh banyak wanita. Meskipun bisa menjadi petunjuk kehamilan, keputihan saja tidak bisa dijadikan patokan pasti untuk menentukan kehamilan. Diperlukan tanda-tanda lain serta pemeriksaan medis untuk memastikannya.
Penting untuk memahami perbedaan antara keputihan normal dan abnormal saat hamil. Keputihan normal biasanya berwarna putih susu atau bening, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri. Sementara keputihan abnormal bisa disertai perubahan warna, bau tidak sedap, rasa gatal, atau nyeri yang memerlukan penanganan medis.
Menjaga kebersihan area kewanitaan, menggunakan pakaian dalam yang tepat, dan menghindari douching adalah beberapa cara untuk mengatasi dan mencegah keputihan berlebih saat hamil. Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Ingatlah bahwa setiap kehamilan adalah unik dan setiap wanita bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan diri dan janin dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengikuti saran dari profesional medis.
Advertisement