Definisi Taaruf dalam Islam
Liputan6.com, Jakarta Taaruf merupakan proses perkenalan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk menuju jenjang pernikahan sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Istilah taaruf berasal dari bahasa Arab "ta'arafa" yang berarti saling mengenal.
Dalam konteks pernikahan Islam, taaruf memiliki makna yang lebih spesifik yaitu proses perkenalan antara calon suami dan istri dengan melibatkan peran wali atau pihak ketiga sebagai perantara. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak dapat saling mengenal kepribadian, latar belakang keluarga, serta visi misi pernikahan sebelum memutuskan untuk menikah.
Berbeda dengan pacaran yang cenderung bebas, taaruf memiliki batasan-batasan yang jelas sesuai syariat Islam. Misalnya, pertemuan antara kedua calon selalu didampingi mahram, tidak berduaan, serta menjaga pandangan dan sikap. Proses taaruf juga biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, tidak berlarut-larut seperti pacaran pada umumnya.
Advertisement
Dasar hukum taaruf dalam Islam merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Ayat tersebut mengandung perintah untuk saling mengenal antara laki-laki dan perempuan. Namun tentu saja proses perkenalan tersebut harus dilakukan dengan cara yang sesuai syariat, yaitu melalui taaruf yang terjaga.
Tujuan dan Manfaat Taaruf
Taaruf memiliki beberapa tujuan dan manfaat penting, di antaranya:
- Mengenal calon pasangan secara lebih mendalam sebelum memutuskan menikah
- Menjaga kesucian diri dan menghindari perbuatan maksiat
- Memastikan kecocokan visi, misi dan tujuan pernikahan
- Mengetahui latar belakang keluarga calon pasangan
- Mempersiapkan mental dan spiritual menuju pernikahan
- Mendapatkan ridha dan restu dari kedua keluarga
- Meminimalisir potensi konflik setelah menikah
- Menghindari perasaan kecewa dan sakit hati akibat putus cinta
- Menjaga kehormatan dan harga diri kedua belah pihak
- Mendapatkan keberkahan dalam proses menuju pernikahan
Dengan taaruf, proses perkenalan menjadi lebih terarah dan fokus pada tujuan pernikahan. Kedua calon pasangan dapat saling menilai kelebihan dan kekurangan masing-masing secara objektif tanpa terpengaruh nafsu atau perasaan cinta yang berlebihan.
Taaruf juga membantu menjaga kesucian diri karena adanya batasan-batasan yang jelas dalam berinteraksi. Hal ini sesuai dengan anjuran Islam untuk menjaga pandangan dan menghindari perbuatan yang mendekati zina.
Dari sisi psikologis, taaruf dapat meminimalisir potensi sakit hati dan kekecewaan yang sering terjadi dalam pacaran. Karena sejak awal sudah ada kejelasan tujuan dan komitmen untuk menikah, bukan sekadar mencari kesenangan sesaat.
Advertisement
Tahapan Proses Taaruf
Proses taaruf biasanya melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
- Persiapan diri - Memantapkan niat, memperbaiki diri, dan mempersiapkan mental untuk menikah.
- Mencari perantara - Meminta bantuan orang tua, kerabat, atau ustadz sebagai perantara.
- Pertukaran biodata - Menulis dan bertukar biodata lengkap dengan calon pasangan melalui perantara.
- Penjajakan awal - Perantara menyampaikan kesan dan tanggapan dari masing-masing pihak.
- Pertemuan pertama - Bertemu langsung dengan didampingi mahram untuk saling mengenal lebih jauh.
- Investigasi lebih lanjut - Mencari tahu lebih dalam tentang latar belakang calon pasangan.
- Shalat istikharah - Memohon petunjuk kepada Allah SWT melalui shalat istikharah.
- Pengambilan keputusan - Memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang khitbah atau tidak.
- Khitbah (lamaran) - Mengajukan lamaran secara resmi kepada pihak perempuan.
- Persiapan pernikahan - Mempersiapkan segala kebutuhan untuk melangsungkan akad nikah.
Durasi proses taaruf biasanya berlangsung sekitar 3-6 bulan, tergantung kesiapan dan kesepakatan kedua belah pihak. Yang terpenting adalah tidak berlarut-larut terlalu lama untuk menghindari fitnah.
Selama proses taaruf, komunikasi antara kedua calon pasangan tetap dibatasi dan selalu melibatkan peran perantara atau wali. Pertemuan langsung juga harus selalu didampingi mahram dan dilakukan di tempat yang aman dari fitnah.
Perbedaan Taaruf dan Pacaran
Meski sama-sama bertujuan untuk saling mengenal, taaruf memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan pacaran, antara lain:
Aspek | Taaruf | Pacaran |
---|---|---|
Tujuan | Menuju pernikahan | Belum jelas, bisa hanya untuk kesenangan |
Durasi | Singkat (3-6 bulan) | Bisa bertahun-tahun |
Perantara | Ada (wali/orang tua) | Tidak ada |
Interaksi | Terbatas, ada mahram | Bebas berduaan |
Batasan | Jelas sesuai syariat | Tidak ada batasan jelas |
Fokus | Menilai kepribadian | Lebih ke fisik dan perasaan |
Komitmen | Jelas untuk menikah | Belum ada kejelasan |
Perbedaan mendasar adalah taaruf memiliki tujuan yang jelas untuk menuju pernikahan, sementara pacaran seringkali hanya untuk kesenangan semata tanpa ada komitmen yang pasti. Taaruf juga memiliki batasan-batasan yang tegas sesuai syariat Islam, berbeda dengan pacaran yang cenderung bebas.
Dari segi interaksi, taaruf selalu melibatkan peran wali atau perantara dan pertemuan harus didampingi mahram. Sementara dalam pacaran, pasangan bebas berduaan tanpa pengawasan. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan fitnah dan maksiat.
Durasi taaruf juga relatif singkat karena memang fokus untuk segera menikah. Berbeda dengan pacaran yang bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa kejelasan. Taaruf lebih menekankan pada penilaian kepribadian dan kesiapan menikah, bukan sekadar perasaan suka atau ketertarikan fisik semata.
Advertisement
Hukum Taaruf dalam Islam
Para ulama sepakat bahwa hukum taaruf dalam Islam adalah mubah (diperbolehkan), bahkan bisa menjadi sunnah jika dilakukan dengan niat dan cara yang benar sesuai tuntunan syariat. Beberapa dalil yang menjadi landasan hukum taaruf antara lain:
- Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 tentang perintah untuk saling mengenal.
- Hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk melihat calon istri sebelum melamar:"Apabila salah seorang di antara kalian ingin melamar seorang wanita, jika ia bisa melihat sesuatu darinya yang bisa mendorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah." (HR. Abu Dawud)
- Kaidah fiqih yang menyatakan bahwa segala sesuatu pada dasarnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Namun tentu saja kebolehan taaruf ini harus dilakukan dengan memperhatikan batasan-batasan syariat, di antaranya:
- Adanya niat yang tulus untuk menikah
- Melibatkan peran wali atau perantara
- Tidak berduaan (khalwat) tanpa mahram
- Menjaga pandangan dan 'iffah (kesucian diri)
- Tidak melakukan kontak fisik apapun
- Tidak berlebihan dalam komunikasi
- Tidak membicarakan hal-hal yang tidak pantas
- Tidak berlarut-larut terlalu lama
Jika batasan-batasan tersebut dilanggar, maka hukum taaruf bisa berubah menjadi makruh bahkan haram. Oleh karena itu, penting bagi yang menjalani proses taaruf untuk selalu menjaga diri dan memperhatikan tuntunan agama.
Tips Melakukan Taaruf yang Baik
Agar proses taaruf berjalan dengan baik dan sesuai syariat, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Perbaiki niat - Luruskan niat semata-mata karena Allah dan untuk ibadah, bukan karena nafsu atau terpaksa.
- Tingkatkan ibadah - Perbanyak shalat, puasa sunnah, sedekah, dan amalan-amalan lainnya selama proses taaruf.
- Pilih perantara yang tepat - Minta bantuan orang tua, kerabat, atau ustadz yang amanah sebagai perantara.
- Jujur dalam biodata - Sampaikan informasi diri dengan jujur, termasuk kekurangan yang dimiliki.
- Ajukan pertanyaan penting - Tanyakan hal-hal krusial terkait visi misi pernikahan, bukan sekadar basa-basi.
- Jaga komunikasi - Batasi komunikasi seperlunya saja dan selalu libatkan perantara.
- Hindari berduaan - Pastikan selalu ada mahram yang mendampingi saat bertemu.
- Jaga pandangan - Batasi pandangan hanya pada wajah dan telapak tangan.
- Berdoa dan istikharah - Perbanyak doa dan lakukan shalat istikharah sebelum memutuskan.
- Konsultasi dengan orang tua - Minta pendapat dan restu orang tua sebelum melangkah lebih jauh.
Yang terpenting adalah selalu menjaga adab dan batasan syariat selama proses taaruf berlangsung. Jangan sampai terbawa perasaan hingga melanggar aturan agama. Ingatlah bahwa tujuan utama taaruf adalah untuk mendapatkan pasangan hidup yang shalih/shalihah.
Advertisement
Tradisi Taaruf di Indonesia
Di Indonesia, tradisi taaruf sudah cukup berkembang terutama di kalangan muslim yang taat. Beberapa variasi pelaksanaan taaruf yang umum dijumpai antara lain:
- Taaruf melalui orang tua - Orang tua memperkenalkan anaknya pada calon yang dianggap cocok.
- Taaruf via pesantren - Kyai atau ustadz di pesantren menjadi perantara taaruf santrinya.
- Taaruf online - Memanfaatkan aplikasi atau website khusus taaruf yang sudah banyak tersedia.
- Taaruf komunitas - Diselenggarakan oleh komunitas Islam tertentu untuk anggotanya.
- Taaruf massal - Event taaruf yang diikuti banyak peserta sekaligus.
Meski variasinya beragam, prinsip dasar taaruf tetap sama yaitu adanya peran perantara, batasan interaksi yang jelas, serta tujuan untuk menikah. Perbedaannya hanya pada teknis pelaksanaan saja.
Seiring perkembangan zaman, kini banyak bermunculan jasa dan aplikasi taaruf online yang memudahkan muslim untuk mencari pasangan. Namun tentu saja tetap harus selektif dan berhati-hati dalam memilih platform taaruf online agar tidak terjebak penipuan atau penyalahgunaan.
Yang penting diingat, bagaimanapun metode taarufnya, esensi dan prinsip dasarnya harus tetap sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Jangan sampai terjebak "taaruf modern" yang justru melanggar batasan-batasan agama.
5W1H Seputar Taaruf
What (Apa)
Taaruf adalah proses perkenalan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk menikah sesuai tuntunan syariat Islam. Prosesnya melibatkan peran perantara dan memiliki batasan-batasan yang jelas.
Who (Siapa)
Taaruf bisa dilakukan oleh muslim/muslimah yang sudah siap menikah baik dari segi usia, mental, maupun finansial. Biasanya melibatkan peran orang tua, kerabat, atau ustadz sebagai perantara.
When (Kapan)
Taaruf sebaiknya dilakukan ketika seseorang sudah merasa siap untuk menikah dan mampu memenuhi tanggung jawab berumah tangga. Tidak ada batasan usia pasti, yang penting sudah baligh dan memenuhi syarat untuk menikah.
Where (Dimana)
Proses taaruf bisa dilakukan di berbagai tempat yang aman dari fitnah, misalnya di rumah keluarga, masjid, atau tempat umum yang terbuka. Yang penting adalah selalu ada pendamping mahram saat bertemu.
Why (Mengapa)
Taaruf dilakukan sebagai alternatif pacaran yang sesuai syariat untuk mengenal calon pasangan sebelum menikah. Tujuannya untuk menjaga kesucian diri, menghindari maksiat, serta mendapatkan keberkahan dalam proses menuju pernikahan.
How (Bagaimana)
Taaruf dilakukan dengan melibatkan perantara, bertukar biodata, melakukan pertemuan terbatas dengan didampingi mahram, serta menjaga batasan interaksi sesuai syariat. Prosesnya singkat dan fokus untuk segera menuju pernikahan jika ada kecocokan.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Taaruf
Mitos: Taaruf sama saja dengan perjodohan paksa
Fakta: Taaruf berbeda dengan perjodohan paksa. Dalam taaruf, kedua pihak memiliki kebebasan untuk menolak jika merasa tidak cocok. Tidak ada paksaan sama sekali.
Mitos: Taaruf tidak memberikan kesempatan untuk saling mengenal
Fakta: Justru taaruf memberikan kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam dari sisi yang penting untuk pernikahan, bukan sekadar perasaan suka.
Mitos: Taaruf pasti berujung pada pernikahan
Fakta: Tidak semua proses taaruf berakhir dengan pernikahan. Jika tidak ada kecocokan, masing-masing pihak berhak untuk tidak melanjutkan.
Mitos: Taaruf hanya untuk orang yang tidak laku
Fakta: Taaruf bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin mencari pasangan sesuai syariat, bukan karena tidak laku.
Mitos: Taaruf tidak romantis dan kaku
Fakta: Taaruf bisa tetap romantis dengan cara yang sesuai syariat. Yang penting adalah niat dan cara menyikapinya.
FAQ Seputar Taaruf
1. Apakah boleh melakukan taaruf dengan lebih dari satu orang sekaligus?
Sebaiknya fokus pada satu orang saja untuk menghindari fitnah dan menjaga perasaan. Kecuali jika proses dengan orang pertama sudah selesai dan tidak ada kecocokan.
2. Berapa lama idealnya proses taaruf berlangsung?
Umumnya berkisar 3-6 bulan, tergantung kesiapan dan kesepakatan kedua pihak. Yang penting tidak terlalu singkat atau terlalu lama.
3. Apakah boleh bertemu langsung tanpa perantara saat taaruf?
Sebaiknya tetap ada perantara atau mahram yang mendampingi untuk menghindari fitnah dan menjaga batasan syariat.
4. Apa yang harus dilakukan jika ternyata tidak cocok setelah taaruf?
Sampaikan dengan baik-baik melalui perantara. Tidak perlu merasa bersalah, anggap saja belum jodoh.
5. Apakah taaruf menjamin keharmonisan rumah tangga?
Taaruf bukan jaminan, tapi bisa meminimalisir potensi masalah karena sudah saling mengenal lebih dulu. Keharmonisan tetap tergantung usaha pasangan setelah menikah.
Advertisement
Kesimpulan
Taaruf merupakan proses perkenalan Islami yang bertujuan untuk menuju pernikahan. Meski terkesan kaku, taaruf memiliki banyak manfaat terutama dalam menjaga kesucian diri dan mendapatkan keberkahan. Yang terpenting adalah menjalani proses taaruf dengan niat yang tulus, menjaga batasan syariat, serta fokus pada tujuan utama yaitu membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Bagi muslim yang ingin mencari pasangan hidup, taaruf bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan pacaran bebas. Namun tentu saja harus dijalani dengan pemahaman yang benar dan konsisten menjaga adab-adabnya. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konsep taaruf dalam Islam. Wallahu a'lam.