Perbedaan Ungkapan dan Majas: Memahami Gaya Bahasa dalam Sastra Indonesia

Pelajari perbedaan ungkapan dan majas serta fungsinya dalam karya sastra. Pahami jenis-jenis majas dan contoh penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Jan 2025, 21:21 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 21:21 WIB
Majas Pertentangan
Ilustrasi Mempelajari Majas Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia sastra dan bahasa Indonesia, ungkapan dan majas merupakan dua elemen penting yang sering digunakan untuk memperindah dan memperkaya karya tulis. Meskipun keduanya memiliki peran dalam membangun gaya bahasa yang menarik, ungkapan dan majas memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perbedaan ungkapan dan majas, jenis-jenisnya, serta contoh penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Ungkapan

Ungkapan, yang juga dikenal sebagai idiom, merupakan gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah dari kata-kata penyusunnya. Ungkapan biasanya memiliki arti kiasan yang sudah disepakati dan dipahami secara umum dalam suatu bahasa atau budaya tertentu.

Beberapa karakteristik ungkapan antara lain:

  • Terdiri dari gabungan dua kata atau lebih
  • Memiliki makna yang tidak dapat disimpulkan dari arti kata-kata penyusunnya
  • Maknanya sudah disepakati dan dipahami secara umum
  • Sering digunakan dalam percakapan sehari-hari maupun karya sastra

Contoh ungkapan dalam bahasa Indonesia:

  • "Buah bibir" - artinya menjadi bahan pembicaraan orang banyak
  • "Kambing hitam" - artinya orang yang dipersalahkan
  • "Makan hati" - artinya merasa sedih atau kecewa
  • "Panjang tangan" - artinya suka mencuri

Pengertian Majas

Majas, atau yang juga dikenal sebagai gaya bahasa, adalah cara penggunaan bahasa yang khas untuk menciptakan efek tertentu dalam karya sastra atau komunikasi. Majas digunakan untuk memperindah bahasa, menambah kesan dramatis, atau memperkuat makna yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara.

Beberapa karakteristik majas antara lain:

  • Menggunakan bahasa kiasan atau perbandingan
  • Bertujuan untuk menciptakan efek estetis atau emosional
  • Dapat berupa kata, frasa, atau kalimat
  • Memiliki berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda-beda

Jenis-Jenis Majas

Majas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama berdasarkan fungsi dan cara penggunaannya. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis majas yang umum digunakan dalam bahasa Indonesia:

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya untuk menciptakan efek tertentu. Beberapa jenis majas perbandingan antara lain:

a. Simile

Simile adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung dengan menggunakan kata penghubung seperti "seperti", "bagai", "laksana", atau "ibarat".

Contoh:

  • "Bibirnya merah seperti delima"
  • "Dia berlari secepat kilat"

b. Metafora

Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung tanpa menggunakan kata penghubung.

Contoh:

  • "Dia adalah bunga di taman kehidupanku"
  • "Matanya adalah mutiara yang berkilau"

c. Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati atau konsep abstrak seolah-olah memiliki sifat atau perilaku manusia.

Contoh:

  • "Angin berbisik lembut di telingaku"
  • "Bulan tersenyum malu-malu di balik awan"

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau konsep yang berlawanan untuk menciptakan efek tertentu. Beberapa jenis majas pertentangan antara lain:

a. Antitesis

Antitesis adalah majas yang menggabungkan dua kata atau frasa yang berlawanan dalam satu kalimat.

Contoh:

  • "Hidup ini penuh suka dan duka"
  • "Dia bisa tertawa dalam tangis"

b. Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.

Contoh:

  • "Dia hidup dalam kemewahan yang menyedihkan"
  • "Dalam keramaian kota, aku merasa sangat kesepian"

c. Oksimoron

Oksimoron adalah majas yang menggabungkan dua kata yang bertentangan dalam satu frasa.

Contoh:

  • "Manis pahit kehidupan"
  • "Keheningan yang memekakkan"

3. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau ide. Beberapa jenis majas penegasan antara lain:

a. Repetisi

Repetisi adalah majas yang mengulang kata atau frasa tertentu untuk memberikan penekanan.

Contoh:

  • "Aku ingin pulang, pulang ke rumah, pulang ke kampung halaman"
  • "Dia terus berjuang, berjuang, dan berjuang tanpa kenal lelah"

b. Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyusun beberapa hal secara berurutan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi intensitasnya.

Contoh:

  • "Dia rela berkorban harta, tenaga, bahkan nyawanya demi negara"
  • "Kami akan berjuang dengan pikiran, tenaga, dan darah kami"

c. Antiklimaks

Antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, yaitu menyusun beberapa hal secara berurutan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah intensitasnya.

Contoh:

  • "Presiden, menteri, hingga pegawai rendahan hadir dalam acara tersebut"
  • "Dia rela mengorbankan nyawa, harta, bahkan waktunya yang berharga"

4. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir atau mengkritik secara tidak langsung. Beberapa jenis majas sindiran antara lain:

a. Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna sebenarnya, biasanya untuk menyindir.

Contoh:

  • "Bagus sekali nilaimu, nol besar!"
  • "Wah, rapi sekali kamarmu, seperti kapal pecah"

b. Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang lebih kasar dan tajam dibandingkan ironi.

Contoh:

  • "Otakmu terbuat dari apa sih? Kok bodoh sekali!"
  • "Silakan terus bermain game, nanti jadi sarjana game ya"

c. Sinisme

Sinisme adalah majas sindiran yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.

Contoh:

  • "Oh, kamu memang teman yang baik, selalu ingat teman kalau butuh saja"
  • "Terima kasih atas 'kebaikanmu' yang selalu menyusahkan orang lain"

Perbedaan Utama Antara Ungkapan dan Majas

Meskipun ungkapan dan majas sama-sama digunakan untuk memperkaya bahasa, keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar:

  1. Struktur: Ungkapan biasanya terdiri dari gabungan kata yang tetap, sementara majas dapat berupa kata, frasa, atau kalimat yang lebih fleksibel.
  2. Makna: Ungkapan memiliki makna kiasan yang sudah tetap dan disepakati, sedangkan makna majas dapat bervariasi tergantung konteks dan interpretasi.
  3. Fungsi: Ungkapan umumnya digunakan untuk menyampaikan ide atau konsep tertentu secara lebih ringkas, sementara majas bertujuan untuk menciptakan efek estetis atau emosional dalam karya sastra.
  4. Fleksibilitas: Ungkapan cenderung lebih kaku dan tidak bisa diubah strukturnya, sedangkan majas lebih fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan penulis.
  5. Penggunaan: Ungkapan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan informal, sementara majas lebih sering ditemui dalam karya sastra dan tulisan formal.

Fungsi Ungkapan dan Majas dalam Karya Sastra

Baik ungkapan maupun majas memiliki peran penting dalam memperkaya karya sastra. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari penggunaan ungkapan dan majas:

Fungsi Ungkapan:

  • Menyampaikan ide atau konsep secara lebih ringkas dan efektif
  • Menambah nuansa budaya dan kearifan lokal dalam karya sastra
  • Menciptakan kesan familiar dan mudah diingat bagi pembaca
  • Memperkuat karakterisasi tokoh melalui penggunaan ungkapan khas

Fungsi Majas:

  • Memperindah bahasa dan menciptakan efek estetis
  • Menambah daya tarik dan kesan mendalam pada karya sastra
  • Memperkuat emosi dan suasana dalam cerita
  • Membantu pembaca memvisualisasikan dan merasakan apa yang digambarkan penulis
  • Menyampaikan kritik atau sindiran secara tidak langsung

Tips Menggunakan Ungkapan dan Majas dalam Tulisan

Untuk mengoptimalkan penggunaan ungkapan dan majas dalam tulisan, berikut beberapa tips yang dapat diikuti:

  1. Pahami konteks: Pastikan ungkapan atau majas yang digunakan sesuai dengan konteks dan tema tulisan.
  2. Jangan berlebihan: Penggunaan ungkapan dan majas yang terlalu banyak dapat membuat tulisan terasa berlebihan dan sulit dipahami.
  3. Variasikan penggunaan: Gunakan berbagai jenis ungkapan dan majas untuk membuat tulisan lebih menarik dan tidak monoton.
  4. Perhatikan target pembaca: Sesuaikan penggunaan ungkapan dan majas dengan tingkat pemahaman target pembaca.
  5. Latih kreativitas: Cobalah untuk menciptakan majas baru yang unik dan original untuk membuat tulisan lebih menarik.
  6. Pelajari contoh-contoh: Baca banyak karya sastra untuk mempelajari bagaimana penulis lain menggunakan ungkapan dan majas secara efektif.
  7. Revisi dan edit: Periksa kembali penggunaan ungkapan dan majas dalam tulisan, pastikan semuanya tepat dan efektif.

Perkembangan Ungkapan dan Majas dalam Bahasa Indonesia Modern

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, ungkapan dan majas dalam bahasa Indonesia juga mengalami evolusi. Beberapa tren yang dapat diamati antara lain:

  1. Pengaruh bahasa asing: Banyak ungkapan baru yang muncul sebagai hasil terjemahan atau adaptasi dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
  2. Ungkapan berbasis teknologi: Muncul ungkapan-ungkapan baru yang berkaitan dengan perkembangan teknologi dan media sosial.
  3. Majas kontemporer: Penulis modern sering menciptakan majas baru yang lebih relevan dengan kehidupan kontemporer.
  4. Simplifikasi: Ada kecenderungan untuk menggunakan ungkapan dan majas yang lebih sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca umum.
  5. Hibridisasi: Terjadi percampuran antara ungkapan tradisional dengan elemen-elemen modern dalam penggunaan bahasa.

Tantangan dalam Memahami dan Menggunakan Ungkapan dan Majas

Meskipun ungkapan dan majas dapat memperkaya bahasa, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam memahami dan menggunakannya:

  1. Perbedaan budaya: Ungkapan dan majas sering kali terikat dengan konteks budaya tertentu, sehingga dapat sulit dipahami oleh orang dari latar belakang budaya yang berbeda.
  2. Ambiguitas makna: Beberapa ungkapan dan majas dapat memiliki makna ganda atau ambigu, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman.
  3. Kesulitan dalam penerjemahan: Menerjemahkan ungkapan dan majas ke bahasa lain sering kali menjadi tantangan karena perbedaan struktur bahasa dan konteks budaya.
  4. Perubahan makna seiring waktu: Beberapa ungkapan dan majas dapat berubah maknanya seiring berjalannya waktu, yang dapat menyebabkan kebingungan antara generasi yang berbeda.
  5. Overuse: Penggunaan ungkapan dan majas yang berlebihan dapat membuat tulisan terasa klise atau tidak autentik.

Peran Ungkapan dan Majas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang ungkapan dan majas memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Pengembangan kosakata: Mempelajari ungkapan dan majas dapat memperkaya kosakata siswa dan meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.
  2. Pemahaman budaya: Banyak ungkapan dan majas mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal, sehingga mempelajarinya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang budaya Indonesia.
  3. Peningkatan kemampuan interpretasi: Memahami majas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menginterpretasi teks sastra dan non-sastra.
  4. Pengembangan kreativitas: Mendorong siswa untuk menciptakan majas baru dapat merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir lateral mereka.
  5. Persiapan untuk ujian: Pemahaman tentang ungkapan dan majas sering kali diuji dalam ujian bahasa Indonesia, sehingga penguasaan materi ini penting untuk keberhasilan akademis.

Kesimpulan

Ungkapan dan majas merupakan dua elemen penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki peran signifikan dalam memperkaya karya sastra dan komunikasi sehari-hari. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam struktur dan fungsi, baik ungkapan maupun majas berkontribusi pada keindahan dan keefektifan bahasa.

Memahami perbedaan antara ungkapan dan majas, serta menguasai penggunaannya, dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang secara signifikan. Dalam konteks pendidikan, pembelajaran tentang ungkapan dan majas tidak hanya penting untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi juga untuk memperdalam pemahaman tentang budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman, ungkapan dan majas dalam bahasa Indonesia terus berkembang, mencerminkan perubahan sosial dan teknologi dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi penutur bahasa Indonesia untuk terus mempelajari dan mengikuti perkembangan ini agar dapat menggunakan bahasa secara efektif dan kontekstual.

Akhirnya, baik dalam konteks akademis maupun praktis, penguasaan ungkapan dan majas dapat memperkaya ekspresi bahasa seseorang, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan lebih nuansa dan kedalaman. Dengan demikian, mempelajari dan menggunakan ungkapan dan majas dengan tepat dapat menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan apresiasi terhadap keindahan bahasa Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya