Apa itu DOI? Berkut Pengertian, Fungsi, dan Cara Mendapatkannya

Pelajari arti DOI, fungsi penting, dan cara mendapatkannya. Temukan manfaat DOI bagi penulis, peneliti, dan dunia akademik secara komprehensif.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 19 Feb 2025, 06:26 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 06:25 WIB
arti doi
arti doi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Di era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan sistem identifikasi yang unik dan permanen untuk karya ilmiah dan sumber daya digital lainnya menjadi semakin penting. Salah satu solusi yang telah diterima secara luas dalam komunitas akademik dan penerbitan adalah Digital Object Identifier atau yang lebih dikenal dengan singkatan DOI. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti DOI, fungsinya, serta berbagai aspek penting terkait penggunaannya dalam dunia akademik dan penerbitan digital.

Pengertian DOI

Digital Object Identifier (DOI) merupakan sebuah sistem penomoran unik yang digunakan untuk mengidentifikasi konten digital secara permanen. Sistem ini dikembangkan oleh International DOI Foundation (IDF) sebagai upaya untuk memberikan identitas yang konsisten dan tahan lama bagi objek digital, terlepas dari lokasi atau platform penyimpanannya.

DOI bukan sekadar nomor acak, melainkan sebuah kode alfanumerik yang terdiri dari awalan (prefix) dan akhiran (suffix). Awalan biasanya menunjukkan penerbit atau organisasi yang menerbitkan konten, sementara akhiran adalah identifikasi unik untuk objek digital tertentu. Misalnya, dalam DOI 10.1000/182, "10.1000" adalah awalan yang menunjukkan penerbit, sedangkan "182" adalah akhiran yang mengidentifikasi objek digital spesifik.

Keunikan DOI terletak pada sifatnya yang persisten. Ini berarti bahwa meskipun URL atau lokasi fisik dari sebuah objek digital mungkin berubah seiring waktu, DOI akan tetap sama dan selalu mengarahkan pengguna ke lokasi terkini dari objek tersebut. Hal ini sangat bermanfaat dalam konteks akademik dan penelitian, di mana akses jangka panjang terhadap sumber daya digital sangat penting.

DOI juga berfungsi sebagai penghubung antara metadata dan objek digital itu sendiri. Metadata ini dapat mencakup informasi seperti judul, penulis, tanggal publikasi, dan informasi lain yang relevan. Dengan demikian, DOI tidak hanya menyediakan akses ke objek digital, tetapi juga memberikan konteks dan informasi tambahan yang berharga bagi pengguna.

Dalam praktiknya, DOI telah menjadi standar de facto untuk identifikasi artikel jurnal, buku elektronik, dataset penelitian, dan berbagai jenis konten digital lainnya dalam lingkungan akademik dan penerbitan. Penggunaan DOI memudahkan proses sitasi, meningkatkan visibilitas karya ilmiah, dan membantu dalam pelacakan dampak penelitian melalui berbagai metrik.

Sejarah dan Perkembangan DOI

Sejarah DOI dimulai pada pertengahan tahun 1990-an sebagai respons terhadap kebutuhan akan sistem identifikasi yang lebih baik untuk konten digital dalam industri penerbitan. Inisiatif ini diprakarsai oleh Association of American Publishers (AAP) yang menyadari pentingnya memiliki sistem yang dapat menghubungkan pengguna dengan konten digital secara efisien dan tahan lama.

Pada tahun 1998, International DOI Foundation (IDF) didirikan sebagai organisasi nirlaba yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem DOI. IDF bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dari industri penerbitan, perpustakaan, dan komunitas teknologi untuk mengembangkan standar dan infrastruktur yang diperlukan.

Tahun 2000 menandai tonggak penting dalam sejarah DOI dengan diluncurkannya CrossRef, sebuah organisasi yang dibentuk oleh penerbit akademik untuk memfasilitasi linking antar referensi menggunakan DOI. CrossRef kemudian menjadi Registration Agency (RA) pertama untuk DOI dan memainkan peran kunci dalam adopsi DOI di kalangan penerbit akademik.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan DOI semakin meluas. Pada tahun 2012, DOI diadopsi sebagai standar ISO (ISO 26324), yang semakin memperkuat posisinya sebagai sistem identifikasi yang diakui secara internasional. Perkembangan ini juga memperluas cakupan DOI di luar artikel jurnal, mencakup buku, bab buku, dataset, software, dan berbagai jenis objek digital lainnya.

Salah satu perkembangan signifikan dalam evolusi DOI adalah integrasi dengan sistem metadata yang lebih kaya. Ini memungkinkan DOI tidak hanya berfungsi sebagai penghubung ke konten, tetapi juga sebagai pintu gerbang ke informasi yang lebih komprehensif tentang objek digital tersebut. Perkembangan ini sangat bermanfaat dalam konteks penelitian dan akademik, di mana metadata yang akurat dan lengkap sangat penting.

Dalam dekade terakhir, penggunaan DOI telah semakin meluas ke berbagai disiplin ilmu dan jenis konten. Misalnya, DataCite, sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 2009, fokus pada penyediaan DOI untuk dataset penelitian, memainkan peran penting dalam mendorong praktik pengelolaan data yang baik dan meningkatkan visibilitas data penelitian.

Perkembangan terbaru dalam ekosistem DOI termasuk integrasi yang lebih erat dengan sistem identifikasi peneliti seperti ORCID (Open Researcher and Contributor ID). Integrasi ini memungkinkan hubungan yang lebih baik antara peneliti, karya mereka, dan institusi tempat mereka berafiliasi, menciptakan jaringan informasi yang lebih kaya dan terhubung dalam lanskap penelitian global.

Saat ini, DOI telah menjadi bagian integral dari infrastruktur komunikasi ilmiah dan penerbitan digital. Penggunaannya terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan yang muncul dalam lanskap digital yang selalu berubah, menegaskan perannya yang penting dalam memfasilitasi akses, pelacakan, dan preservasi konten digital di era informasi ini.

Struktur dan Format DOI

Struktur dan format DOI dirancang untuk memberikan identifikasi yang unik dan konsisten bagi objek digital. Pemahaman tentang komponen-komponen DOI sangat penting bagi peneliti, penulis, dan profesional informasi untuk dapat menggunakan dan menginterpretasikan DOI dengan efektif.

Secara umum, DOI terdiri dari dua bagian utama yang dipisahkan oleh garis miring (/):

  1. Prefix (Awalan)
  2. Suffix (Akhiran)

Contoh DOI: 10.1000/182

1. Prefix (Awalan)

Prefix DOI selalu dimulai dengan angka "10", yang merupakan identifikator untuk sistem DOI. Setelah itu, diikuti oleh titik dan serangkaian angka yang mengidentifikasi organisasi atau penerbit yang mendaftarkan DOI tersebut.

Dalam contoh di atas, "10.1000" adalah prefix. "1000" adalah kode unik yang diberikan kepada organisasi tertentu oleh Registration Agency (RA) DOI.

Prefix dapat memiliki struktur hierarkis. Misalnya, "10.1000.10" bisa menjadi sub-prefix yang menunjukkan divisi atau imprint tertentu dalam sebuah organisasi besar.

2. Suffix (Akhiran)

Suffix adalah bagian yang mengidentifikasi objek digital spesifik. Dalam contoh di atas, "182" adalah suffix. Organisasi yang mendaftarkan DOI memiliki kebebasan untuk menentukan format suffix, selama itu unik dalam konteks prefix mereka.

Suffix dapat berupa:

  • Angka acak atau berurutan
  • Kode alfanumerik
  • Kombinasi dari identifikator yang sudah ada (misalnya ISBN untuk buku)

Beberapa penerbit menggunakan suffix yang mencerminkan informasi tentang objek, seperti tahun publikasi atau kode jurnal. Misalnya: 10.1000/journal-abc-2023-05-0001

Format Lengkap DOI

Ketika DOI digunakan sebagai URL untuk mengakses objek digital, formatnya menjadi:

https://doi.org/[DOI]

Misalnya: https://doi.org/10.1000/182

Penggunaan "https://doi.org/" sebagai awalan URL memastikan bahwa DOI dapat digunakan sebagai hyperlink aktif yang akan mengarahkan pengguna ke lokasi terkini dari objek digital tersebut.

Karakteristik Penting Struktur DOI:

  1. Case Insensitive: DOI tidak sensitif terhadap huruf besar atau kecil. "10.1000/ABC123" dan "10.1000/abc123" merujuk pada objek yang sama.
  2. Karakter yang Diizinkan: DOI dapat menggunakan huruf, angka, dan beberapa karakter khusus seperti tanda hubung (-) dan garis bawah (_).
  3. Panjang: Tidak ada batasan panjang maksimum untuk DOI, meskipun disarankan untuk menjaga agar tetap dalam panjang yang praktis.
  4. Unik: Setiap kombinasi prefix dan suffix harus unik dalam sistem DOI global.

Pemahaman tentang struktur dan format DOI ini penting untuk berbagai keperluan, termasuk:

  • Mengidentifikasi asal-usul objek digital (berdasarkan prefix)
  • Memverifikasi keabsahan DOI
  • Menggunakan DOI dalam sitasi dan referensi
  • Mengintegrasikan DOI ke dalam sistem manajemen referensi atau database

Dengan memahami struktur ini, peneliti dan profesional informasi dapat lebih efektif dalam mengelola dan menggunakan DOI dalam pekerjaan akademik dan penelitian mereka.

Fungsi dan Manfaat DOI

Digital Object Identifier (DOI) memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang signifikan dalam ekosistem publikasi ilmiah dan pengelolaan informasi digital. Pemahaman yang mendalam tentang fungsi-fungsi ini sangat penting bagi peneliti, penulis, pustakawan, dan profesional informasi lainnya untuk dapat memanfaatkan DOI secara optimal.

1. Identifikasi Unik dan Permanen

Fungsi utama DOI adalah menyediakan identifikasi yang unik dan permanen untuk objek digital. Tidak seperti URL yang dapat berubah seiring waktu, DOI tetap konsisten. Ini memastikan bahwa referensi ke suatu karya tetap valid dalam jangka panjang, mengurangi masalah broken links yang sering terjadi dalam sitasi digital.

2. Akses Langsung ke Sumber

DOI berfungsi sebagai tautan langsung ke sumber asli atau lokasi terkini dari objek digital. Pengguna dapat dengan mudah mengakses artikel, dataset, atau sumber daya digital lainnya hanya dengan mengklik atau memasukkan DOI ke dalam browser.

3. Peningkatan Visibilitas dan Dampak

Penggunaan DOI meningkatkan visibilitas karya ilmiah. Karya dengan DOI lebih mudah ditemukan dan diakses oleh peneliti lain, yang berpotensi meningkatkan jumlah sitasi dan dampak penelitian.

4. Fasilitasi Manajemen Metadata

DOI terkait erat dengan metadata yang kaya tentang objek digital. Ini memungkinkan pengelolaan dan pengambilan informasi yang lebih efisien tentang publikasi, termasuk judul, penulis, tanggal publikasi, dan informasi bibliografi lainnya.

5. Dukungan untuk Sitasi Akurat

DOI memfasilitasi sitasi yang lebih akurat dan konsisten. Penggunaan DOI dalam referensi memastikan bahwa pembaca dapat dengan mudah menemukan dan mengakses sumber asli, mengurangi ambiguitas dan kesalahan dalam sitasi.

6. Integrasi dengan Sistem Manajemen Referensi

DOI terintegrasi dengan baik dalam berbagai sistem manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, dan EndNote. Ini memudahkan peneliti dalam mengorganisir dan mengelola referensi mereka.

7. Pelacakan Metrik dan Analitik

DOI memungkinkan pelacakan yang lebih baik terhadap penggunaan dan dampak karya ilmiah. Penerbit dan peneliti dapat menggunakan DOI untuk menganalisis pola sitasi, unduhan, dan metrik dampak lainnya.

8. Dukungan untuk Preservasi Digital

Sistem DOI mendukung upaya preservasi digital jangka panjang. Bahkan jika lokasi fisik objek digital berubah, DOI tetap dapat mengarahkan pengguna ke lokasi terbaru.

9. Fasilitasi Interoperabilitas

DOI memfasilitasi interoperabilitas antara berbagai sistem dan platform. Ini memungkinkan pertukaran informasi yang lebih mudah antara database, repositori institusional, dan sistem manajemen konten.

10. Dukungan untuk Hak Cipta dan Lisensi

DOI dapat digunakan untuk menghubungkan objek digital dengan informasi tentang hak cipta dan lisensi, membantu dalam manajemen hak kekayaan intelektual.

11. Peningkatan Kredibilitas

Karya yang memiliki DOI sering dianggap lebih kredibel dalam komunitas akademik. Ini menunjukkan bahwa karya tersebut telah melalui proses publikasi formal.

12. Dukungan untuk Linked Data

DOI mendukung konsep linked data, memungkinkan hubungan yang lebih kaya antara berbagai objek digital dan dataset.

13. Efisiensi dalam Pengelolaan Konten Digital

Bagi penerbit dan institusi, DOI menyederhanakan proses pengelolaan konten digital, termasuk pelacakan versi dan pembaruan.

14. Peningkatan Kolaborasi Penelitian

DOI memfasilitasi berbagi dan referensi sumber daya digital yang lebih efisien, mendukung kolaborasi penelitian yang lebih baik di tingkat global.

15. Dukungan untuk Altmetrics

DOI memainkan peran penting dalam pengumpulan altmetrics, yang mengukur dampak penelitian di luar sitasi tradisional, termasuk penyebaran di media sosial dan penyebutan dalam kebijakan.

Dengan memahami dan memanfaatkan berbagai fungsi dan manfaat DOI ini, para pemangku kepentingan dalam komunitas akademik dan penelitian dapat meningkatkan efisiensi, visibilitas, dan dampak dari karya mereka. DOI bukan hanya sekadar identifikator, tetapi merupakan komponen integral dalam infrastruktur komunikasi ilmiah modern.

Cara Mendapatkan DOI

Mendapatkan Digital Object Identifier (DOI) untuk karya ilmiah atau objek digital lainnya adalah langkah penting dalam meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas karya tersebut. Proses mendapatkan DOI mungkin berbeda tergantung pada jenis karya dan situasi publikasi. Berikut adalah panduan komprehensif tentang cara mendapatkan DOI:

1. Melalui Penerbit

Untuk artikel jurnal, buku, atau bab buku yang diterbitkan melalui penerbit akademik:

  • Kebanyakan penerbit besar secara otomatis menetapkan DOI untuk setiap artikel atau buku yang mereka terbitkan.
  • Penerbit biasanya bekerja sama dengan organisasi seperti Crossref untuk mendaftarkan DOI.
  • Sebagai penulis, Anda tidak perlu melakukan tindakan khusus; DOI akan ditetapkan sebagai bagian dari proses publikasi.

2. Untuk Jurnal Open Access atau Jurnal Mandiri

Jika Anda adalah editor jurnal open access atau jurnal yang dikelola secara mandiri:

  • Daftar sebagai anggota Crossref atau organisasi serupa yang menyediakan layanan DOI.
  • Setelah menjadi anggota, Anda akan mendapatkan prefix DOI untuk jurnal Anda.
  • Anda kemudian dapat menetapkan suffix unik untuk setiap artikel yang diterbitkan.

3. Untuk Repositori Institusional

Banyak universitas dan lembaga penelitian menyediakan DOI untuk karya yang disimpan dalam repositori mereka:

  • Hubungi administrator repositori institusi Anda untuk informasi tentang kebijakan dan prosedur mendapatkan DOI.
  • Beberapa institusi bekerja sama dengan DataCite untuk menyediakan DOI untuk dataset dan karya lain dalam repositori mereka.

4. Untuk Dataset Penelitian

Untuk dataset penelitian, ada beberapa opsi:

  • Gunakan repositori data yang menyediakan layanan DOI, seperti Zenodo, Figshare, atau Dryad.
  • Jika institusi Anda memiliki repositori data, mereka mungkin menyediakan DOI melalui keanggotaan DataCite.
  • Beberapa jurnal juga menyediakan DOI untuk dataset yang terkait dengan artikel yang diterbitkan.

5. Untuk Preprint

Server preprint seperti arXiv atau bioRxiv sering menyediakan DOI:

  • Unggah preprint Anda ke server yang menyediakan layanan DOI.
  • DOI biasanya ditetapkan secara otomatis setelah preprint diterima dan diproses.

6. Untuk Konferensi dan Prosiding

Untuk makalah konferensi atau prosiding:

  • Banyak konferensi besar bekerja sama dengan penerbit yang akan menetapkan DOI.
  • Untuk konferensi yang lebih kecil, panitia mungkin perlu mendaftar ke Crossref atau layanan serupa untuk mendapatkan DOI.

7. Untuk Karya Mandiri atau Self-Published

Jika Anda menerbitkan karya secara mandiri:

  • Anda dapat mendaftar sebagai penerbit individu di Crossref, meskipun ini mungkin mahal untuk penulis individu.
  • Alternatifnya, gunakan platform seperti Zenodo yang menyediakan DOI gratis untuk berbagai jenis karya digital.

8. Melalui Agensi Registrasi DOI

Selain Crossref dan DataCite, ada beberapa agensi registrasi DOI lainnya:

  • EIDR (Entertainment Identifier Registry) untuk konten audiovisual.
  • mEDRA (Multilingual European DOI Registration Agency) yang fokus pada industri penerbitan Eropa.

Langkah-langkah Umum:

  1. Identifikasi jenis karya dan konteks publikasi Anda.
  2. Tentukan metode yang paling sesuai untuk mendapatkan DOI berdasarkan situasi Anda.
  3. Jika melalui penerbit atau repositori, ikuti prosedur yang mereka tetapkan.
  4. Jika mendaftar sendiri, pilih agensi registrasi yang sesuai dan ikuti proses pendaftaran mereka.
  5. Siapkan metadata yang diperlukan untuk karya Anda.
  6. Setelah DOI ditetapkan, pastikan untuk mencantumkannya dalam karya dan menggunakannya dalam sitasi.

Poin Penting:

  • DOI biasanya memerlukan biaya, baik yang dibayar oleh penerbit, institusi, atau individu.
  • Pastikan untuk memahami kewajiban yang terkait dengan memiliki DOI, seperti memperbarui metadata jika diperlukan.
  • Gunakan DOI yang telah Anda dapatkan secara konsisten dalam semua referensi dan komunikasi terkait karya tersebut.

Dengan mengikuti panduan ini, peneliti dan penulis dapat memastikan bahwa karya mereka mendapatkan DOI, meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas karya tersebut dalam lanskap akademik dan digital yang lebih luas.

Proses Pengajuan DOI

Proses pengajuan Digital Object Identifier (DOI) dapat bervariasi tergantung pada jenis karya dan metode yang dipilih. Berikut adalah penjelasan rinci tentang proses pengajuan DOI melalui beberapa jalur umum:

1. Melalui Penerbit Akademik

Untuk artikel jurnal atau buku yang diterbitkan melalui penerbit akademik besar:

  1. Penyerahan Naskah: Serahkan naskah Anda melalui sistem pengajuan penerbit.
  2. Proses Review: Naskah akan melalui proses peer review.
  3. Penerimaan: Setelah diterima, penerbit akan memulai proses produksi.
  4. Penugasan DOI: Penerbit akan secara otomatis menugaskan DOI ke artikel Anda.
  5. Registrasi DOI: Penerbit akan mendaftarkan DOI tersebut ke Crossref atau agensi registrasi lainnya.
  6. Publikasi: DOI akan muncul bersama artikel saat dipublikasikan.

2. Untuk Jurnal Open Access atau Jurnal Mandiri

Jika Anda adalah editor jurnal yang ingin mendapatkan DOI untuk artikel:

  1. Keanggotaan Crossref: Daftar sebagai anggota Crossref.
  2. Mendapatkan Prefix: Setelah menjadi anggota, Anda akan mendapatkan prefix DOI unik.
  3. Menyiapkan Metadata : Untuk setiap artikel, siapkan metadata yang diperlukan (judul, penulis, tanggal publikasi, dll.).
  4. Penugasan Suffix: Tentukan suffix unik untuk setiap artikel.
  5. Pendaftaran DOI: Daftarkan DOI dan metadata terkait melalui sistem Crossref.
  6. Verifikasi: Pastikan DOI berfungsi dan mengarah ke artikel yang benar.

3. Melalui Repositori Institusional

Untuk karya yang disimpan dalam repositori institusi:

  1. Unggah Karya: Unggah karya Anda ke repositori institusi.
  2. Isi Metadata: Lengkapi semua metadata yang diperlukan.
  3. Permintaan DOI: Ikuti prosedur institusi untuk meminta DOI.
  4. Verifikasi: Administrator repositori akan memverifikasi informasi.
  5. Penugasan DOI: DOI akan ditetapkan dan didaftarkan oleh institusi.
  6. Konfirmasi: Anda akan menerima konfirmasi DOI yang telah ditetapkan.

4. Untuk Dataset Penelitian

Menggunakan repositori data seperti Zenodo:

  1. Buat Akun: Daftar dan buat akun di repositori data pilihan Anda.
  2. Unggah Dataset: Unggah dataset Anda ke platform.
  3. Isi Metadata: Lengkapi semua metadata yang diperlukan dengan teliti.
  4. Pilih Lisensi: Pilih lisensi yang sesuai untuk dataset Anda.
  5. Publikasi: Publikasikan dataset Anda di platform.
  6. Penugasan DOI: DOI akan secara otomatis ditetapkan oleh platform.

5. Untuk Preprint

Menggunakan server preprint seperti arXiv:

  1. Persiapan Naskah: Siapkan naskah sesuai pedoman server preprint.
  2. Unggah Naskah: Unggah naskah ke server preprint.
  3. Isi Metadata: Lengkapi semua informasi yang diperlukan.
  4. Moderasi: Naskah akan melalui proses moderasi singkat.
  5. Publikasi: Setelah diterima, preprint akan dipublikasikan.
  6. Penugasan DOI: DOI akan secara otomatis ditetapkan oleh server.

6. Untuk Konferensi dan Prosiding

Jika konferensi bekerja sama dengan penerbit:

  1. Penyerahan Makalah: Serahkan makalah Anda ke panitia konferensi.
  2. Review dan Penerimaan: Makalah akan di-review dan diterima.
  3. Kompilasi Prosiding: Panitia akan mengompilasi semua makalah.
  4. Penugasan DOI: Penerbit akan menugaskan DOI untuk setiap makalah.
  5. Publikasi: Prosiding akan dipublikasikan dengan DOI untuk setiap makalah.

7. Untuk Karya Mandiri atau Self-Published

Menggunakan layanan seperti Zenodo untuk karya mandiri:

  1. Buat Akun: Daftar dan buat akun di Zenodo.
  2. Unggah Karya: Unggah karya Anda ke platform.
  3. Isi Metadata: Lengkapi semua metadata yang diperlukan dengan detail.
  4. Pilih Lisensi: Pilih lisensi yang sesuai untuk karya Anda.
  5. Publikasi: Publikasikan karya Anda di platform.
  6. Penugasan DOI: DOI akan secara otomatis ditetapkan oleh Zenodo.

Poin Penting dalam Proses Pengajuan DOI:

  • Akurasi Metadata: Pastikan semua metadata yang Anda masukkan akurat dan lengkap. Ini penting untuk pencarian dan identifikasi karya Anda.
  • Konsistensi: Gunakan informasi yang konsisten di semua platform dan publikasi.
  • Pembaruan: Jika ada perubahan pada karya atau metadatanya, pastikan untuk memperbarui informasi DOI.
  • Verifikasi: Selalu verifikasi bahwa DOI yang ditetapkan berfungsi dan mengarah ke karya yang benar.
  • Penggunaan: Setelah mendapatkan DOI, gunakan secara konsisten dalam semua referensi dan komunikasi terkait karya tersebut.
  • Pemahaman Kebijakan: Pahami kebijakan dan persyaratan dari penerbit atau platform yang Anda gunakan untuk mendapatkan DOI.

Proses pengajuan DOI mungkin terlihat rumit pada awalnya, tetapi dengan pemahaman yang baik tentang langkah-langkah yang diperlukan, proses ini dapat dilakukan dengan efisien. Penting untuk diingat bahwa memiliki DOI bukan hanya tentang mendapatkan identifikator unik, tetapi juga tentang meningkatkan visibilitas, aksesibilitas, dan kredibilitas karya Anda dalam komunitas akademik dan penelitian.

Biaya Terkait DOI

Biaya terkait dengan Digital Object Identifier (DOI) adalah aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti, penerbit, dan institusi akademik. Struktur biaya DOI dapat bervariasi tergantung pada metode perolehan dan organisasi yang menyediakannya. Berikut adalah penjelasan rinci tentang berbagai aspek biaya terkait DOI:

1. Biaya Keanggotaan Agensi Registrasi

Untuk penerbit atau organisasi yang ingin mendaftarkan DOI sendiri:

  • Crossref: Biaya keanggotaan tahunan bervariasi berdasarkan pendapatan organisasi, mulai dari sekitar $275 hingga $50,000 per tahun.
  • DataCite: Biaya keanggotaan tahunan berkisar antara €500 hingga €5,000, tergantung pada jenis keanggotaan.

2. Biaya per DOI

Selain biaya keanggotaan, ada biaya untuk setiap DOI yang didaftarkan:

  • Crossref: Biaya per DOI berkisar antara $0.15 hingga $1, tergantung pada volume dan jenis konten.
  • DataCite: Beberapa anggota DataCite menawarkan DOI gratis, sementara yang lain mungkin mengenakan biaya per DOI.

3. Biaya untuk Penulis

Untuk penulis yang menerbitkan melalui penerbit besar:

  • Biasanya, penulis tidak dikenakan biaya langsung untuk DOI. Biaya ini sudah termasuk dalam biaya publikasi atau ditanggung oleh penerbit.
  • Untuk jurnal open access, biaya DOI mungkin termasuk dalam Article Processing Charge (APC).

4. Biaya untuk Institusi Akademik

Institusi yang mengelola repositori sendiri:

  • Biaya keanggotaan tahunan ke agensi registrasi seperti DataCite.
  • Biaya per DOI, yang mungkin ditanggung oleh institusi atau dibebankan kepada peneliti/departemen.

5. Biaya untuk Repositori Data

Repositori data seperti Zenodo atau Figshare:

  • Banyak repositori data menawarkan DOI gratis untuk dataset yang diunggah.
  • Beberapa repositori mungkin mengenakan biaya untuk layanan premium atau penyimpanan data dalam jumlah besar.

6. Biaya untuk Konferensi

Untuk prosiding konferensi:

  • Biaya DOI biasanya ditanggung oleh penyelenggara konferensi atau penerbit yang bekerja sama dengan konferensi.
  • Dalam beberapa kasus, biaya ini mungkin dimasukkan dalam biaya pendaftaran konferensi.

7. Biaya untuk Karya Mandiri

Untuk penulis yang menerbitkan secara mandiri:

  • Mendaftar langsung ke Crossref sebagai penerbit individu bisa mahal dan tidak praktis.
  • Alternatif seperti Zenodo menawarkan DOI gratis untuk karya yang diunggah.

8. Biaya Tidak Langsung

Selain biaya langsung, ada biaya tidak langsung yang perlu dipertimbangkan:

  • Sumber Daya Manusia: Waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mengelola dan memperbarui metadata DOI.
  • Infrastruktur Teknologi: Biaya untuk sistem yang mendukung manajemen dan pemeliharaan DOI.

9. Faktor yang Mempengaruhi Biaya

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi biaya DOI:

  • Volume Konten: Organisasi dengan volume konten yang lebih besar mungkin mendapatkan tarif yang lebih rendah per DOI.
  • Jenis Konten: Biaya dapat bervariasi tergantung pada jenis konten (artikel, buku, dataset, dll.).
  • Model Bisnis Penerbit: Penerbit open access mungkin memiliki struktur biaya yang berbeda dibandingkan penerbit tradisional.

10. Strategi Penghematan Biaya

Beberapa strategi untuk mengelola biaya DOI:

  • Kerjasama Institusional: Institusi kecil dapat bergabung dalam konsorsium untuk mendapatkan tarif yang lebih baik.
  • Pemanfaatan Layanan Gratis: Menggunakan platform seperti Zenodo untuk karya yang tidak diterbitkan melalui penerbit besar.
  • Negosiasi Kontrak: Penerbit besar dapat menegosiasikan tarif khusus dengan agensi registrasi.

11. Pertimbangan Jangka Panjang

Dalam mengevaluasi biaya DOI, penting untuk mempertimbangkan manfaat jangka panjang:

  • Visibilitas dan Dampak: DOI dapat meningkatkan visibilitas dan dampak karya, yang mungkin mengimbangi biaya awal.
  • Preservasi Digital: DOI mendukung upaya preservasi digital jangka panjang, yang memiliki nilai tersendiri.
  • Efisiensi Manajemen Konten: Sistem DOI dapat meningkatkan efisiensi dalam manajemen dan pelacakan konten digital.

Memahami struktur biaya DOI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting bagi semua pihak yang terlibat dalam publikasi dan manajemen konten digital akademik. Meskipun ada biaya yang terkait dengan DOI, manfaat yang diberikan dalam hal visibilitas, aksesibilitas, dan manajemen konten seringkali melebihi investasi awal. Penting bagi organisasi dan individu untuk mengevaluasi kebutuhan mereka secara cermat dan memilih opsi yang paling sesuai dengan anggaran dan tujuan mereka.

Perbedaan DOI dan ISBN

Digital Object Identifier (DOI) dan International Standard Book Number (ISBN) adalah dua sistem identifikasi yang penting dalam dunia publikasi, namun memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting bagi penulis, penerbit, dan profesional informasi. Berikut adalah analisis mendalam tentang perbedaan antara DOI dan ISBN:

1. Definisi dan Tujuan

  • DOI:
    • Sistem identifikasi untuk objek digital di internet.
    • Bertujuan untuk memberikan identifikasi unik dan permanen untuk konten digital, terlepas dari lokasinya di internet.
  • ISBN:
    • Nomor identifikasi unik untuk buku dan publikasi monograf.
    • Bertujuan untuk mengidentifikasi secara unik edisi buku atau publikasi serupa dari penerbit tertentu.

2. Cakupan Penggunaan

  • DOI:
    • Digunakan untuk berbagai jenis konten digital: artikel jurnal, buku elektronik, dataset, gambar, video, dll.
    • Dapat diterapkan pada tingkat granularitas yang berbeda (misalnya, bab buku, tabel dalam artikel).
  • ISBN:
    • Terutama digunakan untuk buku cetak dan elektronik.
    • Biasanya diterapkan pada tingkat publikasi lengkap, bukan bagian-bagiannya.

3. Format dan Struktur

  • DOI:
    • Format: prefix/suffix (misalnya, 10.1000/182).
    • Prefix menunjukkan penerbit, suffix adalah identifikator unik untuk objek.
    • Panjang bervariasi dan dapat mencakup karakter alfanumerik.
  • ISBN:
    • Format standar 13 digit (sebelumnya 10 digit).
    • Terdiri dari elemen-elemen yang menunjukkan negara, penerbit, judul, dan digit cek.

4. Persistensi dan Resolusi

  • DOI:
    • Persisten dan dapat diperbarui jika lokasi objek berubah.
    • Dapat digunakan sebagai URL yang dapat diklik (misalnya, https://doi.org/10.1000/182).
  • ISBN:
    • Tetap dan tidak berubah setelah ditetapkan.
    • Tidak berfungsi sebagai mekanisme resolusi langsung ke konten.

5. Metadata dan Interoperabilitas

  • DOI:
    • Terkait erat dengan metadata yang kaya dan dapat diperbarui.
    • Mendukung interoperabilitas antar sistem dan platform digital.
  • ISBN:
    • Memiliki metadata terbatas yang terkait langsung dengan nomor tersebut.
    • Terutama digunakan dalam konteks industri buku dan perpustakaan.

6. Penerapan dan Pengelolaan

  • DOI:
    • Dikelola oleh berbagai agensi registrasi (misalnya, Crossref, DataCite).
    • Dapat ditetapkan oleh penerbit, repositori, atau institusi.
  • ISBN:
    • Dikelola oleh agensi ISBN nasional di setiap negara.
    • Biasanya ditetapkan oleh penerbit atau atas permintaan penulis untuk buku mandiri.

7. Penggunaan dalam Sitasi

  • DOI:
    • Sering digunakan dalam sitasi akademik, terutama untuk artikel jurnal.
    • Memungkinkan tautan langsung ke sumber dalam referensi online.
  • ISBN:
    • Digunakan dalam sitasi buku, terutama dalam konteks perpustakaan dan katalog.
    • Tidak menyediakan tautan langsung dalam sitasi digital.

8. Fleksibilitas dan Granularitas

  • DOI:
    • Sangat fleksibel, dapat diterapkan pada berbagai tingkat granularitas.
    • Memungkinkan identifikasi unik untuk bagian-bagian kecil dari karya (misalnya, grafik dalam artikel).
  • ISBN:
    • Kurang fleksibel, biasanya hanya diterapkan pada tingkat publikasi lengkap.
    • Tidak cocok untuk mengidentifikasi bagian-bagian individual dari sebuah buku.

9. Penggunaan dalam E-commerce

  • DOI:
    • Tidak dirancang khusus untuk e-commerce, meskipun dapat digunakan dalam konteks ini.
  • ISBN:
    • Sering digunakan dalam sistem inventaris toko buku dan platform e-commerce untuk buku.

10. Biaya dan Aksesibilitas

  • DOI:
    • Biasanya melibatkan biaya untuk pendaftaran dan pemeliharaan.
    • Dapat diakses gratis oleh pengguna akhir.
  • ISBN:
    • Melibatkan biaya untuk mendapatkan nomor ISBN.
    • Gratis untuk digunakan oleh pembaca atau pembeli buku.

11. Evolusi dan Adaptasi

  • DOI:
    • Terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan publikasi digital dan manajemen data.
    • Adaptif terhadap perubahan teknologi dan praktik publikasi.
  • ISBN:
    • Relatif stabil dalam formatnya, dengan perubahan utama terakhir dari 10 ke 13 digit.
    • Fokus utama tetap pada identifikasi buku dalam konteks tradisional dan digital.

Memahami perbedaan antara DOI dan ISBN sangat penting dalam konteks publikasi modern. Sementara ISBN tetap menjadi standar penting dalam industri buku, DOI telah muncul sebagai alat yang sangat berguna dalam lanskap publikasi digital yang lebih luas. Keduanya memiliki peran penting dan saling melengkapi dalam ekosistem publikasi, dengan DOI menawarkan fleksibilitas dan fungsionalitas yang lebih besar dalam lingkungan digital, sementara ISBN tetap menjadi identifikator kunci untuk buku dalam konteks perpustakaan dan perdagangan buku.

DOI vs URL: Mana yang Lebih Baik?

Dalam era digital, baik Digital Object Identifier (DOI) maupun Uniform Resource Locator (URL) memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mengakses sumber daya online. Namun, keduanya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Memahami perbedaan dan kelebihan masing-masing sangat penting untuk menentukan mana yang lebih sesuai dalam konteks tertentu. Mari kita bandingkan DOI dan URL secara mendalam:

1. Definisi dan Tujuan

  • DOI:
    • Sistem identifikasi persisten untuk objek digital.
    • Bertujuan memberikan identifikasi unik dan permanen, terlepas dari lokasi fisik objek.
  • URL:
    • Alamat web yang menunjukkan lokasi spesifik sumber daya di internet.
    • Bertujuan memberikan akses langsung ke sumber daya online.

2. Persistensi

  • DOI:
    • Persisten dan tidak berubah, bahkan jika lokasi fisik objek berubah.
    • Memungkinkan pembaruan lokasi tanpa mengubah identifikator.
  • URL:
    • Dapat berubah jika sumber daya dipindahkan atau struktur situs web diubah.
    • Rentan terhadap "link rot" atau tautan mati seiring waktu.

3. Struktur dan Format

  • DOI:
    • Format standar: prefix/suffix (misalnya, 10.1000/182).
    • Dapat digunakan sebagai URL dengan menambahkan https://doi.org/ di depannya.
  • URL:
    • Format bervariasi, tergantung pada protokol dan struktur situs web.
    • Contoh: https://www.example.com/page.html

4. Metadata dan Informasi Terkait

  • DOI:
    • Terkait erat dengan metadata yang kaya tentang objek digital.
    • Memungkinkan akses ke informasi tambahan seperti penulis, tanggal publikasi, dll.
  • URL:
    • Tidak secara inheren terkait dengan metadata.
    • Informasi tambahan harus disediakan secara terpisah atau di halaman yang dituju.

5. Penggunaan dalam Konteks Akademik

  • DOI:
    • Standar de facto untuk identifikasi artikel jurnal dan publikasi ilmiah.
    • Sangat dihargai dalam sitasi akademik karena persistensinya.
  • URL:
    • Digunakan untuk berbagai jenis sumber web, termasuk yang non-akademik.
    • Kurang disukai dalam sitasi akademik formal karena sifatnya yang dapat berubah.

6. Resolusi dan Pengalihan

  • DOI:
    • Menggunakan sistem resolusi terpusat yang dapat mengarahkan ke lokasi terkini objek.
    • Memungkinkan pengalihan yang lebih canggih dan fleksibel.
  • URL:
    • Bergantung pada DNS dan server web untuk resolusi.
    • Pengalihan biasanya diatur di tingkat server web.

7. Cakupan dan Universalitas

  • DOI:
    • Terutama digunakan untuk konten akademik, ilmiah, dan beberapa jenis data digital.
    • Tidak universal untuk semua jenis konten web.
  • URL:
    • Universal untuk semua jenis konten web.
    • Digunakan secara luas di luar konteks akademik.

8. Biaya dan Aksesibilitas

  • DOI:
    • Memerlukan biaya untuk pendaftaran dan pemeliharaan.
    • Biasanya dikelola oleh organisasi atau penerbit, bukan individu.
  • URL:
    • Gratis untuk dibuat dan digunakan.
    • Dapat dibuat oleh siapa saja yang memiliki akses ke server web.

9. Interoperabilitas dan Standarisasi

  • DOI:
    • Sangat terstandarisasi dan mendukung interoperabilitas antar sistem.
    • Memfasilitasi pertukaran data dan integrasi dengan sistem manajemen referensi.
  • URL:
    • Standar universal untuk akses web, tetapi kurang terstruktur untuk pertukaran data akademik.
    • Tidak memiliki standarisasi khusus untuk metadata atau interoperabilitas akademik.

10. Kesesuaian untuk Jenis Konten Tertentu

  • DOI:
    • Ideal untuk konten yang memerlukan identifikasi jangka panjang dan stabil.
    • Sangat sesuai untuk artikel jurnal, buku elektronik, dataset penel itian, dan karya ilmiah lainnya.
  • URL:
    • Lebih sesuai untuk konten web yang dinamis dan sering berubah.
    • Ideal untuk halaman web umum, blog, dan sumber daya online non-akademis.

11. Dampak pada Visibilitas dan Pencarian

  • DOI:
    • Meningkatkan visibilitas karya dalam database akademik dan mesin pencari khusus.
    • Memfasilitasi pelacakan sitasi dan metrik dampak penelitian.
  • URL:
    • Lebih dikenal oleh mesin pencari umum seperti Google.
    • Dapat dioptimalkan untuk SEO (Search Engine Optimization).

12. Keamanan dan Integritas Data

  • DOI:
    • Menyediakan tingkat keamanan dan integritas data yang lebih tinggi.
    • Perubahan pada objek digital dapat dilacak dan diverifikasi.
  • URL:
    • Keamanan bergantung pada protokol yang digunakan (misalnya, HTTPS).
    • Lebih rentan terhadap perubahan konten tanpa pemberitahuan.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?

Pertanyaan "mana yang lebih baik" antara DOI dan URL tidak memiliki jawaban yang mutlak. Keduanya memiliki kelebihan dan kegunaan masing-masing, dan pilihan antara keduanya sangat bergantung pada konteks dan kebutuhan spesifik:

  • DOI lebih baik untuk:
    • Publikasi akademik dan ilmiah yang memerlukan identifikasi jangka panjang.
    • Karya yang perlu dilacak sitasinya secara akurat.
    • Konten yang mungkin berpindah lokasi namun tetap memerlukan akses konsisten.
    • Sumber daya yang membutuhkan metadata yang kaya dan terstruktur.
  • URL lebih baik untuk:
    • Konten web umum yang sering diperbarui.
    • Sumber daya online yang tidak memerlukan identifikasi formal atau pelacakan akademis.
    • Situasi di mana kemudahan akses dan familiaritas pengguna adalah prioritas utama.
    • Konten yang tidak memerlukan biaya tambahan untuk identifikasi.

Dalam banyak kasus, penggunaan DOI dan URL secara bersamaan dapat memberikan manfaat terbaik dari kedua sistem. Misalnya, sebuah artikel jurnal dapat memiliki DOI untuk identifikasi formal dan pelacakan akademis, sementara juga memiliki URL untuk akses langsung dan kemudahan penggunaan.

Penting untuk mempertimbangkan tujuan jangka panjang, audiens target, dan konteks penggunaan ketika memilih antara DOI dan URL. Untuk publikasi ilmiah dan akademis, DOI sering kali menjadi pilihan yang lebih baik karena persistensi dan fitur tambahan yang ditawarkannya. Namun, untuk konten web umum atau sumber daya yang tidak memerlukan pelacakan formal, URL mungkin sudah cukup memadai.

Pada akhirnya, pemahaman yang baik tentang kelebihan dan keterbatasan masing-masing sistem akan membantu dalam membuat keputusan yang tepat untuk setiap situasi spesifik. Kombinasi yang cerdas antara DOI dan URL dapat mengoptimalkan aksesibilitas, persistensi, dan fungsionalitas konten digital dalam berbagai konteks.

Manfaat DOI bagi Penulis

Digital Object Identifier (DOI) telah menjadi komponen integral dalam ekosistem publikasi ilmiah modern, menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi penulis. Pemahaman mendalam tentang manfaat-manfaat ini dapat membantu penulis untuk memaksimalkan dampak dan visibilitas karya mereka. Berikut adalah analisis komprehensif tentang manfaat DOI bagi penulis:

1. Identifikasi Unik dan Permanen

  • DOI memberikan identifikasi unik dan permanen untuk karya penulis, memastikan bahwa karya tersebut dapat diidentifikasi secara akurat sepanjang waktu.
  • Ini mengurangi risiko ambiguitas dalam identifikasi karya, terutama untuk penulis dengan nama yang umum atau karya dengan judul serupa.
  • Persistensi DOI memungkinkan karya tetap dapat diakses bahkan jika URL atau lokasi fisiknya berubah, menjaga relevansi karya dalam jangka panjang.

2. Peningkatan Visibilitas dan Aksesibilitas

  • Karya dengan DOI lebih mudah ditemukan dalam database akademik dan mesin pencari khusus, meningkatkan visibilitas penulis dalam komunitas ilmiah.
  • DOI memfasilitasi akses langsung ke karya, memungkinkan pembaca untuk dengan mudah menemukan dan mengakses publikasi penulis.
  • Integrasi DOI dengan berbagai platform dan alat penelitian meningkatkan aksesibilitas karya penulis di berbagai sistem dan database.

3. Peningkatan Kredibilitas dan Profesionalisme

  • Penggunaan DOI menandakan bahwa karya telah melalui proses publikasi formal, meningkatkan kredibilitas penulis di mata komunitas akademik.
  • DOI sering diasosiasikan dengan publikasi berkualitas tinggi, yang dapat meningkatkan persepsi profesional terhadap penulis.
  • Dalam beberapa disiplin ilmu, keberadaan DOI menjadi indikator standar kualitas dan keabsahan publikasi.

4. Fasilitasi Pelacakan Sitasi dan Metrik Dampak

  • DOI memungkinkan pelacakan sitasi yang lebih akurat, membantu penulis untuk memantau dampak karya mereka dalam literatur ilmiah.
  • Integrasi dengan alat analitik dan platform bibliometrik memudahkan penulis untuk mengukur dan mendemonstrasikan dampak penelitian mereka.
  • Data sitasi yang akurat dapat mendukung aplikasi untuk pendanaan, promosi akademik, atau posisi penelitian.

5. Dukungan untuk Manajemen Referensi

  • DOI terintegrasi dengan baik dalam berbagai perangkat lunak manajemen referensi, memudahkan penulis dan pembaca dalam mengorganisir dan mengutip karya.
  • Kemudahan dalam mengimpor metadata melalui DOI mengurangi kesalahan dalam sitasi dan bibliografi.
  • Ini juga membantu penulis dalam mengelola perpustakaan referensi pribadi mereka dengan lebih efisien.

6. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

  • DOI dapat membantu dalam menegaskan kepemilikan dan prioritas atas ide atau temuan, penting dalam kasus sengketa hak cipta atau klaim prioritas ilmiah.
  • Metadata yang terkait dengan DOI dapat mencakup informasi lisensi, membantu penulis dalam mengelola hak penggunaan karya mereka.
  • Timestamp yang terkait dengan DOI dapat menjadi bukti waktu publikasi, penting dalam konteks prioritas penemuan.

7. Peningkatan Kolaborasi dan Networking

  • DOI memfasilitasi identifikasi dan kontak yang lebih mudah antara peneliti, mendorong kolaborasi dan pertukaran ide.
  • Karya dengan DOI lebih mudah dibagikan dan didiskusikan dalam forum akademik online dan platform kolaborasi penelitian.
  • Ini dapat membuka peluang untuk kolaborasi internasional dan lintas disiplin.

8. Dukungan untuk Versi dan Pembaruan

  • DOI memungkinkan penulis untuk mengelola berbagai versi karya mereka dengan lebih efektif, penting dalam era preprint dan publikasi cepat.
  • Sistem DOI dapat menghubungkan versi yang berbeda dari karya yang sama, memastikan pembaca selalu dapat mengakses versi terbaru sambil mempertahankan riwayat versi.
  • Ini mendukung transparansi dalam proses penelitian dan publikasi.

9. Integrasi dengan Profil Peneliti Online

  • DOI dapat diintegrasikan dengan profil peneliti online seperti ORCID, membantu penulis dalam membangun dan memelihara identitas peneliti digital yang komprehensif.
  • Ini memfasilitasi agregasi otomatis publikasi dalam profil peneliti, meningkatkan visibilitas keseluruhan karya penulis.
  • Integrasi ini juga mendukung prinsip-prinsip Open Science dan transparansi penelitian.

10. Dukungan untuk Metrik Alternatif (Altmetrics)

  • DOI memungkinkan pelacakan metrik alternatif seperti jumlah unduhan, penyebaran di media sosial, dan penyebutan dalam kebijakan atau media.
  • Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak dan jangkauan karya penulis di luar sitasi tradisional.
  • Altmetrics dapat menjadi alat yang berharga dalam mendemonstrasikan dampak sosial dan praktis dari penelitian.

11. Fasilitasi Preservasi Digital Jangka Panjang

  • DOI mendukung upaya preservasi digital, memastikan karya penulis tetap dapat diakses dalam jangka panjang.
  • Ini penting dalam menjaga warisan intelektual penulis dan memastikan kontribusi mereka tetap relevan dan dapat diakses oleh generasi peneliti mendatang.
  • Sistem DOI juga memfasilitasi migrasi konten ke platform atau format baru tanpa kehilangan identitas atau aksesibilitas karya.

12. Peningkatan Efisiensi dalam Proses Publikasi

  • DOI memperlancar proses pengajuan dan review manuskrip, terutama ketika merujuk pada karya sebelumnya atau dataset terkait.
  • Ini dapat mempercepat siklus publikasi, memungkinkan penulis untuk mempublikasikan temuan mereka lebih cepat.
  • Efisiensi ini juga berlaku dalam proses koreksi atau pembaruan pasca-publikasi.

13. Dukungan untuk Praktik Open Science

  • DOI mendukung prinsip-prinsip Open Science dengan memfasilitasi akses terbuka dan berbagi data.
  • Penulis dapat dengan mudah menghubungkan publikasi mereka dengan dataset, kode, atau materi pendukung lainnya, meningkatkan transparansi dan reprodusibilitas penelitian.
  • Ini sejalan dengan tren global menuju penelitian yang lebih terbuka dan kolaboratif.

14. Peningkatan Akurasi dalam Pelaporan Penelitian

  • DOI membantu mengurangi kesalahan dalam sitasi dan referensi, meningkatkan akurasi keseluruhan dalam komunikasi ilmiah.
  • Ini penting dalam membangun reputasi penulis sebagai peneliti yang teliti dan dapat diandalkan.
  • Akurasi yang lebih tinggi juga mendukung integritas penelitian secara keseluruhan.

15. Dukungan untuk Karir Akademik

  • Penggunaan DOI dan metrik terkait dapat mendukung aplikasi untuk hibah penelitian, promosi akademik, atau posisi baru.
  • DOI memfasilitasi pembuatan portofolio penelitian yang komprehensif dan mudah diverifikasi.
  • Ini juga membantu dalam proses evaluasi dan penilaian kinerja akademik.

Dengan memahami dan memanfaatkan manfaat-manfaat ini, penulis dapat mengoptimalkan dampak dan visibilitas karya mereka, meningkatkan efisiensi dalam proses penelitian dan publikasi, serta membangun reputasi yang kuat dalam komunitas akademik. DOI bukan hanya sekadar identifikator teknis, tetapi merupakan alat strategis dalam mengelola dan memajukan karir penelitian.

Pentingnya DOI untuk Peneliti

Digital Object Identifier (DOI) telah menjadi komponen krusial dalam ekosistem penelitian modern, menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi para peneliti. Pemahaman mendalam tentang pentingnya DOI dapat membantu peneliti untuk mengoptimalkan proses penelitian mereka, meningkatkan visibilitas karya, dan memperkuat dampak ilmiah. Berikut adalah analisis komprehensif tentang pentingnya DOI bagi peneliti:

1. Identifikasi Unik dan Persisten

  • DOI menyediakan identifikasi unik dan permanen untuk karya penelitian, memastikan bahwa karya tersebut dapat diidentifikasi secara akurat sepanjang waktu.
  • Ini mengurangi ambiguitas dalam identifikasi karya, terutama penting bagi peneliti dengan nama umum atau karya dengan judul serupa.
  • Persistensi DOI memungkinkan karya tetap dapat diakses bahkan jika URL atau lokasi fisiknya berubah, menjaga relevansi penelitian dalam jangka panjang.

2. Peningkatan Visibilitas dan Dampak Penelitian

  • Karya dengan DOI lebih mudah ditemukan dalam database akademik dan mesin pencari khusus, meningkatkan visibilitas peneliti dalam komunitas ilmiah global.
  • DOI memfasilitasi akses langsung ke karya penelitian, meningkatkan kemungkinan karya tersebut dibaca dan dikutip oleh peneliti lain.
  • Integrasi DOI dengan berbagai platform dan alat penelitian meningkatkan aksesibilitas karya di berbagai sistem dan database.

3. Fasilitasi Pelacakan Sitasi dan Metrik Dampak

  • DOI memungkinkan pelacakan sitasi yang lebih akurat, membantu peneliti untuk memantau dampak karya mereka dalam literatur ilmiah.
  • Integrasi dengan alat analitik dan platform bibliometrik memudahkan peneliti untuk mengukur dan mendemonstrasikan dampak penelitian mereka.
  • Data sitasi yang akurat dapat mendukung aplikasi untuk pendanaan, evaluasi kinerja akademik, atau posisi penelitian baru.

4. Dukungan untuk Manajemen Data Penelitian

  • DOI dapat diterapkan pada dataset penelitian, memungkinkan peneliti untuk mengutip dan melacak penggunaan data mereka.
  • Ini mendukung prinsip-prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable) dalam manajemen data penelitian.
  • Penggunaan DOI untuk dataset meningkatkan transparansi dan reprodusibilitas penelitian.

5. Peningkatan Kolaborasi dan Networking

  • DOI memfasilitasi identifikasi dan kontak yang lebih mudah antara peneliti, mendorong kolaborasi dan pertukaran ide.
  • Karya dengan DOI lebih mudah dibagikan dan didiskusikan dalam forum akademik online dan platform kolaborasi penelitian.
  • Ini dapat membuka peluang untuk kolaborasi internasional dan lintas disiplin.

6. Dukungan untuk Integritas dan Etika Penelitian

  • DOI membantu dalam menegaskan kepemilikan dan prioritas atas ide atau temuan, penting dalam kasus sengketa hak cipta atau klaim prioritas ilmiah.
  • Timestamp yang terkait dengan DOI dapat menjadi bukti waktu publikasi, penting dalam konteks prioritas penemuan.
  • Penggunaan DOI mendukung praktik sitasi yang baik dan mengurangi risiko plagiarisme tidak disengaja.

7. Fasilitasi Manajemen Referensi

  • DOI terintegrasi dengan baik dalam berbagai perangkat lunak manajemen referensi, memudahkan peneliti dalam mengorganisir dan mengutip karya.
  • Kemudahan dalam mengimpor metadata melalui DOI mengurangi kesalahan dalam sitasi dan bibliografi.
  • Ini meningkatkan efisiensi dalam proses penulisan dan publikasi ilmiah.

8. Dukungan untuk Versi dan Pembaruan

  • DOI memungkinkan peneliti untuk mengelola berbagai versi karya mereka dengan lebih efektif, penting dalam era preprint dan publikasi cepat.
  • Sistem DOI dapat menghubungkan versi yang berbeda dari karya yang sama, memastikan pembaca selalu dapat mengakses versi terbaru sambil mempertahankan riwayat versi.
  • Ini mendukung transparansi dalam proses penelitian dan publikasi.

9. Integrasi dengan Profil Peneliti Online

  • DOI dapat diintegrasikan dengan profil peneliti online seperti ORCID, membantu peneliti dalam membangun dan memelihara identitas peneliti digital yang komprehensif.
  • Ini memfasilitasi agregasi otomatis publikasi dalam profil peneliti, meningkatkan visibilitas keseluruhan karya.
  • Integrasi ini juga mendukung prinsip-prinsip Open Science dan transparansi penelitian.

10. Dukungan untuk Metrik Alternatif (Altmetrics)

  • DOI memungkinkan pelacakan metrik alternatif seperti jumlah unduhan, penyebaran di media sosial, dan penyebutan dalam kebijakan atau media.
  • Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak dan jangkauan karya peneliti di luar sitasi tradisional.
  • Altmetrics dapat menjadi alat yang berharga dalam mendemonstrasikan dampak sosial dan praktis dari penelitian.

11. Fasilitasi Preservasi Digital Jangka Panjang

  • DOI mendukung upaya preservasi digital, memastikan karya peneliti tetap dapat diakses dalam jangka panjang.
  • Ini penting dalam menjaga warisan intelektual dan memastikan kontribusi penelitian tetap relevan dan dapat diakses oleh generasi peneliti mendatang.
  • Sistem DOI juga memfasilitasi migrasi konten ke platform atau format baru tanpa kehilangan identitas atau aksesibilitas karya.

12. Peningkatan Efisiensi dalam Proses Publikasi

  • DOI memperlancar proses pengajuan dan review manuskrip, terutama ketika merujuk pada karya sebelumnya atau dataset terkait.
  • Ini dapat mempercepat siklus publikasi, memungkinkan peneliti untuk mempublikasikan temuan mereka lebih cepat.
  • Efisiensi ini juga berlaku dalam proses koreksi atau pembaruan pasca-publikasi.

13. Dukungan untuk Praktik Open Science

  • DOI mendukung prinsip-prinsip Open Science dengan memfasilitasi akses terbuka dan berbagi data.
  • Peneliti dapat dengan mudah menghubungkan publikasi mereka dengan dataset, kode, atau materi pendukung lainnya, meningkatkan transparansi dan reprodusibilitas penelitian.
  • Ini sejalan dengan tren global menuju penelitian yang lebih terbuka dan kolaboratif.

14. Peningkatan Akurasi dalam Komunikasi Ilmiah

  • DOI membantu mengurangi kesalahan dalam sitasi dan referensi, meningkatkan akurasi keseluruhan dalam komunikasi ilmiah.
  • Ini penting dalam membangun reputasi peneliti sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.
  • Akurasi yang lebih tinggi juga mendukung integritas penelitian secara keseluruhan.

15. Dukungan untuk Evaluasi dan Penilaian Penelitian

  • Penggunaan DOI dan metrik terkait dapat mendukung proses evaluasi penelitian, baik untuk tujuan pendanaan maupun penilaian kinerja akademik.
  • DOI memfasilitasi pembuatan portofolio penelitian yang komprehensif dan mudah diverifikasi.
  • Ini membantu dalam proses peer review dan evaluasi dampak penelitian.

16. Peningkatan Kredibilitas dan Profesionalisme

  • Penggunaan DOI menandakan bahwa karya telah melalui proses publikasi formal, meningkatkan kredibilitas peneliti di mata komunitas akademik.
  • DOI sering diasosiasikan dengan publikasi berkualitas tinggi, yang dapat meningkatkan persepsi profesional terhadap peneliti.
  • Dalam beberapa disiplin ilmu, keberadaan DOI menjadi indikator standar kualitas dan keabsahan penelitian.

17. Fasilitasi Interdisiplinaritas

  • DOI memudahkan peneliti untuk menemukan dan mengakses karya dari berbagai disiplin ilmu, mendorong penelitian interdisipliner.
  • Ini membantu dalam menjembatani kesenjangan antara berbagai bidang penelitian dan mendorong inovasi lintas disiplin.
  • Penggunaan DOI memfasilitasi integrasi pengetahuan dari berbagai sumber dalam proyek penelitian yang kompleks.

Dengan memahami dan memanfaatkan pentingnya DOI ini, peneliti dapat mengoptimalkan proses penelitian mereka, meningkatkan visibilitas dan dampak karya, serta berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan secara lebih efektif. DOI bukan hanya alat teknis, tetapi merupakan komponen strategis dalam ekosistem penelitian modern yang mendukung berbagai aspek penting dari proses ilmiah dan komunikasi akademik.

DOI dalam Jurnal Ilmiah

Digital Object Identifier (DOI) telah menjadi elemen integral dalam publikasi jurnal ilmiah modern. Penggunaan DOI dalam jurnal ilmiah membawa berbagai manfaat dan implikasi penting bagi penerbit, peneliti, dan komunitas akademik secara keseluruhan. Berikut adalah analisis komprehensif tentang peran dan signifikansi DOI dalam konteks jurnal ilmiah:

1. Identifikasi Unik dan Persisten

  • Setiap artikel dalam jurnal ilmiah yang memiliki DOI mendapatkan identifikator unik dan permanen.
  • Ini memastikan bahwa artikel dapat diidentifikasi secara akurat dan konsisten, terlepas dari perubahan URL atau platform hosting.
  • DOI memfasilitasi referensi yang tepat dan konsisten dalam literatur ilmiah.

2. Peningkatan Aksesibilitas dan Visibilitas

  • DOI memungkinkan akses langsung ke artikel melalui sistem resolusi DOI, meningkatkan kemudahan akses bagi pembaca.
  • Artikel dengan DOI lebih mudah ditemukan dalam database akademik dan mesin pencari khusus.
  • Ini meningkatkan visibilitas jurnal dan artikel individu dalam komunitas ilmiah global.

3. Fasilitasi Manajemen Sitasi

  • DOI terintegrasi dengan baik dalam perangkat lunak manajemen referensi, memudahkan peneliti dalam mengorganisir dan mengutip artikel.
  • Penggunaan DOI dalam sitasi mengurangi kesalahan dan meningkatkan akurasi dalam referensi bibliografis.
  • Ini mendukung praktik sitasi yang lebih baik dan konsisten dalam komunitas akademik.

4. Peningkatan Kredibilitas dan Standar Kualitas

  • Keberadaan DOI sering dianggap sebagai indikator kredibilitas dan kualitas jurnal.
  • Banyak indeks dan database akademik menggunakan DOI sebagai salah satu kriteria untuk inklusi jurnal.
  • DOI membantu dalam membedakan jurnal ilmiah yang sah dari jurnal predator atau berkualitas rendah.

5. Dukungan untuk Metrik dan Analitik

  • DOI memfasilitasi pelacakan sitasi yang lebih akurat, memungkinkan pengukuran dampak artikel dan jurnal yang lebih baik.
  • Integrasi dengan platform analitik memungkinkan penerbit dan peneliti untuk memantau performa artikel secara real-time.
  • Ini mendukung evaluasi yang lebih komprehensif tentang dampak penelitian dan kinerja jurnal.

6. Manajemen Versi dan Pembaruan

  • DOI memungkinkan pengelolaan yang lebih efektif untuk berbagai versi artikel (misalnya, preprint, versi diterbitkan, koreksi).
  • Sistem DOI dapat menghubungkan versi yang berbeda dari artikel yang sama, memastikan pembaca selalu dapat mengakses versi terbaru.
  • Ini mendukung transparansi dalam proses publikasi dan revisi artikel.

7. Integrasi dengan Sistem Pengajuan dan Review

  • DOI dapat diintegrasikan ke dalam sistem manajemen jurnal untuk memperlancar proses pengajuan dan review manuskrip.
  • Ini memudahkan pelacakan artikel melalui berbagai tahap proses publikasi.
  • DOI juga dapat membantu dalam menghubungkan artikel dengan data peer review, mendukung transparensi dalam proses evaluasi.

8. Dukungan untuk Open Access dan Open Science

  • DOI memfasilitasi praktik Open Access dengan memungkinkan identifikasi dan akses yang mudah ke artikel full-text.
  • Ini mendukung prinsip-prinsip Open Science dengan memungkinkan tautan ke dataset
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya