70 Kata Kata Rocky Gerung yang Menginspirasi dan Kontroversial

Kata-kata Rocky Gerung tentang Politik

Liputan6.com, Jakarta 1. "Politik itu bukan kejahatan. Silakan bicara dan kerjakan. Tugas aparat adalah menjaga, bukan melarang."

2. "Marxisme itu metode. Bukan jimat."

3. "Arogansi berasal dari mental penyembah. Ia meniru tuannya."

4. "Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya."

5. "Negarawan itu wajib ngebelain dasar negara. Bukan malah ngeduitin. Gak keren."

6. "Terorisme bukan hakikat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan."

7. "Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa. Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat."

8. "Akademisi hanya berpihak pada akal sehat. Justru karena itu ia memberi kritik. Bukan menjadi buzzer penguasa."

9. "Percakapanlah yang memelihara peradaban. Dendam dan kemarahan menutup percakapan. Fanatisme mulai dari situ, mendaur ulang kejahatan."

10. "Kejahatan adalah kualitas rendah manusia. Tapi tak cukup dengan cacian dan hukuman. Pelajari mikroskopi psikologinya, pahami makropolitik ketidakadilan global."

11. "Pernah. Kata yang paling sempurna. Ia melampaui 'sudah' dan menjadikannya 'masih'."

12. "Tak tiba, tak berarti tak ada. Seperti rindu."

13. "Yang tiba di batas hari, tiba karena rindu."

14. "Badai membuat kita rasional. Sunyi hutan itu sentimental. Dua-duanya menimbulkan rindu."

15. "Sulit menerangkan konsep bagi mereka yang cuma bisa menjawab pertanyaan multiple choice."

16. "Filsafat itu tentang cara berpikir. Bukan cara menghamba."

17. "Sunyi itu bunyi yang sembunyi."

18. "Kata mengandung arti karena suasana. Seperti rindu dan senja."

19. "Menipu itu kalo bukan karena kere, ya watak."

20. "Hanya dalam rindu, engkau mendengarkan sunyiku."

21. "Pendidikan adalah perang terhadap kedunguan."

22. "Menerangkan artinya menunjukkan kesalahan. Bukan menyembunyikannya."

23. "Terlalu banyak cerita diri. Reformasi itu tempat belajar, bukan tempat selfie."

24. "Masa depan tidak datang dengan menyalah-nyalahkan masa lalu."

25. "Misinformasi itu industri. Kita hidup dalam algoritma itu. Negara tak berkutik. Naikkan IQ, bila tak ingin terjebak."

26. "Mengapa kalian selalu merendahkan diri untuk mencari pujian? Itu artinya meninggikan diri juga. Paham?"

27. "Angin lembah membawa harum hutan. Menghidupkan kisah yang pernah singgah di akar cemara."

28. "Terpujilah yang teruji di hari ujian."

29. "Marah itu alami. Benci buatan."

30. "Fungsi hati membersihkan racun. Senyum pertanda hati bersih."

31. "Langit malam dan angin lembah. Sunyi menyempurnakan rindu."

32. "Batas hari bukanlah gelap. Rindu tiba kepada mereka yang hatinya bercahaya."

33. "Senja menghantarkan rindu pada pilihan: menempuh malam atau menyesali perjalanan."

34. "Rindu tak pernah menetap. Tapi ia selalu kembali."

35. "Cinta itu humor yang paling cerdas."

36. "Dungu itu mudah terlihat. Sekecil semut sekalipun. Seberang lautan bahkan. Bergelar, apalagi."

37. "Dungu itu bukan tentang orangnya, tapi otaknya. Bukan persona, melainkan rasio."

38. "Kalo gak ada yang dungu, ngapain ada sekolahan."

39. "Membenci artinya menolak mengerti. Itulah tindakan paling dungu."

40. "Mereka pesta menyambut undang-undang yang mencabut hak asasi mereka. Pesta dungu."

41. "Sejarah negeri ini juga sarat kekerasan. Selalu ada potensi ia kembali. Pemimpin yang tak paham sejarah, tak mengerti akar antropologi kekerasan itu."

42. "Kita hidup di ujung era manusia. Humanisme sedang berevolusi menuju sistem nilai baru. Banyak kemarahan karena banyak ketidaktahuan."

43. "Negeri ini didirikan dengan akal sehat. Politik membuat banyak orang jadi pemarah. Akalnya buntu."

44. "Mari turun ke kampus-kampus. Rawat akal sehat mereka. Itulah sedekahmu buat bangsa. Bukan nungguin APBN."

45. "Kebijakan bodoh gak boleh dikritik. Undang-undang ngaco gak boleh dicerca. Nalar bengak gak boleh didunguin. Kacung siapa sih mereka?"

46. "Filsafat itu tentang cara berpikir. Bukan cara menghamba."

47. "Sulit menerangkan konsep bagi mereka yang cuma bisa menjawab pertanyaan multiple choice."

48. "Menerangkan artinya menunjukkan kesalahan. Bukan menyembunyikannya."

49. "Reaksi moralistik tak menjernihkan persoalan."

50. "Percakapanlah yang memelihara peradaban. Dendam dan kemarahan menutup percakapan."

51. "Politik itu bukan kejahatan. Silakan bicara dan kerjakan. Tugas aparat adalah menjaga, bukan melarang."

52. "Terorisme bukan hakikat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan."

53. "Kejahatan adalah kualitas rendah manusia. Tapi tak cukup dengan cacian dan hukuman. Pelajari mikroskopi psikologinya, pahami makropolitik ketidakadilan global."

54. "Kebijakan bodoh gak boleh dikritik. Undang-undang ngaco gak boleh dicerca. Nalar bengak gak boleh didunguin."

55. "Mereka pesta menyambut undang-undang yang mencabut hak asasi mereka. Pesta dungu."

56. "Negarawan itu wajib ngebelain dasar negara. Bukan malah ngeduitin. Gak keren."

57. "Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa. Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat."

58. "Akademisi hanya berpihak pada akal sehat. Justru karena itu ia memberi kritik. Bukan menjadi buzzer penguasa."

59. "Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya."

60. "Negeri ini didirikan dengan akal sehat. Politik membuat banyak orang jadi pemarah. Akalnya buntu."

61. "Percakapanlah yang memelihara peradaban. Dendam dan kemarahan menutup percakapan. Fanatisme mulai dari situ, mendaur ulang kejahatan."

62. "Kritik gak boleh. Satire gak boleh. Becanda gak boleh. Gak asik lu bong."

63. "Arogansi berasal dari mental penyembah. Ia meniru tuannya."

64. "Berhentilah munafik, tinggalkan pemujaan, maka bong akan lenyap. Persahabatan dan kehangatan berwarganegara pasti kembali."

65. "Sekali lagi, kita mengutuk kekerasan. Tetapi pertanyaan mendasar adalah: mengapa kita kehilangan keakraban berwarganegara?"

66. "Fungsi hati membersihkan racun. Senyum pertanda hati bersih."

67. "Menipu itu kalo bukan karena kere, ya watak."

68. "Membenci artinya menolak mengerti. Itulah tindakan paling dungu."

69. "Marah itu alami. Benci buatan."

70. "Reaksi moralistik tak menjernihkan persoalan."

Kata-kata Rocky Gerung seringkali mengundang kontroversi namun juga mengajak kita untuk berpikir kritis. Meski terkadang pedas dan sarkastis, banyak quotes-nya yang mengandung makna mendalam tentang kehidupan, politik, dan kondisi sosial. Sebagai seorang filsuf dan pengamat, Rocky Gerung memang dikenal dengan gaya bicaranya yang tajam dan provokatif. Namun di balik itu semua, ada pesan-pesan bermakna yang bisa kita petik dari kata-katanya untuk merefleksikan diri dan kondisi bangsa.