Studi: Mahasiswa dengan Kepercayaan Diri yang Tinggi Lebih Bahagia dan Sukses

Penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi cenderung mencapai prestasi yang baik.

oleh Therresia Maria Magdalena Morais diperbarui 20 Nov 2023, 19:10 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 19:10 WIB
Ilustrasi mahasiswa baru
Ilustrasi mahasiswa, penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi cenderung mencapai prestasi yang baik. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Meningkatkan kebahagiaan dan prestasi bagi pelajar dapat dilakukan dengan memperkuat rasa percaya diri mereka, yaitu keyakinan mereka pada kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.

Melansir dari The Conversation, Senin (20/11/2023), dalam penelitian yang melibatkan 763 mahasiswa dari Xi'an Jiaotong-Liverpool University di Tiongkok, ditemukan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi cenderung mencapai prestasi yang baik dalam proyek tahun terakhir mereka dan merasa lebih puas dengan pengalaman belajar, meskipun mereka tidak ditugaskan pada proyek atau guru pilihan.

Sebaliknya, mahasiswa yang kurang percaya pada diri sendiri cenderung kurang bahagia dan kurang berhasil, meskipun mereka memiliki akses ke sumber daya yang lebih baik.

Mahasiswa di universitas tersebut belajar berbagai subjek, termasuk mekatronik, robotika, ilmu komputer, teknik elektro, dan elektronik.

Pada tahun terakhir mereka, mereka diharuskan menyelesaikan proyek khusus yang melibatkan perumusan pertanyaan penelitian, perencanaan metode penelitian, pengumpulan dan analisis data, serta penyusunan laporan. Setiap mahasiswa memiliki seorang supervisor yang memberikan panduan selama pelaksanaan proyek.

Mereka memiliki pilihan untuk memilih satu dari sepuluh proyek dari daftar sebanyak 635 proyek yang tersedia, dan penelitian ini terbatas pada satu universitas saja. Rencana ke depannya adalah untuk mengeksplorasi lebih banyak mahasiswa, bahkan di negara atau wilayah yang berbeda.

Mengukur Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Proyek Pembelajaran

Pelajar dan Mahasiswa
Penelitian tersebut mengembangkan sebuah skala berdasarkan lima poin untuk mengukur tingkat kepercayaan diri mahasiswa terhadap pekerjaan mereka dalam proyek tersebut. (unsplash/storyset)

Penelitian tersebut mengembangkan sebuah skala berdasarkan lima poin untuk mengukur tingkat kepercayaan diri mahasiswa terhadap pekerjaan mereka dalam proyek tersebut.

Mahasiswa diberikan nilai pada skala ini sesuai dengan bagaimana mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apakah saya mampu mengidentifikasi masalah penelitian yang penting dan merencanakan cara mengatasinya?"

Selain survei, peneliti juga meminta pendapat siswa tentang cara proyek dialokasikan dan mewawancarai sepuluh mahasiswa untuk memahami pengalaman belajar mereka lebih lanjut.

Hasil analisis data survei menunjukkan bahwa siswa yang lebih percaya diri dalam kemampuan mereka cenderung lebih percaya diri dalam menangani tugas-tugas yang menantang. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu memikirkan kebutuhan proyek dan lebih cenderung merefleksikan kinerja mereka.

Sementara itu, mahasiswa yang kurang percaya diri cenderung memiliki keyakinan rendah dalam kemampuan mereka untuk menyelesaikan proyek yang kompleks. Seorang mahasiswa yang diwawancarai mengatakan, "Meskipun saya diizinkan memilih sepuluh proyek, saya hanya merasa bisa menangani dua di antaranya dan memilih untuk tidak mengambil delapan lainnya."

Di sisi lain, mahasiswa yang percaya diri lebih tinggi merasa yakin dalam kemampuan mereka untuk menangani berbagai jenis proyek. Salah satu dari mereka menyatakan, "Semua proyek yang saya pilih adalah favorit saya, jadi saya merasa cukup percaya diri, tidak peduli proyek mana yang saya akhirnya pilih."

Temuan dari Studi Metakognisi dan Refleksi Mahasiswa

Ilustrasi mengerjakan soal, ujian
Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang kurang percaya pada diri sendiri cenderung memiliki tingkat metakognisi yang lebih rendah. (Foto oleh Yan Krukau: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-duduk-mahasiswa-membaca-8197500/)

Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang kurang percaya pada diri sendiri cenderung memiliki tingkat metakognisi yang lebih rendah, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang cara mereka berpikir.

Sebagai contoh, beberapa mahasiswa tidak memperhatikan betapa pentingnya untuk membaca detail proyek sebelum memilihnya. Sebaliknya, mereka bergantung pada faktor keberuntungan, seperti mengatakan, "Saya hanya memilih dua proyek pertama dan sisanya secara acak. Saya tidak beruntung dalam memilih dua pertama itu."

Namun, mahasiswa yang lebih percaya pada diri sendiri menunjukkan tingkat metakognisi yang lebih tinggi. Mereka menghargai kesempatan untuk mendapatkan informasi lebih dulu sebelum membuat pilihan yang masuk akal.

Salah satu mahasiwa mengatakan, "Saya butuh waktu untuk meninjau setiap proyek karena ada begitu banyak pilihan dalam jurusan saya, tetapi usaha itu sepadan dan adil."

Dalam analisis wawancara, peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa yang kurang percaya diri jarang berpikir secara mendalam tentang alasan kegagalan mereka dalam pembelajaran. Mereka lebih cenderung fokus pada hasil segera, mengeluhkan faktor eksternal, dan kurang memberikan perhatian pada perkembangan diri mereka.

Di sisi lain, mahasiswa yang lebih percaya diri lebih cenderung melakukan refleksi yang lebih mendalam. Mereka mengakui bahwa semua mahasiswa diberikan peluang yang sama untuk mendapatkan dukungan khusus.

Kunci untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan dalam Pembelajaran

Mahasiswa Membaca Buku
Ilustrasi Mahasiswa Membaca Buku Credit: pexels.com/cottonbro

Pelajar dapat mengembangkan kebiasaan merenungkan pengalaman belajar mereka dan menilai sendiri cara mereka berpikir serta tingkat kepercayaan diri mereka. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fokus pada pembangunan kepercayaan diri dapat meningkatkan hasil belajar dan kebahagiaan pelajar.

Guru dapat berfokus pada memperkuat kepercayaan diri siswa dengan menjelaskan manfaat dari berbagai kegiatan pembelajaran dan memberikan umpan balik yang membantu siswa mengembangkan pemahaman diri mereka.

Latihan yang mendorong siswa untuk merenungkan proses pembelajaran mereka, seperti menggunakan kuesioner penilaian diri, juga bisa membantu mereka membangun kendali atas pembelajaran dan kepercayaan diri.

Meskipun guru dan orang tua tidak selalu dapat memberikan bantuan langsung saat siswa menghadapi kesulitan, memperkuat kepercayaan diri siswa dapat membantu mereka merasa lebih yakin dalam mengatasi tantangan dan masalah.

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP
Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya