Kelompok HAM Khawatirkan Nasib Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara yang Diculik Israel

Mereka mendesak intervensi Internasional untuk membebaskan Abu Safiya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Jan 2025, 13:26 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 13:26 WIB
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya memeriksa seorang anak yang terluka pada 24 Oktober di Gaza Utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya memeriksa seorang anak yang terluka pada 24 Oktober di Gaza Utara.  (Dok. AFP)     

Liputan6.com, Tel Aviv - Beberapa kelompok hak asasi manusia memperingatkan adanya "indikasi yang mengkhawatirkan" mengenai penyiksaan terhadap Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr. Hussam Abu Safiya setelah dia diculik oleh pasukan Israel pada akhir Desember.

Abu Safiya, yang memimpin rumah sakit yang terakhir berfungsi di Gaza Utara, dilaporkan sedang disekap di penjara Israel yang terkenal, Sde Teiman, di mana perlakuan buruk — termasuk penyiksaan, pembunuhan, dan pemerkosaan — sering terjadi.

Menurut informasi yang diterima oleh Euro-Med Human Rights Monitor, kondisi kesehatan sang dokter memburuk setelah diculik.

"Euro-Med Monitor memperingatkan akan risiko besar terhadap hidup (Abu Safiya), mengingat pola pembunuhan yang disengaja dan kematian akibat penyiksaan yang sebelumnya dialami oleh dokter dan staf medis lainnya," kata LSM yang berbasis di Jenewa itu seperti dikutip dari Middle East Eye (MEE), Sabtu (4/1/2025).

Kesaksian yang dikumpulkan oleh kelompok tersebut menunjukkan bahwa Abu Safiya mengalami penyiksaan setelah pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan yang hancur akibat serangan.

Beberapa contoh penyiksaan termasuk perintah untuk membuka pakaian dan dipukuli dengan kawat tebal.

LSM itu juga menyatakan bahwa dia dipermalukan di depan tahanan lain dan dipindahkan ke beberapa lokasi sebelum akhirnya disekap di Sde Teiman.

Meskipun media mainstream dan kelompok hak asasi manusia telah mengetahui keberadaan Abu Safiya di Sde Teiman, Israel mengklaim tidak memiliki 'indikasi' atas penculikannya. Padahal, pekan lalu mereka sempat mengonfirmasi menangkapnya.

Pada Sabtu (28/12), juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Abu Safiya dipindahkan untuk diinterogasi setelah penggerebekan di Rumah Sakit Kamal Adwan.

Physicians for Human Rights in Israel (PHR) mengajukan permintaan resmi pada awal pekan ini atas nama keluarga dokter tersebut, namun ditolak informasi mengenai keberadaannya.

Dalam email yang dikirim oleh militer pada Kamis, mereka menyatakan, "Berdasarkan pencarian, kami tidak memiliki indikasi tentang penangkapan atau penahanan subjek permintaan ini."

Namun, menurut Channel 24 Israel, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa Abu Safiya sedang diselidiki oleh badan keamanan internal Shin Bet karena dugaan hubungannya dengan Hamas, meskipun belum ada bukti yang diajukan.

Euro-Med Monitor memperingatkan tentang "implikasi serius dari penyangkalan Israel terhadap penahanan Abu Safiya", menambahkan bahwa hal ini mencerminkan "pengabaian terang-terangan terhadap standar hukum yang mengikat."

Penyiksaan, Pemerkosaan, dan Pembunuhan di Sde Teiman

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel memerintahkan 350 orang untuk meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan yang terbakar. [Khalil Ramzi Alkahlut/Anadolu Agency]
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel memerintahkan 350 orang untuk meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan yang terbakar. [Khalil Ramzi Alkahlut/Anadolu Agency]

Pasukan Israel telah menahan ribuan warga Palestina sejak serangan 7 Oktober 2023. Kebanyakan dari mereka disekap dan diinterogasi di Sde Teiman, meskipun mereka bukan anggota kelompok bersenjata.

Penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan meluas di fasilitas ini, di mana penyelidikan oleh MEE, CNN, dan New York Times menemukan bukti tindak kekejaman.

Dalam pernyataan terbaru, Palestinian Prisoners Society memperingatkan bahwa risiko terhadap nasib Abu Safiya semakin meningkat seiring waktu. Ini semakin diperburuk oleh penyangkalan Israel atas rekaman yang membuktikan penculikannya.

Kelompok tersebut menyatakan bahwa kasus Abu Safiya adalah salah satu dari ribuan tahanan di Jalur Gaza yang menghadapi penghilangan paksa. Meskipun ada bukti jelas tentang penculikannya pada 27 Desember 2024, Israel membantah pernyataan sebelumnya dan bukti lainnya, seperti foto dan video yang telah dipublikasikan.

Selama tiga bulan terakhir, Abu Safiya, seorang dokter anak, menerbitkan banyak video dan permohonan kepada komunitas internasional untuk mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan. Dia memperingatkan bahwa nyawa pasien dan staf medis terancam akibat serangan Israel yang terus-menerus, serta pengepungan yang menghalangi bantuan dan pasokan makanan.

Dia mengatakan dalam sebuah video dua bulan lalu, "Alih-alih menerima bantuan, kami malah menerima tank menembaki gedung rumah sakit."

Pada akhir Oktober, putra Abu Safiya meninggal akibat serangan udara Israel ke rumah sakit dan sebulan kemudian, dirinya sendiri terluka juga akibat serangan udara di kompleks rumah sakit.

Militer Israel telah dituduh dengan sengaja menargetkan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, ambulans, dan tenaga medis, setelah serangan yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel selatan.

Pada awal Oktober 2024, serangan Israel terhadap Kamal Adwan dan Gaza Utara semakin intensif, bertepatan dengan munculnya proposal kontroversial yang disebut "Rencana Jenderal". Rencana yang diusulkan oleh mantan jenderal Israel, Giora Eiland, ini bertujuan memaksa evakuasi total Gaza Utara dengan siapa pun yang memilih tetap tinggal dianggap sebagai anggota Hamas dan jadi target militer serta pemblokiran pasokan seperti makanan dan obat-obatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya