Ekuador Tuding Ilmuwan Amerika Curi Sampel Darah

Ekuador menuding ilmuwan Amerika Serikat telah mengambil ribuan sampel darah tanpa izin dari suku asli yang memiliki profil genetik unik

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 18 Jun 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2014, 11:00 WIB
Ya Ampun, Masih Banyak yang Percaya Mitos Donor Darah
Darah

Liputan6.com, Ekuador Ekuador menuding para ilmuwan Amerika Serikat telah mengambil ribuan sampel darah tanpa izin dari suku asli yang diketahui memiliki profil genetik unik dan kekebalan terhadap penyakit, beberapa di antaranya sudah dijual.

Terdapat sekitar 3.500 prosedur dimana darah diambil tanpa izin dari 600 warga suku Huaorani yang tinggal di pedalaman lembah sungai Amazon yang terisolasi di Ekuador, kata Rene Ramirez, Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains seperti dikutip dari AFP, Rabu (18/6/2014).

Sampel juga "diambil lebih dari sekali dari beberapa orang," katanya kepada stasiun televisi ECTV, mengungkapkan rincian baru hasil penyelidikan pemerintah.

Dalam laporan awal dua tahun lalu, penduduk Huaorani yang secara bahasa sama sekali tidak berkaitan dengan penduduk asli yang berbahasa Quechua, mengatakan beberapa orang Amerika menipu mereka antara tahun 1990 dan 1991.

Penduduk Huaorani mengatakan mereka diberitahu bahwa sampel darah itu akan digunakan untuk uji medis bagi mereka, namun hasil pengujian tersebut nyatanya tidak pernah muncul.

Ketika tuduhan itu muncul pada 2012, Kedutaan Besar AS mengaku tidak tahu menahu mengenai kasus itu. Pada Senin, ketika muncul laporan baru, jurubicara Kedubes AS tidak memberikan komentarnya.

Salah satu ilmuwan diduga seorang dokter AS yang bekerja untuk Maxus Energy yang bermarkas di Texas. Sampel yang mereka ambil itu diduga sudah dijual oleh Institut Riset Kedokteran Coriell kepada Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, kata kantor ombudsman pada 2012.

"Ditunjukkan bahwa Institut Coriell dalam simpanan (genetik) memiliki sampel dari penduduk Huaorani) dan mereka menjual materi genetik dari orang Huaorani itu," kata laporan tersebut.

Pada saat itu mereka mendakwa sejak 1994, tujuh kultur sel dan 36 sampel darah telah didistribusikan ke delapan negara.

Presiden Rafael Correa pada Jumat mengatakan ada informasi yang mengindikasikan bahwa sampel-sampel itu diambil pada awal 1970an "bersamaan dengan beroperasinya perusahaan minyak di area tersebut , Maxus".

Correa mengatakan sampel darah itu digunakan untuk riset karena penduduk asli itu tinggal di daerah yang sangat terpencil, dan tahan terhadap beberapa penyakit.

Hal itu tetap dilakukan meski konstitusi Ekuador melarang penggunaan materi genetik dan riset ilmiah yang melanggar hak asasi manusia.

Presiden yang merupakan ekonomis sayap kiri itu mengatakan tidak ada landasan hukum federal untuk mendakwa Coriell, Maxus atau Harvard, namun ia akan mencari opsi litigasi yang lain.

AS dan Ekuador memiliki hubungan diplomatik yang tidak harmonis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya