Jangan Sampai Bimbel Malah Bikin Anak Stres

Ikut bimbingan belajar alias bimbel bukanlah kewajiban yang harus diikuti anak zaman sekarang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Des 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2014, 20:30 WIB
Ilustrasi Belajar Anak
Ilustrasi Belajar Anak

Liputan6.com, Jakarta Bimbingan belajar yang biasa disingkat bimbel merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh sebagian besar anak sekolah. Namun, anak zaman sekarang memiliki banyak sekali program bimbel yang menyita waktunya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bimbel menjadi hal yang berguna dan bukan membebani anak.

"Pada dasarnya bimbel merupakan salah satu cara mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari di sekolah. Namun sebenarnya bimbel tidak dibutuhkan setiap hari, idealnya 2 hingga 3 kali per minggu," terang psikolog anak, Efnie Indiranie pada kesempatan Oreo Asyiknya Kebersamaan di Restaurant Locanda, Jakarta pada Kamis (11/12/2014).

Efnie pun menekankan bahwa jangan anggap bimbel adalah kewajiban. "Tidak sedikit orang yang bisa sukses tanpa bimbel kan," tutur psikolog lulusan Universitas Maranatha ini.

Lalu, orang tua harus pintar memilih guru. Lakukan survei terlebih dahulu sebelum menentukan guru bagi anak. "Jadi jangan sampai anak sudah stres di sekolah, pada saat bimbel mendapatkan guru yang kaku dan galak. Jangan sampai seperti itu. Itu malah akan memperparah kondisi stresnya," tegas Efnie.

Namun hal berbeda jika bimbel dan mendapatkan guru yang menyenangkan dengan frekuensi bimbel yang friendly dan menyenangkan. "Jika anak happy kecerdasan pun akan meningkat," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya