Liputan6.com, London Bagi sejumlah anak, perayaan hari Natal adalah kebahagiaan karena ini adalah hari mereka mendapatkan banyak hadiah dan cinta. Namun itu tidak terjadi pada Jake Quirkel (7), dia begitu takut akan gemerlapnya perayaan Natal.
Tentu saja, ketakutannya ini membuat keluarganya sedih. Menurut ibunya, Karen (35), sejak usianya enam bulan, anaknya yang autis itu menunjukkan ketidaktertarikannya pada lampu warna-warni, hiasan pohon, dan Santa Clause. Jake didiagnosis autisme ketika berusia 2,5 tahun.
"Ini menghacurkan hati saya. Karena anak seusianya justru bahagia menyambut Natal. Ketika saudara datang dan dia mendapatkan hadiah, Jake akan kebingungan dan menangis," kata Karen, seperti dikutip Dailymail, Jumat (26/12/2014).
Kendati demikian, Karen mengaku beruntung karena Jake tidak memiliki perilaku menantang, melempar barang, atau perilaku lain yang biasa dialami anak autis ketika sedang marah.
"Dia adalah anak kecil benar-benar mencintai sesama, kita beruntung. Walaupun dia mungkin belum paham Natal, namun dia bisa duduk dan berpelukan pada Anda dalam waktu yang lama," kata Karen.