Liputan6.com, Jakarta Pikiran bawah sadar membawa Endar pada pengalaman masa lampau sebelum Endar hidup saat ini, yakni di zaman banyak kuda. Dia adalah seorang putri di tanah Jawa, di dekat Gunung Merapi yang pandai menari. Kesedihan yang mendalam dirasai Endar saat itu karena dia sendirian saat menari, tidak ada teman, hanya prajurit yang menjagainya.
Sebagai putri Jawa, Endar saat itu memang harus dipingit dan tidak boleh keluar sembarangan. Saat itu bahkan Endar menunjukkan tarian yang sedang dilakukannya. Luwes meski terasa agak menyimpan kesedihan karena tidak ada siapa pun yang melihat sang putri itu menari. Bahkan teman main pun tidak ada.