Liputan6.com, New York- Dengan membaca buku, aneka pengetahuan bisa didapatkan. Bahkan banyak yang menyebut buku merupakan jendela dunia. Namun sayangnya tak semua orang senang membaca, termasuk di negara besar di New York, Amerika Serikat.
Hal tersebut menjadi keprihatinan salah seorang guru bernama Alvin Irby di sana. Ia pun bekerja sama dengan sebuah tempat cukur dalam meningkatkan semangat anak-anak, terutama anak berkulit hitam untuk membaca saat rambutnya dipangkas.
Baca Juga
Baca Juga
"Saya yakin banyak anak kulit hitam tidak gemar membaca, namun ini ada kaitannya dengan akses terbatas terhadap bahan bacaan," tutur Alvin seperti dikutip NBC New York, Jumat (4/3/2016).
Advertisement
Alvin pun kemudian membawa koleksi bukunya ke Levels Barbershop yang terletak Harlem, New York. Menurutnya, tempat cukur rambut menjadi salah satu tempat orang-orang berinteraksi dengan kondisi sosial ekonomi berbeda.
Para tukang cukur yang ada di barbershop ini telah sepakat diajak bekerjasama untuk mengajak anak-anak usia 4-8 tahun membaca sembari rambutnya dipotong. Pemiliki barbershop, Dennis Mitchell, ini pun telah menyingkirkan perangkat video game untuk membuat ruang buku.
"Karena saya tidak memiliki video game lagi di sini, anak-anak akan memilih membaca buku sembari rambutnya dipotong. Aku merasa 'kaya' dengan cara ini, karena aku 'memperkaya' komunitas," tutur Mitchell.