Liputan6.com, Jakarta Luka ringan maupun luka kronis sebaiknya tidak dibalut dengan kain kasa agar tidak mudah terinfeksi bakteri, kata dokter spesialis luka Adisaputra.
"Paradigma awam menangani luka dengan menutup luka pakai kasa. Kasa itu membuat luka menjadi kering, semua air menguap," kata Adi seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Dia menjelaskan pandangan awam yang membiarkan luka terbuka agar cepat kering adalah tindakan yang salah.
Advertisement
"Umumnya luka harus dalam kondisi lembab, tidak kering tidak basah agar terbentuk jaringan baru dan luka menutup," jelas dia.
Adi menjelaskan kain kasa juga tidak mampu mencegah luka dari infeksi bakteri. Salah satu studi menyebutkan bakteri masih bisa menembus sampai 64 lapis kain kasa.
"Supaya bakteri tidak masuk butuh 65 lapis kasa diganti tiga kali sehari, tujuh hari seminggu," terang Adi.
Oleh karena itu, dia menyebutkan penggunaan kain kasa sudah tidak dianjurkan lagi untuk menutup luka karena merupakan cara lama.
Adi menekankan penanganan luka baik luka akut (terkena pisau, jatuh, gores) atau luka kronis (luka yang biasanya terjadi pada kasus penyandang diabetes) tetap harus ditutup untuk menjaga kelembapan dan mencegah infeksi bakteri.
Namun dia menganjurkan agar menggunakan produk pengobatan yang lebih modern.
"Seperti 'foam dressing' (pembalut luka berbentuk busa), dia bisa menyerap cairan berlebih, menjaga tetap lembap, cairan tidak terlalu banyak keluar, dan dia bisa menghalangi bakteri," kata dia.Â