Kisahku di Reuni Dokter Kecil Award 2018 Camp Hulu Cai, Ciawi

Ini kisahku saat bertemu dengan teman-teman penerima anugerah Dokter Kecil Award

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2018, 10:55 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2018, 10:55 WIB
Dokter Kecil Award 2018
Para dokter kecil saat memberi penyuluhan. (Dok IDI)

 

Liputan6.com, Jakarta Setiap ada perjumpaan pasti akan ada perpisahan. Hal yang kerap menyedihkan bagi setiap orang, juga bagi saya. Saat kami harus berpisah usai reuni Dokter Kecil Award 2018 di Camp Hulu Cai, Ciawi, Bogor 17-20 April. Di malam keakraban, malam terakhir kami bersama harus ikhlas berpisah dengan teman-teman dari penerima anugerah Dokter Kecil Award dari berbagai generasi dan wilayah di Indonesia. Saya sendiri penerima anugerah Dokter Kecil Award tahun 2014.

Meski hanya tiga hari, banyak sekali kenangan tak terajut dan tak mungkin terlupakan. Bertemu teman yang lebih tua, saya menganggapnya kakak. Dengan yang lebih muda saya anggapnya adik. Saya merasa berada di keluarga sendiri. Maklum saya anak tunggal.

Saya berharap kegiatan reuni ini terus ada karena bermanfaat buat kami. Mungkin akan ada kegiatan 2 dekade, 3 dekade atau seterusnya. Terus terang, ajang dokter kecil ini membuat saya yang anak Makassar merasa bangga bisa ikut memberi sesuatu bagi bangsa dan negara ini meski sederhana.

Kalau mengingat reuni tiga hari ini, banyak hal yang saya pelajari. Di hari pertama, saat pembukaan saya sudah merasakan aura kekeluargaan itu. Selanjutnya saat pemberian materi di kelas inspirasi, kami belajar beragam hal. Mulai dari bagaimana cara menjadi “health ranger” atau agen kesehatan untuk orang orang di sekitar kita. Dan bagaimana memanfaatkan teknologi dan media sosial dalam mengkampanyekan kesehatan.

Ada juga materi tentang kepemimpinan yang tentu saja sangat mendukung karena saat ini saya sedang menjalankan amanah menjadi Ketua OSIS di MTsN 1 Makassar. Saya bisa belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan berkualitas.

Selanjutnya, Hari Bakti di Desa Cibedug, tidak jauh dari Camp Hulu Cai juga memberi pengalaman luar biasa. Di desa ini kami mendapatkan orang tua angkat. Saya berkenalan dengan orang baru, berinteraksi dan berbagi pengalaman. Walau hanya semalam, saya merasa bahagia. Bisa belajar hidup mandiri dan saling menghargai satu sama lain. Di salah satu sekolah tepatna SDN 03, Cibedug, kami memberi penyuluhan kesehatan bagi teman-teman di sana.

Hal terpenting yang kami sampaikan perihal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dalam penyuluhan PHBS ini, kami coba sampaikan bahwa mencuci tangan memang sepele kelihatannya. Karena itu banyak orang melalaikannya. Tapi, perlu hati-hati karena ini bisa berbahaya bila diabaikan. Penyakit bakal bermunculan dari satu kebiasaan buruk, tak pernah cuci tangan.

Saya sangat senang karena bisa berbagi ilmu kepada adik-adik yang lebih muda dari saya. Usai penyuluhan, kami para alumni melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah dengan tujuan agar dapat dilestarikan pohon-pohon sehingga bisa berguna dan memberi kesejukan lingkungan. Sementara itu, para senior dan guru kami di Ikatan Dokter Indonesia membantu masyarakat dengan memberi layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Semua happy, semua tersenyum.

Sayang, sekarang saya sudah di Makassar lagi. Semua hal manis itu bakal saya simpan terus. Pesan saya buat kakak-kakak dan adik-adik, semoga usai reuni ini kita semua bisa jadi orang yang lebih baik lagi. Apa yang didapat tidak hanya berhenti sampai situ saja. Mari kita bagikan ke orang-orang lain.

Semoga cita-cita kita semua tercapai. Terima kasih atas 4 hari yang luar biasa yang meninggalkan banyak kenangan yang tidak akan mungkin terlupakan. Jangan lupakan kami, mari menjadi Health Ranger di tempat masing-masing dan berkarya nyata sehatkan bangsa. 

Penulis : Suhesni Nabila Febriani, Siswa Kelas VIII MTsN 1 Makassar

Dokter Kecil Award 2018
Para dokter kecil saat berada di Desa Cibedug. (Dok IDI)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya