Liputan6.com, Jakarta Sebuah perangkat canggih yang mampu menyembuhkan luka dengan cetak tiga dimensi saat ini sedang dikembangkan. Alat yang berbentuk seperti lem tembak ini diharapkan berguna untuk pengobatan luka dalam.
Alat ini memiliki berat 0,9 kilogram dan meninggalkan cairan "tinta biologis" ketika diberikan pada suatu permukaan. Hanya saja, tinta ini mengandung bahan-bahan yang ada di kulit termasuk kolagen, protein yang memungkinkan sel tumbuh dan berkembang, serta fibrin, protein yang membantu pembekuan darah dan menyembuhkan luka.
Baca Juga
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lab on a Chip April 2018, para peneliti menguji alat itu pada luka kecil di babi dan tikus. Mereka menemukan bahwa alat itu aman. Namun, alat ini belum diuji pada manusia.
Advertisement
Dilansir dari Live Science pada Rabu (9/5/2018), alat ini masih berupa konsep dan masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut, sebelum digunakan pada pasien.
"Tapi ketika kita bergerak menuju pengobatan presisi, saya pikir cetak tiga dimensi memiliki potensi untuk benar-benar menemukan sel yang diperlukan dan secara khusus mendistribusikannya untuk membuat organ," kata rekan penulis studi senior, Saeid Amini Nik, ahli biologi di Universitas Toronto, Kanada.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Â
Belum Mereplikasi Lengkap
 Walaupun terlihat tipis, kulit tidaklah sesederhana kelihatannya. Jaringan sel, pembuluh darah, saraf,dan rambut kulit yang rumit berfungsi untuk melindungi tubuh dari kuman di sekitar kita.
Namun, beberapa jenis luka seperti akibat terbakar, mampu menghancurkan tiga lapisan kulit dan menciptakan pintu masuk ke dalam tubuh bagi patogen yang kelaparan.
Amini Nik mengatakan, kulit yang dicetak dengan alat tersebut tidak mereplikasi semua elemen di dalam kulit. Namun, dia berharap mereka akan membuat "kulit sempurna", lengkap dengan sel induk yang mampu tumbuh menjadi folikel rambut, pembuluh darah, serta berbagai jenis sel dalam konfigurasi yang benar.
Ini bukanlah pertama kalinya ditemukan Pada tahun 2016, sekelompok peneliti di Spanyol membuat alat semacam itu.
Namun, Amini Nik mengatakan, alat yang dia dan rekan-rekannya temukan merupakan perangkat pertama yang memungkinkan dokter untuk menumbuhkan kulit ke luka, tanpa melalui laboratorium atau donor terlebih dahulu.
Advertisement