Liputan6.com, Jakarta Jangan abaikan bila suami atau keluarga terdekat kerap mendengkur atau ngorok. Hal ini bisa jadi gejala sleep apnea yang memicu kematian saat tidur.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia menyebutkan bahwa hampir 24% dari populasi menderita sleep apnea. Jumlah pria dengan sleep apnea empat kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.
Baca Juga
Dalam kelompok usia di atas 65 tahun, 10 persennya memiliki kondisi tersebut.
Advertisement
"Saat ini belum ada penelitian nasional mengenai prevalensi sleep apnea, sebuah studi yang dilakukan hanya di wilayah Jakarta menunjukkan bahwa prevalensi di ibukota negara mencapai 16 - 17 persen," kata Dr. Rimawati Tedjakusuma, Sps, RPSGT dari Rumah Sakit Medistra, seperti dimuat dalam keterangan pers, Senin (20/3/2017).
Menurut Rimawati, sleep apnea juga bisa menjadi penyebab orang merasa letih dan tidak segar saat bangun di pagi hari. Hal ini dikarenakan napas mereka menjadi pendek atau bahkan sempat berhenti sejenak saat tidur di malam hari.
Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena penderita mengalami sesak napas dan sering terbangun akibat rendahnya tingkat oksigen di dalam tubuh dan otak.
"Sleep apnea bisa menjadi silent killer dengan gejala seperti mendengkur, berhenti bernapas sesaat, sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, tersedak, tercekik waktu tidur, bangun tidak segar, mengantuk berlebihan, sakit kepala di pagi hari, merasa lelah sepanjang hari--yang seringkali diabaikan. Ada juga penderita berusaha mencoba mengatasi kondisi ini dengan berbagai cara," kata Rimawati.Â
Rimawati menuturkan, ada berbagai jenis kondisi sleep apnea. Dibantu dengan diagnosis yang tepat akan membantu penderita dalam memilih perangkat yang tepat untuk mengatasi dampak apnea yang tidak nyaman.
"Perangkat CPAP adalah penanganan sleep apnea non-bedah pertama dan paling efektif untuk orang dewasa yang tersedia saat ini," katanya.
Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia mengatakan, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan perangkat terapi yang khusus dirancang untuk menangani sleep apnea kronis dan memungkinkan penderita dapat bernapas lebih mudah dan tidur lebih alami.
Produk ini mampu menghasilkan aliran udara yang stabil dan lembut untuk mencegah tenggorokan sakit dan melegakan apnea, serta memastikan tidur nyaman sepanjang malam.
"Di Philips, kami memahami bahwa kualitas tidur yang baik akan membuat kehidupan seseorang lebih berkualitas. Ini adalah salah satu alasan mengapa kami fokus pada upaya inovasi kami untuk menangani sleep apnea," katanya.
Suryo mengatakan, masker dan perangkat Philips Respironics dikembangkan dengan mengacu pada kebutuhan penderita. Sebagai pemimpin global dalam bidang alat bantu tidur dan pernapasan, Philips terus menyediakan produk perawatan yang terbaik dan nyaman.
"Philips ingin Anda mengambil kembali mimpi Anda dan tidur lebih berkualitas di malam hari, sehingga Anda dapat menjadi lebih produktif. Sudah waktunya untuk menjalani kehidupan yang Anda inginkan," kata Suryo.
Philips Respironics kini telah tersedia di beberapa rumah sakit di Indonesia. Namun sebelum membeli produk Philips Repironics, pasien terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan sleep apnea oleh dokter. Pasien harus mengikuti beberapa prosedur untuk mendapatkan hasil yang efektif.