Korea Selatan Gandeng Indonesia Dirikan Pabrik Obat Kanker Halal Pertama di Cikarang

Perusahaan farmasi asal Korea Selatan Chong Kun Dang Pharmaceutical (CKD Pharma) bekerja sama dengan industri farmasi lokal dirikan pabrik obat onkologi berlabel halal pertama di Indonesia.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jul 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 16:00 WIB
OTTO Pharmaceutical
Perusahaan farmasi asal Korea Selatan Chong Kun Dang Pharmaceutical (CKD Pharma) bekerjasama dengan industri farmasi lokal dalam mendirikan pabrik obat onkologi berlabel halal pertama di Indonesia. (Foto: Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Cikarang Perusahaan farmasi asal Korea Selatan Chong Kun Dang Pharmaceutical (CKD Pharma) bekerja sama dengan industri farmasi lokal mendirikan pabrik obat onkologi berlabel halal pertama di Indonesia.

Menggandeng perusahaan farmasi di Indonesia OTTO Pharmaceutical, keduanya telah bersinergi melalui PT CKD OTTO Pharmaceutical sejak 2015. Namun, dengan adanya pabrik obat yang diresmikan pada Selasa, 9 Juli 2019 ini, mereka berfokus pada produk obat onkologi berupa injeksi dalam bentuk cair dan bubuk. 

Hadir dalam peresmian pabrik, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F Moeloek dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu masalah kanker di Indonesia selain penderitanya yang banyak, adalah pengobatannya.

"Saya kira onkologi ini yang sangat kita perlukan sebagai obat dasar. Seperti kita ketahui BPJS mengeluarkan uang untuk obat kanker luar biasa. Saya mengharapkan (biaya) obat kanker dasar harus (dapat) ditekan dengan obat-obat yang berasal dari negeri kita sendiri," kata Nila di Cikarang, Jawa Barat pada Selasa (9/7/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Nila juga mengatakan, keberadaan pabrik obat kanker di Indonesia dinilai sebagai sebuah alih teknologi yang luar biasa.

 

 

 

 

Kantungi Sertifikasi Halal

Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharma Baik In Hyun mengatakan produk obat-obatan yang dihasilkan yang telah mendapat sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan dieskpor ke beberapa negara.

"CKD OTTO Pharma menargetkan untuk menguasai 30 persen pangsa pasar obat anti kanker di Indonesia dalam lima tahun ke depan dan menjadikan fasilitas di Indonesia sebagai basis produksi untuk target pasar di Timur Tengah dan Afrika Utara serta Eropa termasuk sepuluh negara ASEAN," kata In Hyun.

Nila menyambut gembira keputusan ini, mengingat beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo meminta nilai ekspor ditingkatkan.

Sementara Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, kerja sama ini adalah dukungan untuk mencapai kemandirian obat. Hal ini juga mendukung Inpres 6 tahun 2016 mengenai percepatan pengembangan industri farmasi.

"Karena ada sertifikat halalnya, ini juga akan mengisi market demand terhadap produk halal obat kanker, juga untuk mengisi pasar yang membutuhkan produk halal," kata Penny. 

Selain mengantungi sertifikasi halal dari MUI, CKD OTTO Pharma juga telah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik dari BPOM.

Fasilitas ini menggunakan sistem produksi dan manajemen dari CKD termasuk untuk obat anti kanker utama yang diproduksi CKD yaitu Oxilipatin, Gemcitabine, dan Docetaxel yang akan diproduksi dan didistribusikan secara lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya