Anak Kerap Batuk Pilek, Penyebabnya Alergi atau Infeksi?

Batuk pilek bisa karena alergi atau infeksi. Mana penyebab yang terjadi pada anak Anda?

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jun 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 09:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang memiliki alergi bisa menimbulkan reaksi berupa batuk pilek. Namun, infeksi juga bisa batuk pilek. Lalu, bagaimana membedakannya?

Menurut konsultan alergi dan imunologi anak, Budi Setiabudiawan, pertama-tama cek ada atau tidaknya demam. Lalu, amati kapan waktu muncul batuk pilek tersebut. Perhatikan juga warna dahak maupun ingus.

Jika anak demam, lalu batuk pilek muncul pada pagi dan malam hari serta dahak atau ingusnya kental dan berwarna, maka kemungkinan mengalami infeksi.

"Kalau alergi biasanya tidak disertai demam. Kejadian batuk pileknya terutama pada malam hari dan biasanya dahak atau ingusnya bening, tidak berwarna," tutur Budi dalam diskusi daring bersama Danone seperti dikutip Antara.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

Deteksi Dini Alergi

Jika anak sering memperlihatkan gejala alergi, penting melakukan deteksi dini agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya.

"Apabila dikenali dini, ditangani dini akan optimal tata laksana, sehingga tidak berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa, akan muncul dampak-dampak disebakan penyakit alergi, dari sisi kesehatan misalnya meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung," papar Budi.

Alergi merupakan respons sistem imun yang tidak normal untuk mengenali bahan-bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) penduduk dunia mengalami alergi 30-40 persen.

Alergi biasanya dialami pada anak dengan bakat alergi yakni diturunkan dari salah satu atau kedua orang tuanya. Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka berisiko membuat anak mereka 40-60 persen terkena alergi.

Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orang tua memiliki manifestasi yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya