Alasan Penyintas Kekerasan Seksual Tak Berani Langsung Speak Up

Para penyintas kekerasan seksual kebanyakan memiliki berbagai alasan untuk tidak terbuka atau speak up tentang kejadian yang menimpanya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Des 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 22:00 WIB
Kaum Hawa Desak DPR Segera Sahkan RUU Penghapusan kekerasan seksual
Massa Kolaborasi Nasional melakukan aksi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (17/9/2019). Massa mendesak DPR segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) pada periode 2014-2024. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Para penyintas kekerasan seksual kebanyakan memiliki berbagai alasan untuk tidak terbuka atau speak up tentang kejadian yang menimpanya.

Salah satu alasan penyintas kekerasan seksual tidak langsung speak up adalah rasa takut karena ada ancaman dari pelaku. Hal ini juga dirasakan Amy Fitria, salah satu penyintas kekerasan seksual sudah berhasil speak up.

Ia mengaku merasa takut karena pelaku melakukan teror melalui pesan di Instagram. Ditambah, kejadian tersebut terjadi di rumahnya sendiri. Selain itu, Amy juga sempat takut disalahkan dan dihujat.

“Alasan kenapa aku tidak langsung speak up karena aku masih tinggal di rumah yang sama dan memprioritaskan keamanan,” ujar Amy kepada Health Liputan6.com Jumat (18/12/2020).

“Kemudian takut dihujat dan disalahkan karena banyak orang suka menyalahkan korban.”

Masih banyaknya stigma di masyarakat yang keliru terhadap korban kekerasan seksual membuat Amy heran. Pasalnya, dalam kasus pembunuhan dan pencurian yang menjadi fokusnya adalah pembunuh dan pencurinya, namun tidak demikian dengan kasus kekerasan seksual.

“Ketika kasus kekerasan seksual kenapa fokusnya jadi korbannya?”

Simak Video Berikut Ini:

Alasan Amy Speak Up

Setelah lebih kurang satu tahun, Amy akhirnya meyakinkan diri untuk speak up. Keyakinannya tersebut timbul setelah ia tidak tahu harus mencari bantuan dari pihak mana.

“Saat itu aku sudah minta bantuan otoritas tapi pelakunya tetap bebas dan enggak tahu harus minta bantuan sama siapa lagi. Makanya aku memilih untuk speak up di media sosial.”

Ia memilih speak up di media sosial karena menurutnya media sosial adalah salah satu medium yang dapat dijangkau oleh banyak orang dan sangat memungkinkan untuk mencari bantuan.

Berbekal foto tangkapan layar kamera pengintai yang diunggah di akun instagramnya, Amy menceritakan segala kejadian yang menimpa dirinya. Setelah itu, sekitar dua hari kemudian pelakunya dapat diringkus polisi.

Speak up memberikan manfaat yang baik baginya. Ia dapat mendapat bantuan hukum, dukungan, empati, dan jalan keluar dari masalahnya.

Infografis Kekerasan dalam Pacaran

Infografis Kekerasan dalam Pacaran
Infografis Kekerasan dalam Pacaran (liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya