Varian Virus Corona Inggris Menyebar Cepat di AS dan Berlipat Ganda Tiap 10 Hari

Virus Corona varian baru dari Inggris menyebar cepat di AS dan berlipat ganda setiap 10 hari.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Feb 2021, 09:52 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 09:52 WIB
Ilustrasi ilmuwan meneliti varian mutasi virus corona COVID-19
Ilustrasi ilmuwan meneliti varian mutasi virus corona COVID-19. Photo by Trnava University on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru menyatakan bahwa varian Virus Corona di Inggris saat ini menyebar dengan cepat di Amerika Serikat (AS), bahkan berlipat ganda setiap 10 hari.

Seperti dikutip Livescience, varian Virus Corona yang menyebar dengan sangat cepat di Inggris dikenal sebagai B.1.1.7. Ahli mengungkapkan bahwa 2 persen dari strain virus yang menyebar saat ini merupakan hasil mutasi virus penyebab COVID-19.

Ahli epidemiologi di Florida International University, Mary Jo Trepka, mengatakan, tak heran dengan penyebaran varian tersebut di Florida karena negara bagian belum ketat tentang mandat masker atau pembatasan lainnya, sementara Florida merupakan pusat perjalanan internasional. Dia khawatir varian Virus Corona tersebut akan membalikkan tren infeksi baru-baru ini.

“Kami dalam kondisi yang baik. Kasus menurun dan rumah sakit baik-baik saja. Namun apakah itu akan terbalik karena kita melihat varian ini?," katanya, seperti dimuat Washingtonpost.

"Pesannya adalah kita harus bekerja lebih keras untuk mencegah penularan semua kasus COVID-19 ini. Jika tidak, kami (para ahli) berpotensi melihat lebih banyak varian. Kami perlu membuat semua orang divaksinasi dan kami perlu melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik dalam mencegah penularan," ujarnya.

Sebelumnya, para ahli beranggapan bahwa Virus Corona varian B.1.1.7 membawa paket mutasi, termasuk mengubah struktur lonjakan protein di permukaan virus dan meningkatkan kemampuannya untuk mengikat sel reseptor manusia.

Orang yang terinfeksi varian baru ini disebut memiliki viral load yang lebih tinggi. Penelitian bahkan menunjukkan mereka yang terinfeksi Virus Corona varian baru ini melepaskan lebih banyak virus saat batuk atau bersin.

"Varian tersebut tampaknya memiliki tingkat penularan sekitar 40 hingga 70 persen lebih mudah ditularkan daripada bentuk SARS-CoV-2 sebelumnya, virus yang menyebabkan COVID-19," tulis peneliti dalam studi yang diposting di medRxiv pada 7 Februari. 

 

 

Simak Video Berikut Ini:

Hasil studi

Virus B.1.1.7 pertama kali terdeteksi pada September 2020 di Inggris, dan hanya dua bulan kemudian, menjadi varian dominan di negara tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian tersebut sekarang telah terdeteksi di setidaknya 80 negara dan wilayah di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan bahwa B.1.1.7 akan menjadi strain dominan di AS pada bulan Maret, namun sayangnya prediksi hasil penelitian ini tampaknya akan menjadi kenyataan," tulis peneliti lagi.

Demi memahami seberapa cepat B.1.1.7 menyebar di AS, para peneliti memeriksa data dari setengah juta sampel tes positif di AS yang dikumpulkan oleh perusahaan genomik Helix sejak Juli 2020. Mereka menemukan bahwa B.1.1.7 kemungkinan tiba di AS menjelang akhir November dan telah menyebar ke setidaknya 30 negara bagian pada bulan Januari.

Hasil penelitian juga menemukan varian lain yang meskipun frekuensinya masih relatif rendah, namun dapat 35%-45% lebih menular daripada SARS-CoV-2. Bahkan prevalensinya menjadi dua kali lipat setiap 10 hari di seluruh negeri. Variannya paling umum di Florida yang memiliki 4,5% kasus hingga minggu terakhir bulan Januari 2021. Ini sejalan dengan data dari CDC yang melaporkan sebagian besar dari 690 kasus B.1.1.7 yang diketahui berasal dari Florida, diikuti oleh California.

Meskipun demikian, data tersebut tidak mencakup seluruh AS sehingga menurut studi tersebut, varian B.1.1.7 mungkin telah beredar tanpa terdeteksi di beberapa negara bagian.

Laboratorium di AS hanya mengurutkan sebagian kecil sampel SARS-CoV-2, sehingga banyak varian baru dan yang tidak diketahui dan mungkin telah beredar tanpa terdeteksi, tulis peneliti. "Program pengawasan yang lebih mapan di negara lain telah memberikan peringatan penting tentang kekhawatiran akan varian yang dapat berdampak pada AS, berdasarkan B.1.1.7 yang mewakili satu dari sekian banyaknya varian yang menunjukkan kapasitas untuk pertumbuhan eksponensial," tulis peneliti.

Berhubung B.1.1.7 masih belum tersebar luas di AS, masih ada waktu untuk menerapkan program pengawasan dan upaya mitigasi di minggu-minggu mendatang, saran peneliti studi tersebut. Dengan tindakan kesehatan masyarakat yang tegas dan segera dilakukan, peneliti tersebut mencatat kemungkinan varian dengan potensi menghancurkan ini akan melaju lebih lambat beberapa bulan.

 

Infografis Mutasi Virus Corona Lebih Jinak, Bisa Berubah Ganas di Indonesia?

Infografis Mutasi Virus Corona Lebih Jinak, Bisa Berubah Ganas di Indonesia? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mutasi Virus Corona Lebih Jinak, Bisa Berubah Ganas di Indonesia? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya