Stres Tidak Selalu Timbulkan Masalah, Kontrol Diri Jadi Kunci

Tidak semua keadaan stres menyebabkan masalah. Menurut dr. Andri, Sp.KJ, FAPM sebenarnya tubuh dapat mengobati stres. Kuncinya adalah mengontrol diri sendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2021, 03:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 03:30 WIB
Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Nik Shuliahin.

Liputan6.com, Jakarta Seringkali stres dianggap sebagai awal dari gangguan jiwa, tetapi tidak semua keadaan stres menyebabkan masalah. Bahkan stres juga bisa membantu pikiran lebih fokus.

“Kalau stres bisa membantu diri lebih fokus, enggak masalah,” kata psikiater  Omni Hospital Alam Sutera dr. Andri, Sp.KJ, FAPM dalam sebuah webinar pada Sabtu (1/5/2021).

Kondisi ini disebut dengan optimum stress. Menurut Andri, batas optimum stress ketika sudah mencapai titik lelah, cukup dengan beristirahat kemudian pikiran bisa kembali fokus. Di satu sisi, ketika seseorang tidak mengalami stres justru cenderung membuatnya menjadi lebih malas. 

Namun, ketika stres dibarengi dengan keluhan-keluhan fisik seperti jantung yang berdebar kencang, otot terasa lebih intens, atau gangguan lambung, ini disebut dengan gejala psikosomatik. Andri menyebut dalam kondisi ini, penderitanya perlu memeriksakan diri ke dokter jiwa bukan ke psikolog.

Stres juga kerap dikaitkan dengan penyakit jantung. Ketika seseorang memiliki keluhan pada jantung kemudian melakukan pemeriksaan EKG dan ternyata hasilnya baik-baik saja, tandanya ia mengalami psikosomatik dan perlu diperiksa oleh dokter kejiwaan.

“Semua gejala itu sumbernya di otak,” ujarnya.

Simak Juga Video Berikut

Penanganan Psikosomatik

Penjelasan Mengenai Psikosomatik
Ilustrasi Kecemasan Credit: pexels.com/PolineZimmerman

Andri mengatakan bahwa dalam pengobatan pasien psikosomatik, secara umum dokter akan memberikan obat-obat antidepresan atau anticemas. Selain itu, bisa juga diiringi dengan terapi sesuai kebutuhan.

Namun, menurut Andri sebenarnya tubuh dapat mengobati stres. Kuncinya adalah mengontrol diri sendiri.

“Kalau enggak bisa mengubah lingkungan, ubah diri dengan mengelola diri sendiri,” ungkap Andri.

Salah satu kendali terhadap diri sendiri adalah dengan memberi waktu tenang untuk menghindari distraksi untuk otak, seperti menarik diri dari media sosial. Andri juga mencontohkan praktik relaksasi dengan duduk tenang sambil menghitung atau mengucapkan kata-kata tertentu agar pikiran tidak melayang dan lebih fokus. 

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya