Olimpiade Jepang Bakal Tanpa Penonton Akibat Lonjakan COVID-19

Olimpiade yang akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang antara 23 Juli dan 8 Agustus dan Paralympic Games antara 24 Agustus dan 5 September akan diadakan tanpa penonton karena melonjaknya kasus COVID-19.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Jul 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2021, 10:00 WIB
Jepang Konfirmasi Lebih dari 430 Kasus Baru COVID-19
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di depan logo Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Selasa (22/6/2021). Ibu kota Jepang mengkonfirmasi lebih dari 430 kasus virus corona baru pada hari Selasa. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Olimpiade yang akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang antara 23 Juli dan 8 Agustus dan Paralympic Games antara 24 Agustus dan 5 September akan diadakan tanpa penonton karena melonjaknya kasus COVID-19.

Dilansir dari BBC, Menteri Olimpiade, Tamayo Marukawa, membuat pengumuman itu setelah berbicara dengan para pejabat dan penyelenggara pada Kamis (8/7/2021). Pengaturan ini akan berlangsung selama Tokyo masih dalam keadaan darurat virus corona.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan kepada wartawan bahwa penetapan ini akan berlangsung mulai 12 Juli dan tetap berlaku sampai 22 Agustus.

"Mempertimbangkan efek varian virus Corona menyebar lagi ke seluruh negara, kita perlu memperkuat tindakan pencegahan," katanya.

Selain Olimpiade, bar dan restoran juga dilarang menyajikan alkohol dan harus tutup sebelum pukul 20:00 (11:00 GMT). Venue di Tokyo dan daerah lain di dekat ibu kota tidak akan diizinkan untuk mengadakan acara dengan penggemar selama Olimpiade.

Adapun stadion di wilayah Fukushima, Miyagi, dan Shizuoka akan diizinkan memiliki penonton hingga 50% dari kapasitas dan hingga 10.000 orang.

 

Simak Video Berikut Ini:

Lonjakan virus

Presiden Tokyo 2020, Seiko Hashimoto, mengatakan, "Sangat disesalkan bahwa kami menyelenggarakan Olimpiade dalam format yang sangat terbatas, menghadapi penyebaran infeksi virus corona. Saya minta maaf kepada mereka yang membeli tiket dan semua orang di daerah setempat," dikutip dari BBC.

Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, mengatakan bahwa acara Olimpiade tanpa penonton adalah hal yang memilukan bagi mereka yang ingin hadir.

Sementara itu masih belum jelas apakah uang bisa dikembalikan pada semua pemegang tiket.

 

 

Ada apa dengan COVID-19 di Jepang?

Secara keseluruhan Jepang memiliki jumlah kasus yang relatif rendah dan jumlah kematian sekitar 14.900. Namun peluncuran vaksinasi di Jepang berjalan lambat, dan hanya lebih dari 15 persen dari negara tersebut yang telah divaksinasi penuh. Sehingga kekhawatiran meningkat seiring ancaman varian Delta.

Di Tokyo dan Osaka, dua kota yang paling terpukul oleh lonjakan baru-baru ini, pihak berwenang berharap orang yang berusia di atas 65 tahun akan divaksinasi sepenuhnya pada akhir Juli.

Selain itu, diberlakukan larangan masuknya orang asing ke Jepang, termasuk 159 negara, bahkan Inggris.

Hingga kini ada banyak perdebatan soal Olimpiade yang telah ditunda setahun karena COVID-19. Sebuah jajak pendapat bulan Juni di surat kabar terkemuka Asahi Shimbun menunjukkan lebih dari 80 persen penduduk menginginkan Olimpiade dibatalkan atau ditunda. Koran itu juga menyerukan agar Olimpiade dibatalkan.

 

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO.

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya