Liputan6.com, Jakarta Justin Bieber resmi mengumumkan penundaan konser tur dunia lagi pada Rabu, 7 September 2022. Ia memilih fokus kesehatan dirinya usai merasakan kelelahan di beberapa konser yang ia jalani baru-baru ini.
Melalui laman Instagram resmi, pelantun "Never Say Never" itu menulis sebuah unggahan pesan panjang untuk para penggemar sekaligus para pengikutnya.
Baca Juga
Ia menyampaikan bahwa dirinya telah berupaya kembali tampil maksimal usai terkena sindrom Ramsay Hunt. Namun, usai tampil di Brazil, ia merasakan kondisi kesehatannya menurun.
Advertisement
Berikut pesan panjang Justin untuk penggemarnya:
“Justin Bieber
Pengumuman Justice World Tour
Awal tahun ini, saya mengumumkan pertarungan saya dengan sindrom Ramsay Hunt, kondisi itu membuat wajah saya lumpuh sebagian.
Akibat penyakit ini, saya tidak dapat menyelesaikan bagian Amerika Utara dari Justice Tour.
Setelah beristirahat dan berkonsultasi dengan dokter, keluarga, dan tim, saya pergi ke Eropa dalam upaya untuk melanjutkan tur.
Saya melakukan enam pertunjukan langsung, tetapi itu sangat merugikan saya.
Akhir pekan lalu, saya tampil di Rio dan saya tampil maksimal untuk penonton di Brasil.
Setelah turun dari panggung, rasa lelah datang.
Saya menyadari bahwa saya harus memprioritaskan kesehatan saya sekarang.
Jadi, saya akan baik-baik saja. tapi, saya butuh waktu untuk istirahat dan sembuh.
Saya sangat bangga membawa acara ini dan pesan kami tentang Keadilan kepada Dunia.
Terima kasih atas doa dan dukungan kalian selama ini!
Saya mencintai kalian semua dengan penuh semangat!”
Kata Pakar tentang Sindrom Ramsay Hunt
Pada pertengahan tahun, Bieber mengumumkan sempat terdiagnosis sindrom Ramsay Hunt. Saat itu ia memilih menunda konser dunia. Ketika kondisi kesehatan membaik pada Juli ia kembali menjalankan Justice World Tour.
Apa itu Sindrom Ramsay Hunt?
Sekar Satiti, seorang pakar saraf dari FKKMK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menjelaskan bahwa penyakit sindrom Ramsay Hunt atau Herpes Zooster ini bukan merupakan penyakit genetik.
Penyakit ini sendiri, ditimbulkan dari reaktivasi virus Varicella-Zoster yang menyebabkan cacar air. Selepas cacar air yang diderita telah mereda, virus tersebut masih bersarang di saraf orang tersebut.
Di Indonesia sendiri, pernah dilaporkan 2 orang yang mengalami penyakit Ramsay Hunt. Laporan tersebut bersumber dari RSUP Sanglah Denpasar dan RS Dr. Soetomo Surabaya.
Sekar mengatakan bahwa penyakit Herpes Zooster atau Ramsay Hunt ini kerap kali dijumpai pada orang dewasa. Hanya sekitar 16 persen kasus tersebut terjadi pada usia anak-anak.
“Kasus ini sering dijumpai pada orang dewasa, dan hanya 16 persen mengenai anak-anak,” katanya.
Sekar juga menuturkan bahwa masih jarang sekali penelitian yang mengkaji soal kasus Ramsay Hunt atau Herpes Zooster yang terjadi secara dua kali.
Advertisement
Gejala yang Muncul
Salah dokter satu spesialis penyakit menular dari Prancis, Benjamin Davido mengatakan bahwa terdapat gejala tertentu yang mengindikasikan seseorang terkena Ramsay Hunt atau Herpes Zooster.
Gejala tersebut antara lain:
- Menurut National Organization for Rare Disorders (NORD), pada sebagian penderita, kerap ditemukannya kelumpuhan pada salah satu sisi wajah.
- Terdapatnya ruam pada sekitar area telinga.
- Otot wajah yang sukar untuk tersenyum
- Pada kasus tertentu ditemukan pasien yang mengalami kesulitan untuk berbicara.
Dalam kasus gejala sindrom Ramsay Hunt ini pun, tak jarang ada pasien yang juga mengalami kondisi seperti luka yang melepuh dan menyebar ke mulut termasuk langit-langit pada mulut, hingga mengalami nyeri di bagian telinga yang menyebar ke sekitar leher.