Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya nyaman dan menenangkan, kehangatan yang dibagi orangtua ke anaknya memberi manfaat positif yang dikaitkan dengan keberhasilan akademi dan keterampilan mengontrol diri yang lebik baik, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di British Journal of Developmental Psychology.
Menerima kehangatan dari orangtua juga membuat anak semakin tangguh dalam menjalani hidup, menurut studi 2020 yang dipublikasikan di Frontiers in Psychiatry.
Baca Juga
Salah satu cara terbaik untuk mengekspresikan kehangatan sebagai orangtua adalah melalui pelukan.
Advertisement
"Pelukan merupakan simbol cinta dan afeksi dan merupakan cara yang mudah untuk menunjukkan emosi positif," ujar Diane Franz, PhD, direktur psikologi di Children’s Hospital New Orleans dilansir dari Verywell Family. "Pelukan menunjukkan tingkat keakraban antara orang-orang yang terlibat, dan biasanya mencerminkan hubungan yang positif."
Pelukan dapat dilakukan dalam berbagai situasi, misalnya ketika memberi salam, sebelum berpisah. Ini juga merupakan cara untuk berbagi momen positif dengan anak Anda. Tidak ada aturan kapan dan bagaimana cara memeluk, ikuti saja naluri Anda dan salurkan kehangatan ke anak.
Penulis dan terapis keluarga Virginia Satir pernah menulis "Kita butuh 4 pelukan per hari untuk bertahan. Kita butuh delapan pelukan per hari untuk perawatan. Kita butuh 12 pelukan per hari untuk pertumbuhan."
Namun sebenarnya, tidak ada batas pelukan yang dibutuhkan anak. "Tidak ada angka ajaib, dan jumlah afeksi fisik yang diinginkan dan dibutuhkan anak-anak bervariasi," tutur Franz.
Anda hanya perlu membaca sinyal anak yang ditunjukkan anak dan berpelukan ketika mereka memang ingin dipeluk. "Penting untuk selalu bertanya kepada anak apakah mereka menginginkan pelukan terlebih dahulu," ujar Rausch.
Anak Suka Pelukan
Umumnya, anak-anak lebih ingin sering dipeluk ketimbang mereka yang lebih besar. Akan tetapi, ini bisa berbeda setiap anak dan tergantung pada tingkat kenyamanan mereka akan afeksi fisik.
Anak-anak yang lebih kecil biasanya tidak hanya menginginkan lebih banyak pelukan daripada anak-anak yang lebih besar, tetapi jelas bahwa pelukan dan sentuhan dapat berdampak positif pada anak-anak dalam kelompok usia yang lebih muda ini.
Bersentuhan kulit ke kulit dengan bayi memiliki banyak manfaat, termasuk untuk mengatur suhu, meningkatkan berat badan, mengurangi tangisan, mengurangi masalah pernapasan, dan menciptakan respons imun yang kuat.
Ada banyak manfaat pelukan berbasis bukti, tutur supervisor konseling profesional berlisensi dan terapis bermain terdaftar yang menjalankan platform bernama Calming Communities Robyn Rausch, LPC-S, RPT-S.
"Pelukan penting bagi manusia pada umumnya, tetapi lebih penting untuk anak-anak karena otak mereka berkembang secara aktif," kata Rausch. "Pelukan memberikan rasa terhubung dengan orang lain."
Bagi anak-anak, pelukan bisa menjadi bagian tak terpisahkan seperti makanan, air, dan tempat tinggal, Rausch menjelaskan. Otak anak-anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan orang-orang yang dekat dengannya.
Advertisement
Co-Regulation
Hubungan dengan orangtua melalui sentuhan dan pelukan dapat memberu dampak emosional yang berharga, jelas Rausch. Salah satu komponennya merupakan istilah psikologis yang disebut co-regulation, yaitu ketika seseorang menggunakan neuron cermin agar sinkron dengan orang lain.
"Jika seorang dewasa yang tenang dan aman sinkron dengan anak yang kesulitan, otak anak mulai belajar bagaimana menenangkan diri dan mengelola emosi dengan cara yang sehat," jelas Rausch.
"Namun, sama seperti hal lainnya, dibutuhkan pengulangan yang konsisten dari pengalaman co-regulation ini bagi otaknya untuk belajar bagaimana melakukannya secara mandiri."
Selain kekuatan koneksi dan co-regulation untuk anak-anak, berpelukan juga memberikan manfaat neurologis.
Berpelukan melepaskan oksitosin pada anak-anak, dan juga menekan kortisol (hormon stres). Oksitosin membuat seseorang merasa terhubung dengan orang-orang penting dalam hidupnya, tetapi juga meningkatkan suasana hati, membantu menciptakan ketenangan, dan membuat seseorang merasa aman, Rausch menjelaskan.
"Paparan oksitosin yang sering memungkinkan otak merasa aman dan terjamin, mempromosikan kemampuannya untuk mempelajari hal-hal baru, membuat keputusan positif, dan mengembangkan keterampilan sosial," ujar Rausch.
"Dengan kata lain, semakin banyak oksitosin yang dimiliki otak saat berkembang, semakin sehat dan kuat jadinya."
Bagaimana Jika Anak Tidak Mau Dipeluk?
Meskipun ada banyak alasan positif untuk berpelukan dengan anak, tidak semua anak menyukai pelukan, dan beberapa tidak ingin sering berpelukan. Itu merupakan hal yang normal.
Jika anak tidak suka dipeluk, ada cara lain untuk terhubung, katanya.
"Tawarkan bentuk afeksi yang berbeda seperti pujian atau tos," katanya. "Jika anak Anda merasa tidak nyaman dengan pelukan, dorong mereka untuk berbicara secara langsung dengan cara yang sopan."
Penting juga untuk mendukung anak-anak jika dirinya berada dalam situasi di mana ia harus memeluk seseorang, seperti kerabat yang lebih tua.
"Memaksa memeluk keluarga atau teman dapat salah mengajarkan anak-anak bahwa orang lain 'berutang' akses ke tubuhnya dengan imbalan bersikap baik,"Â ucap Rausch.
Mengizinkan anak-anak untuk mengekspresikan perasaannya tentang berpelukan membuatnya belajar hal penting tentang persetujuan di masa mendatang.
Memaksa anak-anak untuk berpelukan yang bukan keinginannya dapat menyebabkan remaja dan orang dewasa merasa bersalah karena menyangkal interaksi fisik dengan seseorang yang telah bersikap baik kepadanya, kata Rausch.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement