Anak Tantrum Terus Menerus di Luar Batas, Bisa Jadi Mengalami Tantrum Abnormal

Tantrum abnormal dapat menjadi tanda dari masalah yang lebih besar yang perlu ditangani dengan serius.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 25 Apr 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 11:00 WIB
Ciri Tantrum
Ilustrasi Tantrum Abnormal. (Foto: Unsplash/Yang Miao)

Liputan6.com, Jakarta - Tantrum adalah bagian alami dari tahapan perkembangan dan sering terjadi pada anak kecil. Ini terjadi ketika anak merasa frustasi dan tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik.

Tantrum adalah cara anak-anak mengekspresikan emosi mereka yang intens. Seiring dengan bertambahnya usia, kebanyakan anak belajar mengendalikan emosi mereka dan tantrum menjadi lebih jarang terjadi.

Namun, apabila tantrum menjadi lebih sering terjadi dan berlanjut hingga usia remaja, ini bisa menjadi tantrum abnormal.

“Tantrum itu merupakan suatu perkembangan normal sesuai dengan usia anak, tetapi bisa menjadi abnormal jika berlanjut sampai anak yang lebih besar dan remaja, sehingga inilah yang perlu diatasi dan diberikan suatu intervensi,” kata Dr. dr I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Dept/KSM Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Prof. Dr. I G.N.G Ngoerah.

 “Tantrum yang normal tentu waktunya tidak selama abnormal, kemudian tantrumnya juga tidak sehebat tantrum abnormal,” kata Trisna dalam acara Seminar Media Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 23 April 2024, dengan topik Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?.

Trisna menjelaskan berikut ini adalah ciri-ciri anak yang mengalami temper tantrum abnormal:

  • Usianya berlanjut diatas 4 tahun
  • Melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum
  • Lama tantrum yang lebih dari 15 menit
  • Mengalami tantrum lebih dari 5 kali per hari
  • Mood tetap negatif di antara kejadian tantrum

Beberapa Hal yang Bisa Dipertimbangkan Sebagai Tantrum Abnormal

Tantrum abnormal yang terjadi pada anak harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini:

  • Distruptive, implusive-control and conduct dosorders. Gangguan perilaku yang merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan mengontrol diri
  • Post-traumatic stress disorder, (PTSD). Gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis
  • Attention deficit hyperactivity (ADHD). Kondisi yang membuat anak mengalami gangguan psikiatrik yang ditunjukkan dengan gangguan memfokuskan perhatian secara berlebihan dan hiperaktivitas.
  • Autism spectrum disorder (ASD). kelainan perkembangan saraf yang mempengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan hal-hal di sekitarnya.
  • Gangguan belajar
  • Gangguan penglihatan atau pendengaran

Tanda bahwa ada sesuatu yang lebih dalam terjadi, seperti gangguan emosional atau mental, tantrum abnormal dapat menjadi tanda dari masalah yang lebih besar yang perlu ditangani dengan serius.

Instrumen Skrining Gangguan Perilaku

Jika terjadi tantrum abnormal, sebagai tenaga kesehatan yang ahli dibidangnya akan bisa melakukan beberapa skrining gangguan perilaku. Berikut ini beberapa instrumen skrining gangguan perilaku:

  • Kuesioner Masalah Perilaku dan Emosional (KMPE)
  • Age-State Social Emotional (ASQ: SE)
  • CBCL Child Behavior Checklist (CBCL)
  • Abbreviated Conners Teacher Rating Scale (ACTR)
  • Pediatric Symptom Checklist-17 (PSC-17)
  • Strengths Difficulities Questionnaire (SDQ)
  • Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised with Follow-up (MCHAT-R/F)

Sebagai orang tua atau pengasuh, penting untuk memperhatikan perilaku anak dan mengidentifikasi apakah ada masalah yang perlu diatasi lebih lanjut. Datanglah ke dokter jika terjadi tantrum yang abnormal, karena tenaga kesehatan ahlinya akan menangani hal ini dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya