4 Jenis Kardiomiopati, Kelainan Otot Jantung yang Kerap Picu Kematian Mendadak pada Usia Muda

Kardiomiopati adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung karena sebab yang spesifik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Sep 2024, 16:19 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 16:19 WIB
4 Jenis Kardiomiopati, Kelainan Otot Jantung yang Kerap Picu Kematian Mendadak pada Usia Muda
4 Jenis Kardiomiopati, Kelainan Otot Jantung yang Kerap Picu Kematian Mendadak pada Usia Muda. Sumber: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Edukasi terkait kesehatan jantung kembali digencarkan jelang Hari Jantung Sedunia pada 29 September 2024. Salah satu yang dibahas adalah kardiomiopati.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialisasi gagal jantung lanjut dan kardiometabolik di RS Siloam Kebon Jeruk, Leonardo Paskah Suciadi, kardiomiopati adalah salah satu kondisi jantung yang mungkin belum familiar bagi banyak orang.

“Kardiomiopati adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung karena sebab yang spesifik,” jelas Leonardo dalam keterangan pers, Selasa (24/9/2024).

“Pada hakikatnya, jantung merupakan organ otot, sehingga apabila otot jantung mengalami perubahan struktural atau fungsional, maka kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh dapat terganggu. Kondisi demikian dikenal sebagai gagal jantung,” tambahnya.

Kardiomiopati dapat berkembang secara bertahap dan sering kali tidak menunjukkan gejala khas pada awalnya, sehingga banyak orang baru menyadari kondisi ini saat sudah dalam tahap lanjut. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup dan memerlukan perhatian medis yang intensif. Apalagi kebanyakan kasus kardiomiopati terjadi pada usia muda, yaitu puncaknya di sekitar usia 30-40 tahun.

Apa Saja Jenis Kardiomiopati?

Kardiomiopati terbagi dalam beberapa jenis yakni:

Kardiomiopati Dilatasi

Kardiomiopati dilatasi adalah jenis kardiomiopati yang paling umum. Dalam kondisi ini, otot jantung akan melemah sehingga dinding bilik jantung (ventrikel) akan mengalami penipisan dan ruang jantung membesar.

Sebagai konsekuensinya, jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif. Gejala yang sering muncul termasuk sesak napas, cepat lelah, dan pembengkakan pada kaki atau perut.

Kardiomiopati Hipertrofik

Leonardo Paskah Suciadi
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialisasi gagal jantung lanjut dan kardiometabolik di RS Siloam Kebon Jeruk, Leonardo Paskah Suciadi. Foto: Siloam Hospitals.

Jenis kedua adalah kardiomiopati hipertrofik. Pada jenis ini, dinding jantung khususnya ventrikel kiri, mengalami penebalan yang berlebihan dan tidak lazim.

Adanya hipertrofi dari otot jantung ini akan menyebabkan dinding bilik jantung menjadi mengeras dan kaku sehingga berdampak pada gangguan relaksasi jantung.

Relaksasi jantung adalah suatu fase yang penting dalam pengisian darah ke dalam bilik jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh.

Jenis kardiomiopati ini merupakan yang paling sering dijumpai, yaitu sekitar 1 dari 500 populasi sehat. Penyebabnya hampir selalu mutasi genetik atau keturunan. Gejala dapat berupa nyeri dada, berdebar, dan pingsan. Kondisi ini juga dapat berakhir sebagai gagal jantung yang berat.

Pada beberapa kasus, khususnya usia muda, kelainan ini tidak menimbulkan keluhan apapun, sehingga sering kali terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan rutin semisal rekaman jantung (EKG) dan ekokardiografi. Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab tersering dari kematian jantung mendadak saat sedang berolahraga pada usia muda.

Kardiomiopati Restriktif

Jenis ketiga adalah kardiomiopati restriktif yang ditandai perubahan struktur dinding bilik jantung yang menyebabkan pengerasan otot jantung tanpa adanya penebalan dinding.

Jenis kardiomiopati ini terbilang lebih jarang dibandingkan kelainan otot jantung lainnya. Serupa dengan kardiomiopati hipertrofik, kondisi restriktif akan menyebabkan gangguan berat pada fase relaksasi otot jantung. Akibatnya, pasien dapat mengalami gagal jantung dengan gejala berat dan umumnya sulit untuk diobati. 

“Penyebabnya bisa beragam, salah satunya yang cukup sering ditemukan belakangan adalah amiloidosis (penumpukan protein amiloid) jantung,” ujar Leonardo.

Kardiomiopati Aritmogenik

Jenis keempat adalah kardiomiopati aritmogenik, kelainan ini secara spesifik disebabkan oleh perubahan jaringan otot jantung yang normal menjadi jaringan lemak fibrosa.

Secara statistik, kondisi ini lebih sering mengenai atau dimulai dari bilik jantung sebelah kanan. Namun pada sebagian kasus bisa meluas hingga ke bilik jantung kiri.

Kondisi ini sering kali menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang fatal, jauh sebelum manifestasi gejala gagal jantung terjadi. Hal ini berkaitan dengan insidensi henti jantung atau kematian jantung mendadak yang lazimnya dijumpai pada pasien usia muda dengan penampilan sehat tanpa gejala sebelumnya.

 

Infografis Serangan Jantung
Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya