Liputan6.com, Jakarta Pemimpin tertinggi gereja Katolik Paus Fransiskus mengalami bronkospasme terisolasi pada Jumat, 28 Februari 2025. Kondisi itu membuatnya kesulitan bernapas dan mengalami muntah.Â
"Bapa Suci, pada Jumat sore, setelah (Jumat) pagi hari menghabiskan waktu bergantian antara fisioterapi pernapasan dan doa di kapel, mengalami episode bronkospasme terisolasi," kata pihak Vatikan seperti mengutip Vatican News pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Advertisement
"Hal ini menyebabkan episode muntah, yang menyebabkannya menghirup sedikit dan kondisi pernapasannya tiba-tiba memburuk," lanjut pihak Vatikan.
Advertisement
Kondisi itu membuat tim medis rumah sakit Gemelli Roma Italia memberikan ventilasi mekanis non-invasif. Kabar sedikit baik, dilaporkan bahwa nilai pertukaran udara dilaporkan telah kembali ke tingkat yang serupa dengan sebelum episode tersebut muncul.
Namun, diperlukan waktu sekitar 24 hingga 48 jam untuk dapat menilai kondisi klinis Paus Fransiskus setelah episode bronkospasme yang terisolasi.
Apa Itu Bronkospasme?
Bronkospasme adalah kondisi ketika otot-otot yang melapisi bronkus (saluran udara yang menghubungkan tenggorokan) ke paru-paru mengencang dan menyebabkan saluran udara menyempit seperti mengutip laman Cleveland Clinic.Â
Penyebab bronkospasme beragam, mulai dari alergi, infeksi saluran pernapasan, hingga paparan zat iritan.
Â
Waspada Gejala Bronkospasme: Bisa Ringan hingga Parah
Kondisi bronkospasme menimbulkan gejala ringan hingga berat. Gejalanya meliputi sesak napas, mengi (suara siulan saat bernapas), batuk, nyeri dada, kelelahan, pusing.
Pada kondisi berat bisa menyebabkan kesulitan bernapas yang parah dan membutuhkan bantuan medis segera.
Perlu diingat bahwa setiap individu bisa mengalami gejala yang berbeda, sehingga penting untuk waspada terhadap perubahan kondisi pernapasan.
Â
Advertisement
Siapa yang Rentan Kena Bronkospasme?
Bronkospasme dapat terjadi pada siapa saja. Paling sering bronkospasme terjadi pada orang dengan alergi, asma, dan kondisi paru-paru lainnya. Selain itu, anak-anak dan orang dewasa berusia di atas 65 tahun lebih mungkin mengalami bronkospasme.
Bronkospasme merupakan gejala asma dan kondisi medis lainnya.
Orang dengan asma dapat mengalami bronkospasme, tetapi tidak semua orang dengan bronkospasme mengalami asma. Kedua kondisi tersebut merupakan akibat dari saluran udara yang teriritasi atau meradang.
Kapan Harus ke Dokter
Â
Bronkospasme bisa membuat seseorang merasa takut karena kondisi itu membuat tidak bisa mendapatkan cukup udara. Jika belum pernah mengalami bronkospasme sebelumnya, pengalaman pertama Anda bisa sangat menakutkan.
Bila mengalami gejala bronkospasme yang tiba-tiba atau parah, seperti nyeri dada atau kesulitan bernapas, atau mengi, Anda harus pergi ke ruang gawat darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika mengalami gejala-gejala bronkospasme, terutama jika gejala tersebut berat atau berlangsung lama, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Â
Advertisement
