Penderita Sifilis Meningkat, Menkes: Apakah Budaya Kita Jelek?

Menkes Nafsiah Mboi geregetan melihat terus meningkatnya angka kematian ibu dan anak, penularan HIV, dan kematian akibat narkoba.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Sep 2013, 10:58 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2013, 10:58 WIB
menkes-nafsiah130429c.jpg
Angka kematian ibu dan anak terus meningkat, begitu pula dengan penularan penyakit kelamin, HIV dan kematian akibat narkoba. Kondisi tersebut tentu membuat Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi geregetan.

Nasfiah mengatakan, hal tersebut juga membuatnya sedih dan risau. Apalagi hal tersebut disampaikan di tengah acara APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation).

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Peluncuran Buku Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak tahun 2013-2017 dan Seminar Penurunan Angka Kematian dari Ibu ke Anak di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (26/9/2013).

"Saya sedih melihat Indonesia di antara negara APEC. HIV meningkat, infeksi ibu ke bayi meningkat, come on," ujar Nafsiah.

Menurut Nafsiah, dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, kita harus mencari tahu penyebabnya dari hulu. "Kalau kita menyelesaikan masalah ini dari hilir, we will not succed. Setiap orang berpikirnya kematian anak akibat ibu dan penularan HIV ke anak salah ibu. Padahal harusnya ada peran laki-laki. Kalau tidak ada laki-laki mana bisa wanita hamil dan memiliki penyakit".

"99 persen penyakit kelamin ditularkan laki-laki. Dan dari dirinya juga, anak bisa tertular. Jadi jangan biarkan wanita sendirian menghadapi ini," ungkapnya.

Selain itu, menkes juga menyampaikan bahwa di beberapa daerah wisata, penderita sifilis (penyakit kelamin) tinggi.

"Saya geregetan, apakah ini budaya Indonesia? Apakah budaya kita jelek, sehingga penyakit sifilis terus terjadi. Apa itu kebudayaan kita? Ini menyangkut anak-anak," tegasnya.

(Fit/Mel)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya