Kebanyakan Makan Mi Instan Bikin Anak Indonesia Kurang Gizi

Menurut menkes, saat ini banyak anak Indonesia yang kekurangan gizi karena terlalu banyak makan mie instan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Des 2013, 12:59 WIB
Diterbitkan 09 Des 2013, 12:59 WIB
menkes-nafsiahmboi130319c.jpg
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi kembali menyerukan pola makan sehat yang kini sudah mulai berubah. Menurutnya, saat ini banyak anak Indonesia yang kekurangan gizi karena terlalu banyak makan mi instan.

"Ada pergerseran gizi terutama di desa-desa. Saya mendapat laporan adanya perubahan pola makan yang mengakibatkan anak-anak kurang gizi. Aneh, semestinya ketika ekonomi makin baik, gizi anak juga makin baik. Tapi yang bertambah gizi justru orang dewasa," kata menkes di sela rangkaian acara Peringatan hari Ibu ke-85 tahun 2013 yang berlangsung di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (9/12/2013).

Menurut menkes, saat ini kelebihan gizi terjadi di kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak karena terlihat banyak yang gemuk. Ini karena ada pergeseran makan. Bahkan pergeseran ini sudah sampai beberapa desa.

"Pergeseran makan tersebut adalah kebiasaan anak-anak yang mulai banyak makan mi instan sementara konsumsi buah dan sayur menurun. Ini terjadi di hampir seluruh Indonesia. Kurang gizi juga meningkat karena ibu jarang masak sayur dan makan mi. Habis makan mi, duduk, nonton tv dan kegiatan berkurang," jelas menkes.

Menkes menegaskan, terlalu banyak makan mi instan yang memiliki karbohidrat tinggi akan menyebabkan seseorang kekurangan darah, vitamin dan mineral.

"Saya mengerti itu kalau memang ibu-ibu kurang waktu. Tapi konsumsi sayur dan buah jangan dikurangi. Dulu sewaktu saya masih aktif di PKK, kami punya kegiatan menanam sayur sendiri. Tapi agaknya itu mulai berkurang," kata Menkes.

Menkes menerangkan, makan banyak mi juga bisa menyebabkan gemuk. Bila gemuk, seseorang akan diabetes, tekanan darah tinggi. Belum lagi bapak-bapak yang merokok sehingga bisa meningkatkan risiko stroke atau kanker.

"Ayo, kita bikin tindakan supaya anak-anak sehat sehingga mereka punya daya saing," tambah menkes.

(FIt/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya