Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil, Perlu Diwaspadai

Selalu kontrol ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan selama masa kehamilan.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 11 Okt 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 18:30 WIB
Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil
Ibu hamil (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Infeksi saluran kemih atau ISK di masa kehamilan merupakan salah satu kondisi yang perlu diwaspadai. Pasalnya, ibu hamil sangat rentan mengalami infeksi saluran kemih. 

Infeksi saluran kemih lebih rentan terjadi pada usia kehamilan 6 hingga 24 minggu. Anda harus benar-benar menjaga area kewanitaan secara maksimal.

Pasalnya, infeksi saluran kemih pun sulit terdeteksi lewat gejala alias tidak selalu menimbulkan gejala. Maka tidak heran, penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami infeksi tersebut.

Kondisi ini sangat membahayakan ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Berikut Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber mengulas bahaya infeksi saluran kemih saat hamil, Jumat (11/10/2019).


Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Semua orang dapat mengalami infeksi saluran kemih. Kondisi ini bisa terjadi karena tidak menjaga kebersihan setelah buang air besar maupun buang air kecil. Selain itu, kebiasaan menggunakan pakaian ketat atau berbahan tidak menyerap keringat bisa membuat daerah kewanitaan lembap.

Begitu juga pada ibu hamil, yang berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Terlebih pada usia kehamilan 6-24 minggu.

Wanita memang digadang-gadang punya risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih karena memiliki uretra yang lebih pendek dibandingkan pria. Inilah yang menyebabkan risiko terinfeksi menjadi lebih besar.

Apalagi pada ibu hamil yang kerap mengalami perubahan posisi saluran kemih yang bisa meningkatkan risiko infeksi. Uterus ibu hamil akan membesar dan berada tepat di atas kandung kemih.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran rahim yang membesar dapat menyebabkan sumbatan pada aliran urine di saluran kemih. Nah, apabila kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat memicu infeksi saluran kemih.


Bahaya Infeksi Saluran Kemih Selama Kehamilan

Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil
Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil (Ilustrasi/iStockphoto)

Infeksi apapun yang terjadi selama kehamilan sangat berbahaya bagi ibu hamil maupun bayi yang sedang dikandung. Wanita yang pernah menderita infeksi saluran kemih lebih rentan mengalaminya selama kehamilan.

Ibu hamil berisiko lebih tinggi terhadap infeksi saluran kemih, maka Anda harus menjaga kebersihan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hal ini berguna untuk memberikan penangangan segera apabila terdeteksi infeksi sebleum terjadi komplikasi yang dapat membahayakan janin.

Apabila infeksi saluran kemih tidak segera mendapatkan penanganan khusus seperti terapi, maka infeksi akan memburuk hingga menyebabkan infeksi pada ginjal. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur dan berat badan bayi rendah.

Untuk itu, penting untuk mendeteksi dini dan terapi yang tepat untuk menghindari komplikasi tersebut. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik yang aman untuk ibu hamil dan janin.

Apabila sudah ditangani tetap merasakan keluhan dalam tiga hari, bahkan disertai demam, menggigigil, mual, muntah, maupun kontraksi, bersegeralah untuk menemui dokter.


Gejala Infeksi Saluran Kemih yang Kerap Dirasakan

Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil
Ibu hamil disarankan rutin memeriksakan kondisi kesehatan

- Rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil,

- Urine berwarna keruh atau terdapat darah,

- Nyeri panggul atau punggung bagian bawah,

- Sering buang air kecil,

- Demam,

- Mual dan muntah.

Namun, untuk benar-benar mendeteksi terjadinya infeksi saluran kemih tersebut, perlu dilakukan beberapa tes. Biasanya dokter akan melakukan tes urine untuk menguji adanya bakteri penyebab infeksi tersebut.


Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih Selama Kehamilan

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Tingkat terjadinya infeksi saluran kemih pada ibu hamil memang sangat tinggi. Namun, Anda bisa mencegahnya dengan menjaga kebersihan area kewanitaan, menjaga pola hidup sehat dengan minum air putih sebanyak 6 hingga 8 gelas setiap harinya, menghentikan kebiasaan menahan buang air kecil, serta menghindari kebiasan berendam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya