Liputan6.com, Jakarta Pola lantai tari saman adalah hal dasar yang perlu diketahui oleh setiap pemain tari saman. Pola lantai tari saman sendiri salah satu bagian penting dalam seni tari. Setiap kesenian tari memiliki pola lantai yang berbeda-beda, dan itulah yang menjadi ciri khasnya.
Pola lantai tari saman adalah horizontal atau garis lurus. Tarian saman yang berasal dari daerah Aceh ini, memiliki ciri khas menggunakan pola garis lurus. Penari akan berbaris membentuk garis memanjang ke samping.
Advertisement
Pola lantai tari saman adalah pola yang harus dilakukan penari saat diatas panggung. Meski terlihat sederhan, namun pola lantai tari saman memiliki makna dan fungsi tersendiri. Fungsi utama pola lantai tari saman adalah untuk mengukur kekompakan para penari.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian pola lantai tari saman dan fungsinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (8/1/2023).
Pengertian Pola Lantai Tari Saman
Pola lantai tari saman adalah garis lurus (horizontal) yang dilakukan dengan membentuk barisan memanjang ke samping. Pola lantai sendiri adalah garis di lantai yang dilalui oleh penari ketika melakukan gerak tari berupa perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Pola ini seringkali disebut sebagai garis imajiner.
Pola lantai tari saman adalah para penari akan duduk dengan sejajar yang membentuk garis lurus memanjang dan bersimpuh membentuk barisan dengan jarak yang rapat hingga bahu saling bersentuhan.
Tari saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan atau dakwah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Pola lantai tari saman cukup kompleks dan butuh latihan keras serta kerjasama tim untuk bisa menguasainya. Tarian saman sendiri dikenal dengan tarian yang memiliki gerakan unik dan selaras dengan alunan musiknya. Fungsi pola lantai tari saman adalah untuk menata gerak tarian yang selaras atau kompak antar anggota penari.
Advertisement
Sejarah Tari Saman
Dikutip dari laman Kemdikbud, tari saman berasal dari kesenian yang disebut pok one yang artinya menepuk tangan sambil bernyanyi. Menurut sejarahnya, tari saman dikembangkan oleh seorang tokoh Islam yang bernama Syeh Saman. Selain sebagai penyiar agama Syeh Saman juga seorang seniman sehingga namanya kemudian didedikasikan sebagai nama tarian Saman. Dalam perkembangan selanjutnya kesenian ini digunakan sebagai media dakwah untuk pengembangan agama Islam. Sebagai media pengembang agama Islam, sampai kini masih kita rasakan dalam syair-syairnya, terutama dalam langkah-langkah awal selalu dimulai dengan salam.
Tari Saman lahir lebih kurang pada abad ke-XIV. Tetapi jika tarian tersebut dijadikan sebagai alat dakwah penyebaran Islam, maka tarian tersebut telah ada sebelum Islam masuk ke Tanah Gayo. Snouck Hurgronje dalam perjalanannya ke Tanah Gayo pada awal 1900-an (Tanoh Gayo dan Penduduknya, 1996), mengatakan bahwa Tari Saman ini dilakukan pada saat akhir bulan puasa oleh para anak muda (laki-laki).
Keberadaan tari Saman pada masyarakat Gayo merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Saman ada dan hid up pada masyarakat Gayo Deret (Gayo Blang) di manapun mereka berada. Selain dilaksanakan di kampung halamannya, Saman juga dilakukan di daerah-daerah perantauan mereka, misalnya di Banda Aceh, Medan, dan juga di Jakarta. Di kampong halamannya, Tari Saman dimainkan mulai dari tingkat jorong (dusun) hingga tingkat kabupaten.Â
Tari Saman adalah bagian dari budaya masyarakat Gayo yang berfungsi sebagai media komunikasi, ajang silaturahmi, dan sebagai hiburan. Umumnya, tari Saman dilakukan di bale saman atau di lapangan kampung yang ditampilkan pada hari-hari besar seperti upacara perkawinan, hari raya dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis Tari Saman
Dikutip dari laman Kemdikbud, jenis-jenis tari saman ada beragam mulai dari:
1. Saman Jejunten, yaitu saman yang dilakukan malam hari dengan duduk di atas pohon kelapa yang ditebang.
2. Saman Njik, yaitu saman yang dilakukan pada waktu istirahat pada kegiatan menggirik padi.
3. Saman Ngerje (Umah Sara), yaitu saman yang dilakukan oleh pemuda pada acara pesta perkawinan.
4. Bejamu Besaman, yaitu saman yang dilakukan dengan mengundang grup saman dari kampung lain.
5. Saman Bale Asam adalah saman yang dilaksanakan pada siang hari dalam rangka peringatan hari besar.
Advertisement
Gerakan Tari Saman
Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudahkan dakwahnya. Dalamam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tari Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa Bahasa Gayo).
Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan pada era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit. Bahkan, kini tari saman juga telah banyak dilakukan oleh penari wanita, baik remaja hingga orang dewasa.