Dokter Sukses Operasi Janin di Dalam Otak Bayi Berusia 1 Tahun, Kasus Langka

Janin yang tak sempurna tumbuh di dalam otak kembarannya.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 15 Mar 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 10:30 WIB
Janin di dalam otak bayi
Penampakan CT Scan janin di dalam otak bayi (Sumber: Ilustrasi Pexels/jonathan-borba, Twitter/OGdukeneurosurg)

Liputan6.com, Jakarta Dunia kedokteran selalu berkembang mengingat ada banyak kasus unik yang terjadi. Seperti baru-baru ini, ada fenomena medis unik yang melibatkan pasien bayi. Kasus utamanya ialah bayi kembar, namun kejadian yang dialami bayi yang sudah lahir ini seketika mengejutkan tim dokter, terlebih orang tua si bayi. 

Melansir dari Mashable, seorang bayi di China mengidap kelainan aneh. Bayi yang kini berusia  1 tahun itu sebelumnya lahir dengan selamat. Namun ada janin yang bersarang di dalam kepala bayi tersebut. Lewat CT Scan, janin yang belum terbentuk sempurna itu berada di rongga kepala, mendesak otak.

Kasus ini disebut janin-dalam-janin intraventrikular. Para dokter menangani langsung pada seorang gadis berusia satu tahun di Shanghai. Dokter dari Universitas Fudan mencatat bahwa gadis tersebut memiliki beberapa masalah indikasi, seperti kepala yang membesar dan kekurangan keterampilan motorik.

Fenomena janin bayi di kepala bayi berusia satu  tahun ini menjadi kasus yang langka. Terlebih di pandangan masyarakat biasa, kasus medis ini merupakan hal yang aneh. Tak sedikit yang penasaran apa penyebab adanya janin di dalam kepala bayi tersebut. 

Berikut Liputan6.com merangkum fenomena janin di dalam otak bayi berusia satu tahun melansir dari Mashable, Rabu (15/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penampakan Janin dalam Kepala Bayi Berusia Satu Tahun

Janin di dalam otak bayi
Penampakan janin di dalam otak bayi setelah dioperasi (Sumber: Twitter/OGdukeneurosurg)

Lewat bukti CT Scan, tim dokter Universitas Fudan mengamati dengan teliti fenomena janin di dalam kepala bayi. Mereka mengungkapkan bahwa otaknya telah mengalami penyusutan. Kemudian ada kelebihan cairan yang disebabkan oleh pertumbuhan di ventrikel

Mereka akhirnya sepakat untuk melakukan operasi pengangkatan janin yang tumbuh secara tak sempurna itu. Kembaran bayi berusia satu tahun itu bukan lagi disebut sebagai embrio. Pasalnya, sudah ada anggota tubuh bagian atas yang sudah terbentuk. Bahkan ada anggota badan menyerupai jari.

Kendati demikian, penampakan janin ini belum sempurna yang masih terlihat seperti bayi seutuhnya. Warnanya pun merah muda seperti segumpal daging yang bagi orang awam terbilang aneh. 

Meskipun tidak jelas bagaimana gadis itu pulih setelah operasi, kasus serupa lainnya menunjukkan bahwa anak-anak "janin-dalam-janin" dapat dan memang pulih dengan baik.


Pembentukan Sel Embrio Bayi Kembar yang Tak Normal di Dalam Kandungan

Janin di dalam otak bayi
Penampakan CT Scan janin di dalam otak bayi (Sumber: Twitter/OGdukeneurosurg)

Bukan tanpa alasan meskipun jarang terjadi, ada penyebab ilmiah proses pembentukan janin di dalam kepala bayi ini. Dalam sebuah penelitian American Academy of Neurology, semua terjadi pada tahap awal kehamilan kembar. Ketika blastokista (sekelompok sel pembagi yang dibuat oleh sel telur yang telah dibuahi) gagal memisahkan diri dengan benar dan menyebabkan salah satu embrio diselimuti oleh yang lain.

Dalam kasus ini, embrio "berselubung" gagal berkembang tetapi tetap "hidup", dalam beberapa hal, karena suplai darah dari kembar lainnya. Bagian siam dari embrio berkembang menjadi otak depan janin inang dan menyelubungi embrio lainnya selama pelipatan pelat saraf.

Lewat kasus serupa, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1982, seorang anak berusia enam minggu dengan ukuran kepala yang membesar ditemukan memiliki janin berukuran 14 sentimeter. Anggota tubuh yang berkembang, kepala, dan tubuh di dalam tubuhnya. Janin berhasil diangkat, dan anak tersebut mengalami pemulihan yang sangat baik.

Seperti disebutkan sebelumnya, kasus "janin-dalam-janin" sangat jarang terjadi. Pasalnya hal ini terjadi pada sekitar satu dari setiap 500.000 kelahiran. Meskipun sebagian besar ditemukan di dalam tubuh bayi hidup, membuatnya sangat jarang mempengaruhi otak.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya