Liputan6.com, Jakarta Gejala alergi sinar matahari bisa jadi salah diartikan sebagai gejala sunburn atau kulit terbakar matahari. Pasalnya, gejala yang dirasakan pada kedua penyakit ini hampir serupa. Oleh karena itu, kamu perlu benar-benar mengenali gejala kedua gangguan kesehatan tersebut dapat mengatasinya dengan tepat.Â
Baca Juga
Alergi sinar matahari atau sun rashes merupakan suatu istilah yang menggambarkan terdapatnya kondisi kulit yang sensitif terhadap radiasi ultraviolet yang ada pada sinar matahari (fotosensitivitas).Â
Advertisement
Gejala alergi sinar matahari tergantung pada jenisnya. Jenis alergi sinar matahari yang paling sering terjadi adalah polymorphic light eruption (PLE).Beberapa jenis alergi sinar matahari lainnya yaitu, solar urticarial, photoallergic eruption, hingga actinic prurigo.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/8/2020) tentang gejala alergi sinar matahari.
Gejala Alergi Sinar Matahari
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala alergi sinar matahari hampir mirip dengan tanda-tanda yang ditunjukkan kulit terbakar matahari atau sunburn. Dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter untuk membedakan gejala kedua gangguan ini dan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Namun, perbedaan mendasar dari keduanya yaitu, pada alergi matahari, reaksi terjadi secara spontan akibat sensitivitas tinggi terhadap sinar ultraviolet. Sementara pada kondisi terbakar matahari, reaksi kulit terjadi akibat kerusakan DNA sel kulit.
Gejala alergi sinar matahari bisa timbul mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari setelah terpapar. Kamu bisa mengalami gejala alergi sinar matahari sebagai berikut:
- Kulit terasa gatal dan nyeri
- Bercak kemerahan (eritema) dan disertai rasa gatal.
- Bercak tersebut akan menetap hingga beberapa hari dan berubah menjadi bengkak dan bentol s eperti biduran.
- Pada beberapa orang, bisa menjadi lenting yang berisi air.
- Kulit melepuh dan mengelupas
- Kulit mengeras
Berbagai gejala alergi sinar matahari tersebut bisa terjadi di beberapa lokasi tubuh yang paling sering terpapar sinar matahari. Misalnya saja pada leher dan dada bagian atas, lengan atas, punggung tangan, tungkai atas, hingga pada wajah. Gejala alergi sinar matahari akan berkurang dan tidak meninggalkan bekas dalam beberapa hari, jika kamu tidak terkena paparan sinar matahari lagi setelah itu.
Advertisement
Penyebab Alergi Sinar Matahari
Setelah mengenali berbagai gejala alergi sinar matahari, kamu tentunya perlu mengetahui penyebabnya. Sebanarnya, sampapi kini penyebab alergi matahari belum pasti. Beberapa orang mengalaminya karena faktor keturunan. Sementara ituada juga yang mengalaminya karena pengobatan, paparan zat kimia, atau tumbuhan tertentu.
Hal ini lebih rentan terjadi pada orang-orang berkulit putih. Selain itu, seseorang yang kulitnya telah terpapar bahan kimia, seperti parfum, disinfektan, dan bahan kandungan tertentu dari tabir surya, juga lebih rentan mengalami alergi sinar matahari. Â Anak yang memiliki penyakit kulit sebelumnya, seperti dermatitis juga lebih rentan kena alergi sinar matahari.
Â
Cara Mencegah dan Mengatasi Alergi Sinar Matahari
Jika kamu merasakan beberapa gejala alergi sinar matahari yang telah disebutkan, kamu bisa mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan tersebut dengan menerapkan cara-cara berikut:
Cara Mencegah Alergi Sinar Matahari
Pada dasarnya cara mencegah alergi sinar matahari dan sunburn hampir sama, yaitu dengan:
- Hindari berada di luar ruangan antara pukul 10 pagi hingga jam 2 siang. Pada jam-jam itulah sinar matahari sedang sangat kuat.Â
- Lindungi kulit dengan tabir surya, baju berlengan panjang, dan topi.Â
- Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30. Ulangi penggunaannya tiap jam, terutama saat berenang atau berkeringat.
- Kenakan kacamata hitam dengan perlindungan ultraviolet.
- Waspadailah beberapa produk perawatan kulit yang justru bisa memperparah kondisi alergi Anda. Bila perlu, hentikan dulu penggunaan losion dengan pewangi ataupun produk-produk lainnya yang mengandung alkohol.
Cara Mengatasi Alergi Sinar Matahari
- Mengaplikasikan kompres dingin dengan waslap yang dingin dan lembap ke area ruam. Kamu juga bisa menyemprotkan air dingin ke area tersebut.
- Untuk meringankan gatal, kamu bisa mengonsumsi obat antihistamin (obat alergi) atau mengoleskan krim atau gel yang mengandung kortikosteroid.
- Kamu juga bisa menggunakan gel aloe vera, spray, atau bedak cair yang mengandung kalamin untuk meringankan iritasi.
- Jika gejala tidak kunjung membaik dan justru bertambah parah, misalnya ruam melebar sampai ke area yang tertutup pakaian, sebaiknya segera periksakan kondisi tersebut ke dokter. Ini penting agar dokter bisa memberikan dosis obat alergi yang tepat ataupun terapi kulit yang lebih efektif.
Â
Â
Advertisement